BAGIKAN
Credit: NASA.gov

Dalam jarak ‘hanya’ 50 juta tahun cahaya dari bumi, terdapat sekitar 1.560 buah bintang yang kemungkinan dikelilingi oleh ribuan planet. Diperkirakan ada sekitar seribu planet -yang dikenal dengan eksoplanet- yang mempunyai struktur mirip dengan bumi. Bisa jadi ada di antaranya yang memiliki kehidupan di dalamnya.

Lebih dari 99 persen dari dunia luar tersebut belum pernah ditemukan, tetapi mungkin sebentar lagi semua akan berubah.

Teleskop angkasa terbaru milik NASA yang didesain untuk menemukan eksoplanet baru diberi nama TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite), mengemban misi untuk memantau ribuan bintang diangkasa dan mencari tanda-tanda keberadaan eksoplanet yang berada dekat dengan sistem tata surya kita. TESS mengorbit bumi setiap 13,7 hari, dan didukung oleh sebuah jaringan teleskop dipermukaan bumi untuk mencari ratusan planet hingga beberapa tahun mendatang.




Teknologi ini akan mentransformasi pemahaman astronom tentang dunia alien disekitar kita dan mencari target di luar tata surya untuk diteliti dengan teleskop yang didukung teknologi terbaru untuk mencari tanda-tanda kehidupan di luar angkasa sana. Dalam satu tahun, TESS telah berhasil mengidentifikasi lebih dari 1200 kandidat planet, 29 planet diantaranya telah dikonfirmasi oleh para astronom sebagai planet.

Teleskop TESS memiliki kemampuan unik untuk melakukan pencarian secara simultan di puluhan ribu bintang untuk mencari planet, diharapkan artinya TESS akan bisa menemukan lebih dari 10,000 dunia baru.

Para astronomer yang tergabung dalam Proyek EDEN ikut membantu misi TESS dalam melakukan eksplorasi terhadap planet-planet baru.

Mereka menggunakan teleskop di permukaan bumi dan di angkasa dalam menemukan eksoplanet untuk bisa mempelajari apakah ada kehidupan di planet-planet tersebut.

Dunia di luar planet kita seakan menanti untuk ditemukan. Sebagai contoh, Proxima Centauri, sebuah bintang merah yang bercahaya redup, tidak akan terlihat tanpa bantuan teleskop. Bintang ini adalah salah satu dari lebih dari seratus milyar bintang sejenis yang ada di dalam galaksi kita. 

Disekeliling bintang Proxima mengorbit planet misterius yang diberi nama Proksima Centauri b, baru ditemukan pada bulan Agustus 2016 di sebuah observatorium di selatan Eropa.

Belum banyak yang diketahui tentang Proxima b. Para astronom memberi nama planet yang ditemukan dalam sebuah sistem dengan menambahkan huruf “b”. Planet ini belum pernah dilihat sebelumnya, baik dengan mata telanjang ataupun melalui teleskop.

Dengan menggunakan metode kecepatan radial (spektroskopi doppler) bisa diketahui keberadaan sebuah objek yang mengorbit bintang karena adanya gaya gravitasi pada bintang induknya yang menyebabkan kecepatan bintang akan berkurang. Berkurangnya kecepatan bintang ini bisa diketahui dengan pengukuran yang dilakukan oleh sebuah grup astronom internasional berdasarkan data yang dikumpulkan oleh teleskop-teleskop di permukaan bumi.

Proxima b Kemungkinan memiliki komposisi berbatu, mirip dengan bumi, dengan massa yang lebih besar. Planet ini menerima energi panas dalam jumlah yang sama seperti yang bumi terima dari matahari.





Dan fakta -fakta lainnya semakin menarik perhatian para astronom: berlokasi di zona layak huni dan memiliki kondisi dan struktur mirip dengan bumi, seperti permukaannya, terdapat air dalam bentuk cair, dan mungkin saja memiliki atmosfer dengan komposisi yang mendukung adanya kehidupan.

Misi TESS oleh NASA yang diluncurkan pada bulan April 2018 adalah memburu planet-planet di luar sistem tata surya yang memiliki struktur dan kondisi mirip dengan bumi dengan metode yang berbeda. TESS memindai bintang-bintang untuk mencari sebuah peristiwa langka, yaitu meredupnya cahaya bintang akibat planet yang bergerak melewati bintang induknya, keberadaan sebuah planet menghalangi jalan cahaya bintang.

Adanya peristiwa ini, mengindikasikan bukan hanya keberadaan dari planet-planet, tetapi juga ukuran dan orbitnya.

Bisa menemukan jalur transit baru dari eksoplanet di luar tata surya merupakan hal yang luar bisa bagi para astronom, karena metode ini sekaligus bisa menentukan kepadatan dan komposisi atmosfer dari planet tersebut.

Eksoplanet dengan ukuran kecil sangat menarik perhatian para astronom, akan terdeteksi oleh TESS ketika mengorbit bintang yang berukuran kecil yang dikenal dengan bintang katai merah (bintang dengan massa lebih kecil dari setengah massa matahari kita).

Setiap sistem bintang mempunyai keunikan sendiri. Contohnya, LP 791-18, adalah sebuah bintang katai merah yang berjarak 86 tahun cahaya dari bumi, dan di sekitarnya bintang ini, TESS menemukan dua buah eksoplanet.

Planet pertama dikenal dengan “super earth”, memiliki ukuran lebih besar dari bumi dengan struktur yang terdiri dari bebatuan, dan planet kedua mirip dengan planet Neptunus tetapi berukuran lebih kecil, kaya akan gas dan es. Tidak ada planet di sistem tata surya kita yang mirip dengan kedua planet ini.

Sebuah planet unik dan menjadi favorit para astronom ditemukan belum lama ini, diberi nama planet LHS 3884b, dengan temperatur sangat panas dan mengorbit bintangnya dengan sangat cepat, sehingga jika anda berada di planet ini, anda akan merayakan ulang tahun setiap 11 jam sekali. Setelah dilakukan pengamatan secara detil dengan teleskop angkasa Hubble, diketahui planet ini tidak memiliki atmosfer dan memiliki suhu yang sangat panas. 

Planet ini berkomposisi bebatuan dengan temperatur berkisar antara 700oC pada siang hari dan hampir mendekati titik nol (- 460 o F) pada malam hari.

Awalnya, misi TESS didanai selama dua tahun. Dan karena kondisi pesawat angkasa masih dalam kondisi prima, maka NASA memperpanjang misinya hingga tahun 2022, waktu yang panjang bagi TESS untuk berburu cahaya bintang yang meredup akibat transit planet di dekatnya.

Yang paling menantang adalah menemukan eksoplanet disekitar bintang yang bersuhu kurang dari 2700oC, karena cahaya bintangnya sangat redup.

Pada bulan Mei 2016, sebuah grup astronom di Belgia berhasil menemukan sebuah sistem planet di sekitar bintang katai “ultracool” TRAPPIST-1. Terdapat tujuh buah eksoplanet berukuran mirip bumi mengorbit bintang tersebut. Penemuan ini dianggap fenomenal karena menggunakan teleskop yang berukuran relatif kecil. Dengan kesabaran dan kegigihan para astronom, teleskop TRAPPIST berhasil memindai bintang-bintang katai merah terdekat dari ketinggian pegunungan di gurun Atacama, mencari keberadaan eksoplanet.

Pada satu dekade mendatang mungkin akan diingat sebagai saat ketika kita akhirnya membuka mata kita pada keberagaman dunia di luar tata surya kita. TESS mungkin akan menemukan sekitar 10.000 hingga 15.000 kandidat eksoplanet pada tahun 2025.

Dan pada tahun 2030, misi GAIA dan PLATO milik badan antariksa Eropa diharapkan bisa menemukan sekitar 20.000-35.000 planet lainnya. GAIA akan mencari eksoplanet dengan metode spektroskopi doppler, dan PLATO akan menggunakan metode yang sama dengan TESS.

Dan walaupun diantara ribuan planet yang nanti ditemukan, eksoplanet terdekat dengan sistem tata surya kita akan menjadi spesial. Banyak hal detail yang bisa dipelajari, termasuk kemungkinan adanya tanda-tanda kehidupan.




Penemuan dunia lain di sekitar sistem tata surya kita menandakan adanya kemajuan besar manusia dalam mengeksplorasi alam semesta tempat tinggal kita.

Setelah kita memetakan planet kita, selanjutnya sistem tata surya kita, dan nantinya sistem planet terdekat. Mungkin suatu hari Proxima B atau dunia terdekat yang belum ditemukan para astronom akan menjadi tujuan pesawat antar bintang, seperti Proyek Starshot, atau bahkan pesawat angkasa berawak. 


IKLAN