BAGIKAN
Planet-planet yang mengorbit terlalu dekat dengan bintangnya akan berakhir dengan dilahap oleh bintang tersebut. (NASA/ESA/G Bacon)

Ketika sebuah bintang bertambah tua, inti dari bintang tersebut akan mengecil, namun temperaturnya akan semakin panas, sehingga membuat bintang pun mengembang berlebihan dan memakan planet-planet yang berada di dekatnya. Perkembangan bintang yang berlebihan menyebabkan bintang berubah menjadi ‘raksasa’ berwarna merah. Dan setelah bintang membakar semua bahan bakar yang dimilikinya, inti bintang akan menarik semua material yang ada disekitarnya, termasuk juga planet-planet terdekat dari bintang tersebut.

Ketika sebuah bintang “memakan” sebuah planet, ternyata memberikan dampak yang tidak biasa pada bintang tersebut, termasuk menyebabkan bintang tersebut runtuh. Memahami tentang proses dan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini bisa membantu kita untuk mengetahui bagaimana berbagai macam sistem planet bisa terbentuk.

Tidak sedikit dari planet-planet yang ada di semesta ini berakhir hidupnya karena ”ditelan” oleh bintangnya sendiri, bisa karena jaraknya yang terlalu dekat, ataupun karena ukuran bintang-bintang tersebut membesar seiring dengan berjalannya waktu. Telah banyak ditemukan bukti-bukti akan terjadinya peristiwa ini, seperti awan yang terdiri dari kumpulan sisa-sisa planet dan bintang-bintang terdiri dari banyak unsur-unsur yang tidak bisa bertahan lama di dalamnya.

Alexander Stephan dari University of California, Los Angeles, dan rekan-rekannya melakukan perhitungan tentang bagaimana planet-planet bisa mempengaruhi bintang-bintang yang menelannya.

Mereka menemukan bahwa sebuah planet yang jatuh ke dalam sebuah bintang ternyata membuat bintang menjadi bersinar lebih terang selama ratusan hingga ribuan tahun. Membuat bintang tersebut berputar lebih cepat karena planet tersebut ikut memberikan deposit energi ke dalamnya.

“Interaksi antara planet dan bintang ini tidak akan mampu mematikan sebuah bintang, tetapi bisa mengacaukan sistem pada bintang tersebut,” kata Stephan. Ketika sebuah bintang ‘memakan’ sebuah planet, bintang tersebut akan berputar dengan sangat cepat, yang menyebabkannya melemparkan lapisan luar bintang tersebut ke angkasa hingga membentuk awan nebula yang terdiri dari debu dan gas.

Bentuk dari nebula yang terlihat aneh ini merupakan bentuk yang khas sehingga bisa dengan mudah ditemukan berada disekitar bintang-bintang yang telah ‘memakan’ planet planetnya. Dan adanya nebula ini bisa membantu kita untuk mengetahui apa yang telah terjadi pada sebuah obyek yang aneh di angkasa, seperti bintang Tabby, yang terlihat aneh karena dikelilingi oleh awan debu.

Fenomena ini juga bisa membantu kita untuk mempelajari lebih dalam tentang berbagai sistem planet di alam semesta. “Ketika kita melihat planet-planet yang ada, yang kita lihat adalah planet yang tersisa, karena kita tidak bisa melihat secara langsung planet-planet yang telah musnah,” kata Stephan. “Jika kami bisa memahaminya dan bisa menemukan bintang-bintang ini, kami bisa menjelaskan bagaimana populasi elsoplanet terbentuk, sebelum planet-planet ini termakan oleh bintang.

Peristiwa yang sama juga pernah terjadi di sistem tata surya sekitar lima juta tahun yang akan datang ketika matahari membesar dan berubah menjadi bintang merah raksasa, yang akan menelan planet Merkuri, Venus, dan juga planet bumi. “Interaksi ini akan melenyapkan lapisan luar dari matahari, peristiwa ini mungkin akan akan terlihat keren oleh alien,” kata Stephen. “Tetapi kita telah lama mati sebelum hal itu terjadi.”