BAGIKAN
Helena Lopes / Pexels

Berbagai penyakit seperti penyakit jantung, kanker dan penyakit paru-paru mungkin bisa saja menular antar manusia melalui mikroba (bakteri, jamur, dan virus) yang hidup di dalam dan di tubuh kita yang dikenal dengan mikrobioma. Menurut sebuah penelitan terbaru oleh tim peneliti dari program Human and Microbiome CIFAR.  

Penyakit-penyakit tersebut menjadi penyebab paling umum dalam 70 persen kematian di seluruh dunia. Dianggap “tidak menular” karena diduga disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup dan lingkungan. Dan, tidak dapat ditularkan dari orang ke orang.

“Jika hipotesis kami terbukti benar, itu akan menulis ulang seluruh buku tentang kesehatan masyarakat,” kata B. Brett Finlay, rekan CIFAR dari University of British Columbia dan pemimpin penulis dari makalah yang telah dipublikasikan di jurnal Science.



Hipotesis para penulis didasarkan pada hubungan antara tiga garis bukti yang berbeda. Pertama, mereka menunjukkan bahwa orang dengan berbagai kondisi, mulai dari obesitas, penyakit radang usus hingga diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, telah mengubah mikrobiomanya. Kedua, mereka menunjukkan bahwa mikrobioma yang telah diubah tersebut, dapat menyebabkan penyakit ketika diambil dari orang yang sakit dan dimasukkan ke dalam hewan model. Yang terakhir, mereka memberikan bukti bahwa mikrobioma dapat ditularkan secara alami, misalnya: pasangan yang tinggal serumah memiliki mikrobioma yang lebih mirip daripada pasangan kembar yang tinggal terpisah.

“Ketika Anda menggabungkan fakta-fakta itu, hal tersebut menunjuk pada gagasan bahwa banyak penyakit-penyakit tradisional yang tidak menular mungkin sebenarnya menular,” kata Finlay.

Eran Elinav, dari Weizmann Institute of Science, melihat hubungan yang diusulkan antara titik-titik bukti ini sebagai argumen untuk berpikir tentang penyakit secara lebih luas. “Mungkin ini mewakili peluang baru untuk intervensi pada beberapa penyakit paling umum dan paling mengganggu di dunia,” katanya. “Sekarang kita dapat berpikir tentang memodulasi faktor-faktor lingkungan dan mikrobioma, bukan hanya tentang menargetkan pada manusia sebagai inangnya.”

Program CIFAR Human & the Microbiome merupakan jaringan interdisipliner internasional, para penasehat dan CIFAR Azrieli Global Scholars yang mencakup mikrobiologi, antropolog, imunolog, dan ahli genetika. Bersama-sama mereka menemukan bagaimana mikroba yang hidup di dalam dan di tubuh kita memengaruhi kesehatan, perkembangan, dan bahkan perilaku kita.

“Makalah ini memberikan cara baru yang provokatif untuk berpikir tentang penyakit tidak menular, dengan implikasi penting bagi kesehatan masyarakat,” kata Alan Bernstein, Presiden dan CEO dari CIFAR. “Gagasan seperti ini adalah contoh yang bagus tentang apa yang terjadi ketika para peneliti ternama dari seluruh dunia bekerja sama dalam lingkungan kepercayaan, transparansi, dan berbagi pengetahuan.”



“Gagasan ini dikembangkan dari integrasi data biologis yang muncul dari hewan model dan dari manusia, ditambah dengan wawasan kritis dengan mitra yang berurusan dengan konsep yang sama, dalam konteks lain, dalam antropologi dan ilmu sosial,” kata Elinav.

“Awalnya dimulai sebagai eksperimen pemikiran,” kata Finlay, “tetapi kemudian ada kegembiraan besar ketika kami mulai memikirkan tentang apa yang dapat digali dari bukti. Ketika makalah mulai disatukan dan potongan-potongan bukti baru dari berbagai spesialisasi yang berbeda masuk, diskusi pun mulai berlangsung.”

Meskipun ada banyak kegembiraan tentang hipotesis ini, para peneliti menjelaskan bahwa masih banyak yang tidak diketahui tentang mekanisme yang turut terlibat. “Kami masih belum tahu dalam kasus apa penularan dapat meningkat, atau apakah hasil yang sehat juga dapat ditularkan,” kata Maria Gloria Dominguez-Bello, seorang penulis dari makalah, dari Universitas Rutgers. “Kami membutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami transmisi mikroba dan dampaknya.”

“Kami berharap makalah ini akan menginspirasi penelitian lebih lanjut tentang mekanisme dan tingkat komunikasi.” kata Finlay. “Kami mendorong para peneliti yang mempelajari penyakit apa saja untuk berpikir tentang apa yang dapat dipengaruh oleh mikroba.”