BAGIKAN
(NASA/Goddard/University of Arizona)

Sebuah misi NASA yang diberi nama OSIRIS-Rex menjalankan misi pengambilan sampel bebatuan murni asteroid di angkasa dan membawanya kembali ke Bumi untuk penelitian ilmiah. Wahana antariksa Regolith Explorer akan menyentuh permukaan asteroid Bennu, yang bergerak di angkasa pada kecepatan 63000 mil per jam (101.000 kilometer per jam).

Dan tanggal 21 Oktober 2020 kemarin, dari jarak 320 juta kilometer (200 juta mil), para ilmuwan NASA yang mengendalikan wahana antariksa tersebut dari Bumi, berhasil mendaratkan Regolith Explorer selama 6 detik untuk mengambil sampel batuan di permukaan asteroid dan kemudian kembali ke Bumi.

Pada pukul 6.08 EDT (17.08 WIB), sinyal dari wahana antariksa OSIRIS-REx sampai ke Bumi, mengabarkan pendaratan telah berlangsung dengan sukses di permukaan asteroid Bennu,  dengan jarak sekitar satu meter dari permukaannya dan kemudian kembali mengangkasa setelah melakukan kontak selama enam detik.

Selama kontak, lengan robotik Touch-and-Go Sample Acquisition Mechanism (TAG SAM) diharapkan berhasil mengumpulkan sampel debu dan batuan asteroid untuk diteliti lebih lanjut di Bumi.

Kemarin, NASA melakukan siaran langsung dari peristiwa pendaratan ini dalam format CG animation, karena kecepatan data transfer OSIRIS-Rex hanya sekitar 40 bits per detik – sangat rendah untuk ditampilkan dalam bentuk video siaran langsung. Tetapi wahana antariksa tersebut berhasil mengambil gambar selama proses pendaratan berlangsung dam kini rentetan gambar telah berhasil diterima di Bumi untuk nantinya akan digabungkan menjadi sebuah rentetan gambar yang indah.

Kamera SamCam yang dilekatkan pada wahana angkasa Regolith Explorer mengambil gambar setiap 1,25 detik, sehingga para ilmuwan di Bumi dapat selalu memantau kondisi wahana antariksa tersebut. Video pendaratan dibuat dari 82 buah foto yang digabungkan, terdiri dari rentetan gambar selama 5 menit mulai dari ketinggian 25 meter hingga wahana menyentuh permukaan dan kemudian kembali menyalakan mesin pendorong untuk kembali mengangkasa hingga pada ketinggian 13 meter.

 

Pada saat kontak pertama terjadi, lengan robot TAGS terlihat menghancurkan batuan rapuh di bawahnya,” kata astronom dan ilmuwan OSIRIS-REx, Brittany Enos dari University of Arizona.

“Satu detik kemudian, wahana angkasa mulai menembakkan tabung gas nitrogen untuk mengumpulkan sejumlah sampel pada lokasi pengambilan. Data awal yang kami terima menunjukkan bahwa wahana angkasa tersebut menghabiskan sekitar 5 dari 6 detik waktu kontak untuk mengumpulkan material permukaan asteroid, dan sebagian besar sampel telah berhasil terambil pada 3 detik pertama.”

TAG SAM dirancang untuk mengumpulkan sampel material di sebuah area dengan cara mengacaukan material pada permukaan untuk kemudian mengambilnya. Tim peneliti berharap setidaknya terkumpul sekitar 60 gram material regolith asteroid, tetapi kita tidak bisa mengetahui dalam beberapa hari ini seberapa banyak jumlah material yang berhasil terambil.

Sampel material yang dibawa kembali ke Bumi, diharapkan nantinya akan memberikan informasi mengenai komposisi kimia dari batuan asteroid. Para ilmuwan akan memanfaatkan informasi tersebut dalam menyusun strategi untuk mencegah terjadinya tabrakan asteroid di Bumi dan juga menyelidiki kemungkinan penambangan mineral di asteroid.

Asteroid seperti Bennu diperkirakan tidak mengalami banyak perubahan sejak masa awal terbentuknya sistem tata surya. Batuan dan debu yang berhasil diambil oleh OSIRIS-Rex ini diharapkan akan membuka jendela pemahaman kita tentang komposisi kimia dari awan-awan debu yang membentuk matahari dan planet-planet di sistem tata surya.

OSIRIS-Rex diharapkan akan kembali ke Bumi pada tahun 2023. Sebelumnya, wahana antariksa milik Jepang, Hayabusa juga berhasil mengumpulkan dan membawa kembali sampel batuan dan debu dari asteroid Itokawa ke Bumi pada tahun 2010.

Dan tahun lalu, kita telah menyaksikan wahana antariksa Hayabusa 2 berhasil mengumpulkan sampel asteroid Ryugu; dan diharapkan akan membawa sampel tersebut kembali ke Bumi dalam beberapa bulan.