BAGIKAN
Credit : Pawel Czerwinski

Sebuah teknologi baru yang sedang dikembangkan, telah memulihkan fungsi dari organ babi yang telah mati selama satu jam. Salah satu langkah utama dari teknologi adalah dengan memberikan cairan pelindung sel yang dirancang secara khusus, pada organ dan jaringan.

Dalam studi terbaru ini, tim yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Yale telah berhasil menangkal proses yang tampaknya tak terhindarkan sesaat setelah kematian, menggunakan sistem yang mereka sebut sebagai OrganEx.

Dalam beberapa menit setelah detak jantung terhenti, serangkaian peristiwa biokimia yang dipicu oleh kurangnya aliran darah, oksigen, dan nutrisi mulai menghancurkan sel dan organ tubuh. Hal ini menyebabkan kegagalan seluler yang permanen, pembengkakan organ, dan kehancuran pembuluh darah. Tetapi tim ilmuwan Yale telah menemukan bahwa proses ini tidak harus terjadi begitu cepat, dan memilki kesempatan untuk memperbaikinya.

OrganEx bekerja sangat mirip dengan mesin jantung-paru yang digunakan dalam operasi jantung terbuka untuk mengoksidasi darah selama operasi saat organ-organ sibuk. Akibatnya, sistem OrganEx melibatkan pemompaan tubuh babi dengan oksigen dan cairan perfusi kompleks yang mengandung semua bahan yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan melawan kerusakan yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah.

Temuan ini dapat membantu memperpanjang kesehatan organ manusia selama operasi dan memperluas ketersediaan organ donor, kata para penulis.

Semua sel tidak langsung mati, ada rangkaian peristiwa yang lebih berlarut-larut,” kata David Andrijevic, ilmuwan peneliti asosiasi dalam ilmu saraf di Yale School of Medicine dan salah satu penulis utama studi tersebut. “Ini adalah proses di mana Anda dapat mengintervensi, menghentikan, dan memulihkan beberapa fungsi seluler.”

Para peneliti ingin menekankan bahwa ini masih penelitian awal dan, untuk saat ini, fokusnya adalah pada organ hewan dengan anggapan berpotensi untuk menerapkannya pada bidang transplantasi organ. Meskipun mereka mengatakan suatu hari nanti bisa diterapkan pada manusia yang mengalami serangan jantung atau kegagalan fungsu organ lain, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan bahkan sebelum itu dipertimbangkan.

“Saya pikir kita cukup jauh dari penerapan pada manusia dari eksperimen seluruh tubuh ini,” kata Dr. Stephen Latham, penulis studi dan Direktur Pusat Interdisipliner untuk Bioetika Yale.

Teknologi OrganEx pada akhirnya dapat memiliki beberapa aplikasi potensial, kata para penulis. Misalnya, dapat memperpanjang umur organ pada pasien manusia dan memperluas ketersediaan organ donor untuk transplantasi. Mungkin juga dapat membantu merawat organ atau jaringan yang rusak akibat iskemia selama serangan jantung atau stroke.

Ada banyak aplikasi potensial dari teknologi baru yang menarik ini,” kata Stephen Latham, direktur Pusat Interdisipliner Yale untuk Bioetika. “Namun, kita perlu menjaga pengawasan yang cermat terhadap semua penelitian di masa depan, terutama yang mencakup perfusi otak.”

Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Nature.