BAGIKAN
(NASA)

Gambarkan dua buah pesawat angkasa seukuran kotak tisu terbang mengorbit bumi.

Kemudian gambarkan keduanya saling berkomunikasi, dan dengan menggunakan bahan bakar pendorong air untuk bergerak saling mendekat. Jika anda bisa melakukannya, maka anda memenuhi syarat untuk mengikuti salah satu dari program NASA yaitu Small Spacecraft Technology Program (SSTP).

Program tersebut adalah upaya NASA untuk mengembangkan pesawat angkasa kecil yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, seperti eksplorasi luar angkasa, sains, operasi-operasi luar angkasa, dan dunia aeronatik.

Kedua pesawat angkasa tersebut adalah jenis CubeSats, memilki dimensi 10 cm x 10 cm x 10 cm. Mereka berada di orbit sekitar bumi, berjarak sekitar 9 km (5,8 mil) antara kedua pesawat.

Mereka berhasil melakukan komunikasi radio, kemudian satu diantara mereka memberikan perintah kepada pesawat lainnya. “Boss” memerintahkan kepada bawahannya untuk memacu mesin pendorong bertenaga air untuk mendekat. (Air diubah menjadi uap dan kemudian digunakan sebagai tenaga pendorong pesawat).

Drama kecil ini adalah bagian dari pengembangan pesawat angkasa kecil yang dapat melakukan segalanya secara mandiri. Kedua pesawat ini tidak memerlukan perintah dari bumi, mereka hanya perlu diberi urutan tugas, dan pesawat akan melakukan semuanya.

“Demonstrasi semacam ini akan membantu teknologi masa depan yang nantinya bisa mengembangkan dan memanfaatkan nya untuk pembuatan kapal angkasa berukuran kecil di dalam atau di luar orbit,” kata Robert Hunter, program manager of the Small Spacecraft Technology program, dalam sebuah press release singkat.

Eksperimen ini didesain dengan berbagai bentuk perlindungan bagi pesawat tersebut. Ada batasan-batasan ketat yang tertuang didalam beberapa jenis instruksi dimana satu pesawat bisa memberikan instruksi kepada pesawat yang lain.

Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk menunjukkan bahwa operator manusia hanya perlu memberikan urutan perintah, kemudian pesawat angkasa tersebut akan melakukan tugas-tugas spesifik secara mandiri. Pesawat yang berperan sebagai “boss” hanya bisa memberikan instruksi-instruksi yang telah diotorisasi dan direncanakan sebelumnya.

“Tim OSCD merasa sangat puas dan ingin terus mendemostrasikan kemampuan teknis baru sebagai bagian dari misi lanjutan, lebih dari 1,5 tahun sejak misi ini dimulai,” kata Darren Rowen, director of small Satellite Departemen di The Aerospace Corporation.

“Sangatlah mengasyikkan untuk membayangkan segala kemungkinan yang bisa dilakukan di luar angkasa, sekelompok pesawat kecil yang mampu mengatur diri mereka sendiri.”

Bisa terlihat dimasa depan nanti, misi eksplorasi luar angkasa dan planet-planet akan dilakukan oleh pesawat-pesawat kecil yang mempunyai kemampuan untuk mengatur diirnya sendiri. Untuk saat ini, pesawat MSL Curiosity adalah pesawat eksplorasi pertama milik NASA.

Pesawat ini dioperasikan dengan perintah yang sangat detil yang dikirimkan dari bumi. Dan merupakan model yang bisa menjalankan misi-misi eksplorasi dengan baik.

Tetapi dimasa depan, semuanya akan berubah. Platform pesawat angkasa semacam MSL mungkin dijadikan pesawat induk untuk misi eksplorasi luar angkasa. Bayangkan ada sekelompok drone yang melakukan panggilan kepada sebuah platform yang berdiam di suatu lokasi yang berfungsi sebagai kapal induk. Mereka diberikan serangkaian instruksi untuk eksplorasi, dan mereka akan mengatur kelompok mereka sesuai dengan instruksi yang telah diotorisasi dan algoritma yang akan membantu mereka mencapai tujuan mereka.

Kita semua berfikir sama, kita tahu apa yang menjadi tujuan kita, kedepannya akan berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan.

Semua itu baru impian, tetapi semua misi ini akan dilakukan bertahap hingga semua terwujud.

Misi -misi ini adalah bagian dari misi Optical Communicattions and Sensor Demonstration (OCSD) milik NASA. Kerja keras harus terus dilakukan untuk mewujudkan visi kami. Mimpi untuk melakukan eksplorasi luar angkasa yang dilakukan oleh sekelompok pesawat-pesawat angkasa kecil yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan akan segera terwujud.

Misi ini adalah tahapan kedua dari rangkaian misi yang didesain secara sangat detil. Misi pertama dilakukan pada tahun 2015. Merupakan misi untuk mengurangi resiko yang didesain untuk pengkalibrasian dan penyesuaian akhir dari kedua pesawat tersebut, pesawat angkasa OCSD-B dan OCSD-C.

Semua bagian dari program teknologi pesawat kecil ini berada dibawah Space Technology Mission Directorate NASA. SSTP dikelola oleh Ames Research Center NASA di Silicon Valley, California.

Mungkin sebelum ini, mimpi tentang dua pesawat yang bisa saling memberi intruksi secara mandiri dan kemudian menyalakan mesin pendorong untuk saling mendekat adalah sesuatu yang mustahil. Tetapi sekarang tidak lagi.

Dengan kerja keras, desain yang detil dan tahap demi tahap pengembangan model pesawat ini, mimpi tersebut ternyata bisa terwujud sekarang, di orbit bumi kita.