BAGIKAN
Image by Tania Dimas from Pixabay

Mempertahankan berat badat secara sehat bukanlah hal mudah. Dengan memahami bagaimana tubuh mengatur nafsu makan mungkin bisa membantu merubah jarum timbangan agar bergerak menuju sisi yang sehat. Dalam rangka berkontribusi untuk mencapai tujuan ini, sebuah tim yang dipimpin oleh para periset dari Baylor College of Medicine dan University of Cambridge melaporkan dalam jurnal Nature communication bahwa gen SRC-1 mempengaruhi kontrol berat badan kita dengan mengatur fungsi dari sel saraf di hipotalamus – bagian otak yang salah satu fungsinya mengatur fungsi fisiologis tubuh seperti rasa haus dan lapar.

Tikus yang tidak memiliki gen SRC-1 makan lebih banyak dan menjadi obese. SRC-1 juga terlibat dalam pengaturan berat badan manusia. Peneliti menemukan pada anak-anak yang menderita obesitas parah, ada 15 varian gen SRC-1 langka yang terganggu fungsinya. Ketika tikus secara genetik dikondisikan dengan kondisi ini, mereka makan lebih banyak yang berakibat naiknya berat badan.

“Salah satu jenis protein yang diberi nama steroid receptor coactivator-1 (SRC-1) diketahui ikut bertanggung jawab dalam mengatur berat badan, tapi fungsinya secara spesifik belum jelas diketahui, kata Dr. Yong Xu, associate professor of pediatrics and of molecular and cellular biology dan peneliti pada USDA/ARS Chidren’s Nutrition Research Center di Baylor College of Medicine and Texas Childre’s Hospital. “Penelitian kami berfokus pada peran SRC-1 pada hipotalamus, bagian otak yang salah satu fungsinya adalah mengatur nafsu makan.”

Para peneliti menemukan bahwa SRC-1 diekspresikan—proses penterjemahan dan transkipsi gen menjadi protein –di hipotalamus dari tikus, terutama pada neuron yang mengekspresikan gen Pomc, yang dikenal berperan dalam pengaturan nafsu makan dan berat badan.

Hasil eksperimen lebih jauh menunjukkan bahwa SRC-1 juga terlibat dalam pengaturan proses ekspresi gen Pomc pada sel. Ketika Xu dan rekan menghapus gen SRC-1 in neuron Pomc, sel mengekspresikan Pomc lebih sedikit dan tikus makan lebih banyak dan menjadi obese.

Peneliti juga menyelidiki apakah SRC-1 juga memegang peranan penting dalam mengatur berat badan manusia.

“Kami telah mengidentifikasi dalam satu kelompok anak dengan obese parah membawa jenis genetik langka dalam gen SRC-1,” kata Dr. Sadaf Farooqi, professor of metabolism and Medicine di Departemen of Clinical Biochemistry di Universoty of Cambridge and Wellcome Trust Principal Research Fellow.

Bersama- sama, Xu, Sadaf Farooqi dan rekan juga menemukan bahwa banyak jenis SRC-1 pada anak- anak penderita obesitas memproduksi protein disfungsi yang mengganggu fungsi dariSRC-1.

Lebih jauh, tikus yang secara genetik dikondisikan untuk mengekspesikan salah satu jenis SRC-1 manusia yang ditemukan pada anak penderita obesitas akan makan lebih banyak sehingga berat badan akan naik. Untuk pertama kalinya SRC-1 dilaporkan memegang peranan penting di dalam hipotalamus untuk mengatur berat badan.

“Dengan menampilkan bukti bukti yang menghubungkan dasar dan genetis dari studi genetik hewan dan data genetik manusia, kami menyimpulkan bahwa SRC-1 berperan dalam fungsi mengatur berat badan,” kata Xu.