BAGIKAN
unsplash

Gagasan di balik astrologi adalah bahwa berbagai bintang dan planet memiliki pengaruh pada urusan manusia dan berbagai peristiwa di Bumi. Dan horoskop adalah ramalan dari para peramal tentang kehidupan seseorang berdasarkan posisi relatif bintang dan planet.

Kebanyakan orang memang membaca ramalan bintang hanya untuki hiburan, atau sebagai bahan untuk percakapan. Tetapi beberapa orang menganggap astrologi sebagai cara yang valid untuk memahami perilaku manusia. Sebuah penelitian ilmiah telah dilakukan untuk mengevaluasi klaim astrologi selama 40 tahun terakhir. Tidak ada bukti untuk mendukung klaim tersebut.

Para peneliti memberikan serangkaian kuesioner secara online terhadap 264 peserta orang dewasa di Inggris. Tujuannya untuk mengidentifikasi tingkat kepercayaan terhadap astrologi, nilai kepribadian terkait narsisme, dan tes kecerdasan. Untuk menilai tingkat kepercayaan terhadap astrologi sendiri, para peneliti menggunakan beberapa pertanyaan yang diringkas dari Belief in Astrology Inventory.

“Hasil utama menunjukkan bahwa semakin tinggi narsisme, mungkin ini mengejutkan, semakin tinggi kepercayaan pada astrologi,” tulis tim tersebut. “Asosiasi positif ini mungkin karena pandangan dunia yang berpusat pada diri sendiri yang menyatukan mereka, meskipun ini harus diperiksa dalam penelitian lebih lanjut.”

Meskipun narsisme menunjukkan korelasi terkuat dengan kepercayaan pada astrologi, tim juga menemukan korelasi positif yang lebih kecil antara keramahan dan keterbukaan dan kepercayaan pada astrologi. Menariknya, “semakin tinggi tingkat kecerdasan, semakin rendah kepercayaan pada astrologi”.

Tidak jelas apa yang membuat orang begitu mempercayai astrologi. Namun, literatur sebelumnya menunjukkan bahwa ketika masyarakat atau individu berada di bawah tekanan atau ancaman, orang lebih cenderung beralih ke astrologi dan kepercayaan epistemik lainnya yang tidak berdasar, tulis peneliti.

Adapun mengapa narsisis lebih cenderung percaya pada astrologi, tim mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian, meskipun mereka memiliki beberapa saran. Tim mencatat bahwa para peserta diminta untuk menilai pernyataan bahwa astrologi didukung oleh sains, di mana orang-orang nasrsis lebih cenderung setuju dengan pernyataan ini, Ini menunjukkan bahwa orang narsis lebih “menolak fakta”. Selain itu, bisa jadi cara horoskop yang dirancang sedemikian rupa, telah membuat orang-orang narsis menjadi penggemar setianya.

“Karena prediksi astrologi dan horoskop cenderung dibingkai secara positif, ini memperkuat perasaan muluk dan dengan demikian mungkin lebih menarik bagi narsisis.”

Mereka juga mencatat bahwa selama masa-masa stres atau dalam kondisi tertekan, orang cenderung beralih pada keyakinan yang tidak berdasar.

“Meskipun merangkul astrologi mungkin tampak tidak bersalah, tetap saja itu bisa memfasilitasi pemikiran yang tidak kritis dan mendukung bias,” tulis tim tersebut.

“Lebih jauh, kepercayaan pada astrologi berkorelasi dengan kepercayaan pada beberapa pseudosains lainnya serta dengan kepercayaan pada teori konspirasi, yang menunjukkan bahwa itu mungkin tidak terlalu berbahaya.”

Penelitian ini telah diterbitkan diĀ Personality and Individual Differences.