BAGIKAN
Fragmen tulang digunakan untuk analisis molekuler. (S. Brown)

Para peneliti menemukan tiga fosil Denisovan, yang berusia sekitar 200.000 tahun di Gua Denisova, Siberia. Ini adalah Denisovan tertua yang pernah teridentifikasi hingga saat ini. Sebelumnya, spesimen Denisovan paling awal yang diketahui berusia sekitar 122.000 hingga 194.000 tahun.

Dari 3.791 sisa-sisa tulang yang ditemukan, mereka melacak protein yang dapat disesuaikan dengan hasil penelitian DNA Denisovan sebelumnya. Setidaknya, dari kepingan tulang tersebut dapat diidentifikasi berasal dari lima tulang manusia yang berbeda-beda.

Empat di antaranya mengandung cukup DNA untuk mengungkapkan identitasnya. Satu Neanderthal, dan tiga lainnya adalah Denisovan. Berdasarkan kesamaan genetik, dua fosil ini mungkin berasal dari satu orang atau dari individu yang berkerabat.

“Kami sangat bersemangat untuk mengidentifikasi tiga tulang Denisovan baru di antara lapisan tertua Gua Denisova,” kata Katerina Douka, seorang arkeolog dari Universitas Wina di Austria, kepada Live Science.

“Kami secara khusus menargetkan lapisan ini di mana tidak ada fosil manusia lain yang ditemukan sebelumnya, dan strategi kami berhasil.”

Para peneliti memperkirakan usia fosil Denisovan ini berdasarkan lapisan tanah tempat mereka ditemukan. Pada lapisan ini juga terdapat banyak artefak batu dan sisa-sisa hewan, yang dapat berfungsi sebagai petunjuk arkeologi penting tentang kehidupan dan perilaku Denisovan sat itu.

“Ini adalah pertama kalinya kami dapat memastikan bahwa Denisovan adalah pembuat sisa-sisa arkeologi yang kami temukan terkait dengan fragmen tulang mereka,” kata Douka.

Sisa-sisa hewan yang disembelih dan dibakar ditemukan di gua menunjukkan bahwa Denisovan mungkin memakan rusa, kuda, bison, dan badak berbulu.

Artefak batu yang ditemukan di lapisan yang sama dengan fosil Denisovan ini sebagian besar adalah alat pengikis, yang mungkin digunakan untuk pekerjaan kulit binatang. Bahan-bahan mentah untuk barang-barang ini kemungkinan berasal dari sedimen sungai yang berada tepat di luar pintu masuk gua, dan sungai itu kemungkinan membantu Denisovan ketika mereka berusaha berburu, catat para ilmuwan.

Alat-alat batu yang terkait dengan fosil-fosil baru ini tidak memiliki padanan langsung di Asia utara atau tengah. Namun, memiliki beberapa kemiripan dengan barang-barang yang ditemukan di Israel yang berusia antara 250.000 hingga 400.000 tahun yang lalu – periode yang terkait dengan perubahan besar dalam teknologi manusia, seperti penggunaan api secara rutin, catat para peneliti.

Studi baru menemukan bahwa Denisovan mungkin bukan satu-satunya penghuni gua saat itu. Tulang karnivora seperti serigala dan anjing liar menunjukkan bahwa Denisovan mungkin secara aktif bersaing dengan predator ini untuk memperebutkan mangsa dan mungkin gua itu sendiri.

“Saat ini tim kami terus bekerja di Gua Denisova dan beberapa situs Asia lainnya dan berharap dapat segera melaporkan beberapa hal baru yang menarik,” kata Douka.

Penelitian ini telah fiterbitkan di jurnal  Nature Ecology & Evolution.