BAGIKAN
Credit: Universitas Tübingen

Akibat kekeringan ekstrem yang melanda Irak, ditemukan sebuah pemukiman kuno berusia 3.400 tahun yang awalnya berlokasi di Sungai Tigris. Karena perairan waduk Mosul yang mengering, memudahkan bagi para arkeolog dari Jerman dan Kurdi untuk menemukan sebuah kota dari era Kekaisaran Mittani, awal tahun ini. Sebuah kota yang luas dengan istana dan beberapa bangunan besar ini, kemungkinam adalah Zakhiku kuno — diyakini sebagai pusat penting di Kekaisaran Mittani (1550-1350 SM).

Untuk mencegah tanaman mengering, sejumlah besar air telah diambil dari reservoir Mosul — penyimpanan air terpenting di Irak — sejak Desember. Hal ini menyebabkan munculnya kembali kota Zaman Perunggu yang telah tenggelam beberapa dekade yang lalu tanpa penyelidikan arkeologis sebelumnya. Terletak di Kemune di Wilayah Kurdistan Irak.

Peristiwa tak terduga ini menempatkan para arkeolog di bawah tekanan mendadak untuk menggali dan mendokumentasikan setidaknya sebagian dari kota besar dan penting ini secepat mungkin sebelum tenggelam kembali.

“Hasil penggalian menunjukkan bahwa situs tersebut merupakan pusat penting di Kekaisaran Mittani,” kata peneliti Ivana Puljiz.

Dalam waktu singkat, para peneliti berhasil memetakan sebagian besar kota. Selain sebuah istana, yang telah didokumentasikan pada tahun 2018, beberapa bangunan besar lainnya ditemukan—benteng besar dengan tembok dan menara, bangunan penyimpanan bertingkat yang monumental, dan kompleks industri. Kompleks perkotaan yang luas berasal dari zaman Kekaisaran Mittani (sekitar 1550-1350 SM), yang menguasai sebagian besar Mesopotamia utara dan Suriah.

Tim peneliti tercengang oleh keadaan tembok yang terpelihara dengan baik — kadang-kadang hingga ketinggian beberapa meter — meskipun faktanya tembok itu terbuat dari batu bata lumpur yang dijemur dan berada di bawah air selama lebih dari 40 tahun. Pelestarian yang baik ini disebabkan oleh fakta bahwa kota itu hancur dalam gempa bumi sekitar tahun 1350 SM, di mana bagian atas tembok yang runtuh mengubur bangunan.

Credit: Universitas Tübingen

Yang menarik adalah penemuan lima buah bejana keramik yang berisi arsip lebih dari 100 tablet berhuruf paku. Objek-objek tersebut berasal dari periode Asyur Tengah, tak lama setelah bencana gempa bumi melanda kota itu. Beberapa loh tanah liat, yang mungkin berupa huruf, bahkan masih berada di dalam amplop tanah liatnya. Para peneliti berharap penemuan ini akan memberikan informasi penting tentang akhir kota periode Mittani dan awal pemerintahan Asyur di wilayah tersebut.

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada situs penting oleh naiknya permukaan air, bangunan yang digali ditutup seluruhnya dengan terpal plastik yang rapat dan ditutup dengan kerikil sebagai bagian dari proyek konservasi ekstensif yang didanai oleh Gerda Henkel Foundation. Ini dimaksudkan untuk melindungi dinding dari tanah liat yang belum dibakar dan temuan lain yang masih tersembunyi di reruntuhan selama banjir. Situs ini sekarang sekali lagi benar-benar tenggelam.