BAGIKAN

Mahasiswa asal Indonesia Achmad Solikhin berhasil masuk nominasi penghargaan bergengsi sektor kehutanan Eropa yang diperuntukkan bagi inovator muda dunia Schweighofer Prize 2017.

“Riset ini mengangkat kayu superhidrofobik, seperti lotus dan talas. Keunikan dari ide riset ini adalah belum ada kayu superhidrofobik dari Indonesia, terutama kayu cepat tumbuh yang bersifat inferior atau tidak awet dan kekuatannya jelek. Kekuatan kayu ini akan ditingkatkan dengan impregnasi menggunakan material nano,” ujar Achmad, di Jakarta, Kamis (1/6) sore.

Schweighofer Prize 2017 merupakan penghargaan sektor kehutanan di Eropa bagi para inovator muda. Ajang itu setidaknya diikuti oleh 33 universitas di seluruh dunia. Namun, hanya perwakilan dari enam universitas yang masuk nominasi calon pemenang.

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini terdaftar sebagai peserta Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) batch I itu, melakukan riset tersebut ketika mengikuti Program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) di Shizuoka University Jepang pada November 2016 hingga Februari 2017.

Walaupun terdaftar sebagai perwakilan kampus Jepang, calon doktor muda itu tetap bangga dan bersyukur bisa membawa nama Indonesia di kancah internasional.

Achmad mengaku sempat minder ketika melihat saingannya berasal dari kampus-kampus ternama dunia, seperti ETH Zurich, University of Pennsylvania, Columbia University, dan masih banyak lagi.

Pemenang Schweighofer Prize 2017 akan diumumkan pada 20 Juni mendatang. Pemenang dalam ajang bergengsi ini memerlukan dukungan dari masyarakat Indonesia melalui pemungutan suara via online.

Berikut ini langkah-langkah untuk memberikan vote:

1. Klik link ini: https://www.schweighofer-prize.org/student_award/
2. Pilih gambar Achmad Solikhin dan klik vote
3. Isikan dengan Nama, Email, Dan anti-spam Kode
4. Klik I’ve read and understood the Terms and Conditions and fully accept them.
5. Kemudian send your vote now.

Selain menjadi nominator penghargaan bergengsi tingkat dunia, Achmad berhasil menyelesaikan 11 publikasi internasional pada jurnal bereputasi.