BAGIKAN

Biara Buddha biasanya terletak di tempat-tempat terpencil yang jauh dari pusat kota dan keramaian. Dibutuhkan lebih dari sekadar tekad ringan untuk mencapainya, namun beberapa tempat lain di antaranya lebih sulit untuk dapat diakses. Idenya adalah untuk menjaga ketaatan dan hanya pengikut yang paling berdedikasi yang dapat mencapai tempat-tempat suci ini, sementara mereka juga membuat para biarawan merasa seperti lebih dekat kepada Tuhan di tempat yang damai dan sunyi tersebut. Namun saat ini, sebagian besar vihara tersebut adalah tempat-tempat wisata dan menarik bagi para turis, beberapa metode untuk mempermudah akses menuju tempat terpencil tersebut seperti tali dan tangga telah ditambahkan. Mereka masih terlihat cukup kuat dan membutuhkan ratusan meter perjalanan menanjak. Anda lebih baik memiliki sepasang kaki yang baik jika Anda berencana untuk mengunjungi salah satu dari  tempat tersebut.

1. Biara Meteora, Yunani

Metéora (bahasa Yunani untuk “ditangguhkan di udara” atau “di langit di atas”) adalah sebuah kelompok dari enam biara dan salah satu kompleks biara Ortodoks Timur dan terbesar dan paling penting di Yunani. Keenam biara tersebut, dibangun di atas pilar batu pasir alami , adalah salah satu contoh transformasi arsitektur situs yang paling kuat menjadi tempat pengasingan, meditasi dan do’a.

meteora-monastery-1

Photo credit

Biara dibangun di atas puncak batuan asal delta, yang dikenal sebagai Meteora, dengan ketinggian 400 m di atas lembah Peneas dan kota kecil Kalambaka di dataran Thessalian. Selama masa ketidakstabilan politik yang menakutkan di abad ke-14, biara-biara itu dibangun secara sistematis di atas puncak yang tak terjangkau sehingga pada akhir abad ke-15 terdapat 24 biara di antaranya. Mereka terus berkembang sampai abad ke-17. Saat ini, hanya empat vihara – Aghios Stephanos, Aghia Trias, Varlaam dan Meteoron – masih merupakan rumah komunitas religius.

Akses menuju biara pada awalnya masih aseli dan dengan sengaja dipersulit, membutuhkan tangga panjang lainnya yang disatukan bersama atau jaring besar yang digunakan untuk mengangkat barang dan orang. Ini membutuhkan lompatan iman yang cukup – tali itu diganti, jadi ceritanya berlanjut, hanya “saat Tuhan membiarkan mereka putus”. Pada tahun 1920 ada perbaikan dalam pengaturannya. Tangga  dipermudah  menjadi batu, membuat kompleks dapat diakses melalui jembatan dari dataran tinggi di dekatnya.

meteora-monastery-2

Photo credit

meteora-monastery-5

Photo credit

meteora-monastery-4

Photo credit

meteora-monastery-0

Photo credit

 

2. Biara Taung Kalat, Burma

Biara Taung Kalat terletak di bagian puncak sebuah  vulkanik yang telah tersumbat setinggi  737 meter dari sekitarnya di Burma tengah (Myanmar) sekitar 50 km tenggara Bagan, dan dekat gunung berapi yang telah punah di Gunung Popa. Biara dapat diakses dengan  777 langkah dan mereka yang telah mencapai puncak dihadiahi oleh pemandangan spektakuler.

Di sebelah barat laut terbentang pemandangan kuil-kuil Bagan yang jauh, dan di sebelah timur menjulang puncak  Taung Ma-gyi yang rimbun. Ada kaldera yang besar, dengan lebar 610 meter dan kedalaman 914 meter sehingga dari berbagai arah gunung yang berbeda menghasilkan pemandangan yang berbeda dengan lebih dari satu puncak. Selain itu terdapat banyak kera  yang tinggal di tempat tersebut yang telah menjadi bagian dari objek wisata di Taung Kalat.

Photo credit

Taungkalat-1

Photo credit

3. Taktsang Palphug Monastery, Bhutan

Biara Taktshang, yang juga dikenal dengan The Tiger’s Nest, terletak di tebing terjal sekitar 900 meter di atas lembah Paro, di Bhutan. Lereng batu sangat curam – hampir vertikal – dan bangunan biara dibangun di atas permukaan batu. Meskipun terlihat tangguh, kompleks biara memiliki akses dari beberapa arah, seperti jalur barat laut melewati hutan, dari selatan sepanjang jalan yang digunakan oleh pemuja, dan dari utara. Jalur keledai yang menuju ke sana melewati hutan pinus yang diwarnai dengan lumut dan bendera doa. Pada beberapa hari, awan menyelimuti biara dan memberi perasaan keterpencilan yang mengerikan.

Photo credit

taktshang-0

Photo credit

taktshang-2

Photo credit

 

4. Biara Sümela

Biara Sumela dibangun di tebing batu Altmdere Valley di Turki. Pada ketinggian sekitar 1.200 meter. Merupakan daya tarik wisata utama Taman Nasional Altındere.

Biara ini didirikan pada tahun 386 M pada masa pemerintahan Kaisar Theodosius I (375 – 395). Legenda mengatakan bahwa dua imam melaksanakan kreasinya setelah menemukan ikon ajaib Perawan Maria di sebuah gua di atas gunung. Selama sejarahnya yang panjang, vihara tersebut runtuh beberapa kali dan dipugar oleh berbagai kaisar. Kuil telah mencapai bentuknya yang seperti sekarang semenjak abad ke-13 setelah termahsyur pada masa pemerintahan Alexios III.

Biara tersebut ditinggalkan setelah Perang Dunia I dan dimulainya perpindahan penduduk antara Yunani dan Turki yang memaksa sekitar 2 juta etnis Yunani dan Turki meninggalkan komunitas mereka yang telah lama ada di Turki atau Yunani dan kembali ke tanah air etnis mereka. Tempat itu menjadu kosong selama beberapa dekade sebelum sebagian dipulihkan dan dihidupkan kembali menjadi sebuah museum.

sumela-0

Photo credit

sumela-1

Photo credit

sumela-2

Photo credit

5. Kuil Menggantung, Cina

Biara Hanging atau Hanging Temple terletak di sebuah ngarai di kaki Gunung Heng di provinsi Shanxi, China. Candi ini dibangun di tebing sekitar 75 meter di atas tanah, dan berdiri disangga oleh koridor batu tersembunyi dan balok kayu disisipkan ke gunung. Lebih dari 40 ruang, lemari dan paviliun dalam area seluas 152,5 meter persegi saling terhubung oleh koridor, jembatan dan trotoar. Mereka merata dan seimbang tingginya. Di dalam kuil lebih dari 80 patung pemeran perunggu, patung cor besi, dan patung pahatan tanah liat dan ukiran batu yang dibalut dari berbagai dinasti.

Kuil ini dibangun untuk menghindari banjir yang mengerikan, dan menggunakan gunung sebagai perlindungan dari hujan, salju dan sinar matahari. Saat ini, Kuil menjadi salah satu tempat wisata dan situs bersejarah di kawasan Datong.

hanging-temple-22

Photo credit

hanging-temple-16

Photo credit