BAGIKAN
Gambaran satelit Copernicus Sentinel 5P, menunjukkan tingkat emisi di atas China dari tanggal 7 hingga 16 Marey 2020. Credit: contains Copernicus Sentinel data (2020), processed by ESA, CC BY-SA 3.0 IGO

Hasil data satelit terbaru menunjukkan menurunnya tingkat polusi udara di atas wilayah Italia utara bersamaan dengan kebijakan lockdown yang diberlakukan di seluruh negara untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19). Gambaran yang dihasilkan oleh Troponin instrument pada satelit Copernicus Sentinel- 5P menunjukkan variasi dari emisi gas nitrogen oksida diatas China dari Desember 2019 hingga Maret 2020.

Ketika wabah virus corona mulai merebak di provinsi Hubei, China, akhir Desember 2019, langkah langkah keselamatan mulai dilakukan oleh otoritas setempat. Dan pada akhir Januari, pabrik-pabrik berhenti beroperasi dan jalan-jalan menjadi kosongkan ketika pemerintah China menghentikan semua kegiatan di beberapa kota untuk menghentikan penyebaran virus.

Kondisi ini menyebabkan terjadinya pengurangan secara signifikan emisi nitrogen dioksida di udara – emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, fasilitas industri dan kendaraan bermotor- di hampir seluruh kota-kota besar di China sejak akhir Januari hingga Februari. Turunnya tingkat emisi ini juga bertepatan dengan perayaan tahun baru China, dimana setiap tahunnya selalu terjadi penurunan tingkat emisi.

The Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) melakukan pengamatan pada penurunan kadar materi partikulat – salah satu polutan udara paling penting – pada bulan Februari 2020 dibandingkan dengan hasil pengamatan tiga tahun yang lalu. Dengan mengkombinasikan hasil pengamatan satelit dengan data model komputer dari atmosfer, hasil penelitian mereka mengindikasikan adanya penurunan sekitar 20-30 persen partikulat di atas sebagian besar wilayah China.

Dan ketika epidemi virus corona semakin mereda di China, banyak provinsi yang menurunkan tingkat respon darurat mereka. Sekolah-sekolah, pabrik-pabrik dan tempat-tempat umum lainnya mulai dibuka kembali dan para pekerja secara bertahap mulai kembali ke pekerjaan mereka.

Animasi diatas, dengan menggunakan data yang didapat dari satelit Copernicus Sentinel-5P, menunjukkan tingkat emisi nitrogen dioksida dari tanggal 20 Desember 2019 hingga 16 Maret 2020 – menggunakan rata-rata pergerakan selama 10 hari. Terlihat turunnya tingkat emisi pada akhir Januari, bersamaan dengan adanya karantina di seluruh negara, dan di awal bulan Maret, tingkat emisi nitrogen dioksida terlihat mulai meningkat.

Josef Aschbacher, direktur ESA bidang program observasi bumi mengatakan, “Satelit ini menawarkan sebuah fitur yang unik dalam memonitor kesehatan planet kita. Sentinel 5P adalah satu dari tujuh satelit Copernicus yang berada pada orbit saat ini. Satelit ini menyajikan data hasil pengukuran tingkat emisi nitrogen dioksida paling akurat dan juga jejak gas gas lainnya yang ada atmosfer bumi.

“Nitrogen dioksida di atmosfer paling banyak dihasilkan oleh kendaraan bermotor dan industri, dan jumlahnya di atmosfer dijadikan indikator tingkat aktivitas industri di seluruh dunia. Dan apa yang terlihat jelas disini adalah berkurangnya secara signifikan tingkat emisi nitrogen dioksida di atas China, karena adanya pengurangan aktivitas akibat wabah COVID-19, dan juga perayaan tahun baru China di bulan Januari.

Satelit Copernicus Sentinel 5P (credit: ESA/ATG medialab)Claus Zehner, manager misi ESA untuk Copernicus Sentinel 5P mengatakan, “kami meyakini penurunan emisi nitrogen dioksida adalah imbas dari virus corona. Saat ini kami melihat adanya penurunan sekitar 40 persen di atas kota-kota di China. Walaupun data ini baru perkiraan kasar saja, karena cuaca juga mempengaruhi tingkat emisi.”

“Kami melakukan analisis ilmiah yang detail agar bisa menyajikan data untuk minggu-minggu dan bulan selanjutnya.

Misi satelit Copernicus Sentinel 5P didedikasikan untuk memonitor tingkat polusi udara di atmosfer dengan melakukan pengukuran pada jejak gas-gas yang dilepaskan ke atmosfer serta gas aerosol (partikel gas dan padatan yang tersuspensi di udara) yang semuanya mengotori udara yang kita hirup setiap hari.