BAGIKAN
[Pixabay]

Dalam sebuah koloni lebah madu Eropa (Apis mellifera), yang sebagaimana biasa hanya ratu yang bertelur yang kemudian akan menetas menjadi lebah pekerja betina di mana selanjutnya akan memelihara sarang dan merawat lebah-lebah yang masih muda. Tetapi, kadang-kadang sebuah koloni mengalami periode ketidakberdayaan, ketika sang ratu telah pergi sementara yang baru belum siap untuk menggantikannya. Beberapa betina pekerja yang ditinggalkan memanfaatkan kesempatan ini untuk bertelur sendiri, bahkan kadang-kadang di koloni lain yang sama sekali baru – sebagai perilaku reproduksi parasitisme intraspesifik, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan secara online di jurnal Ecology and Evolution.

Perilaku bertelur oportunistik lebah pekerja ditemukan pada tahun 2012 oleh para peneliti yang dipimpin oleh ahli biologi evolusi Karolina Kuszewska dari Universitas Jagiellonian di Kraków, Polandia. Tanpa kehadiran ratu di sekitar koloni yang dapat melepaskan bahan kimia feromon yang menghambat pertumbuhan ovarium lebah pekerja, para pekerja pemberontak ini dapat bertelur. Selama lebah pekerja pemberontak masih tidak kawin sebagaimana yang dilakukan ratunya, mereka hanya menghasilkan anak pejantan yang hidup hanya untuk kawin. Selanjutnya yang akan menjadi pengganti ratu yang telah pergi berasal dari sekelompok lebah betina yang lahir untuk saling bertarung sampai salah satu di antaranya yang selamat menjadi ratu baru.

Lebah pekerja pemberontak juga lebih suka bertualang menuju koloni lain daripada lebah pekerja normal, studi baru menunjukkan. Ketika para peneliti melacak lebah yang dibesarkan tanpa ratu, 21 hingga 39 persen pekerja pemberontak terbang ke salah satu dari puluhan koloni lain, dibandingkan dengan 3 hingga 8 persen pekerja normal. Tidak mengherankan: Lebah pekerja pemberontak itu juga lebih cenderung menyusup ke koloni yang tidak memiliki ratu.

Para peneliti menyarankan ini mungkin cara bagi para pekerja pemberontak untuk mengalihkan beban merawat bayi-bayinya kepada koloni lain, suatu perilaku yang terjadi di antara beberapa hewan yang disebut sebagai parasitisme reproduktif intraspesifik. Dan dalam kasus ini, pekerja dengan potensi reproduksi lebih tinggi dari rata-rata melayang ke sarang asing untuk bereproduksi.

“Ketika ada ratu yang hadir, strategi terbaik para pekerja adalah bekerja untuk koloni. Ketika ratu tiada, akan lebih baik untuk mencoba dan memusnahkan koloni lain,” menurut Benjamin Oldroyd, seorang ahli biologi evolusi di University of Sydney yang tidak terlibat dalam penelitian ini.