BAGIKAN
(Andrea Piacquadio/ Pexels)

Pertanyaan ini sering diajukan oleh banyak orang seiring dengan meningkatnya kasus flu musiman pada pergantian musim sekarang ini. Gejala-gejala yang timbul mungkin sulit sekali dibedakan, karena hampir mirip dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus lalu oleh University of Southern California berhasil mengidentifikasi urutan gejala spesifik dari pasien-pasien COVID-19; kebanyakan pasien-pasien akan merasakan demam, kemudian diikuti dengan batuk. Sedangkan untuk flu musiman, urutan gejala yang muncul sebaliknya, mereka akan menderita batuk sebelum demam.

Sedangkan jika anda terkena flu biasa, biasanya gejala akan dimulai dengan sakit tenggorokan, menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC).

Berikut ini adalah cara membedakan antara infeksi yang disebabkan oleh virus corona baru dengan flu musiman, alergi dan pilek.

Namun, dari daftar urutan gejala-gejala di atas, yang menunjukkan urutan datangnya gejala untuk setiap jenis penyakit, tidak selalu dapat dijadikan petunjuk tentang jenis penyakit apa yang sedang kita derita. Ada banyak kasus dimana pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 tidak mengalami demam sama sekali, dan juga para pasien flu, ada yang tidak mengalami batuk.

Dan karena itulah mengapa penting untuk memperhatikan seberapa lama gejala-gejala tersebut timbul, dan seberapa lama gejala tersebut bertahan.

Kasus-kasus infeksi virus corona baru, gejala yang muncul cenderung bertahap dibandingkan dengan flu. Pada sebagian orang gejala- gejala COVID-19 akan mulai muncul sekitar dua hari setelah terinfeksi, tetapi umumnya gejala-gejala penyakit ini muncul sekitar dua minggu setelah terjadi infeksi. Secara rata-rata, para pasien akan merasa tidak sehat sekitar lima hari setelah mereka terinfeksi.

Sedangkan pada mereka yang menderita flu, biasanya akan merasa tidak sehat satu atau dua hari setelah terpapar. Kebanyakan pasien akan pulih dalam waktu kurang dari dua minggu, dan seringkali lebih cepat hingga beberapa hari saja.

Banyak pula pasien-pasien COVID-19 yang sembuh dalam dua minggu, tetapi dilaporkan pula bahwa gejala-gejala masih terus dirasakan pasien hingga satu bulan.

Untuk gejala-gejala pilek, sebaliknya, biasanya mencapai puncaknya dalam dua hingga tiga hari setelah infeksi, dan sama seperti COVID-19, gejala-gejala penyakit ini juga muncul secara bertahap. Pada beberapa kasus pilek, gejala bertahan lebih lama dari lainnya: pasien yang terkena penyakit ini akan merasakan sakit tenggorokan selama delapan hari, sakit kepala selama sembilan hingga sepuluh hari, hidung tersumbat, hidung berair, atau batuk selama lebih dari dua minggu.

Untuk alergi, gejala-gejalanya cenderung bertahan lebih lama, sekitar dua hingga tiga minggu per kasus. Dan gejala-gejala tersebut tidak akan hilang sebelum pemicu alergi hilang dari udara. Penyakit alergi musiman juga gejalanya cenderung lebih parah pada musim semi.

Pada banyak kasus COVID-19 terlihat bahwa gejala yang muncul pada pasien bervariasi mulai asimptomatik (tanpa gejala), ringan hingga parah.

Banyak pasien yang dilaporkan mengalami kondisi yang tidak ada di daftar gejala yang dikeluarkan oleh CDC, antara lain rambut rontok, ruam, jari-jari kaki bengkak dan berwarna ungu.

Pada hampir seluruh pasien COVID-19 dilaporkan mengalami kehilangan indera perasa dan penciuman, gejala ini adalah petunjuk paling kuat yang menunjukkan terjadinya infeksi virus corona baru, menurut hasil penelitian di bulan Juni yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Massachusett General Hospital dan King’s College London.

Hasil penelitian pada kasus-kasus yang terjadi di Spanyol menunjukkan bahwa hampir 40 persen dari pasien-pasien dengan COVId-19 menunjukkan gejala kehilangan indera perasa dan penciuman, dibandingkan dengan hanya 12 persen pasien dengan flu.

Gejala-gejala seperti demam dan sakit kepala dapat pula mengarah pada alergi atau flu biasa. Orang-orang yang mengalami pilek, biasanya akan menunjukkan gejala-gejala seperti hidung berair atau tersumbat. Dan gejala-gejala pilek secara keseluruhan tergolong ringan.

Dan salah satu gejala spesifik dari alergi adalah mata yang gatal, yang tidak ditemukan pada pasien yang menderita ketiga penyakit lainnya.

Dan akhirnya, cara paling baik untuk mengetahui apakah anda terkena COVID-19 adalah dengan menjalani tes diagnostik. Dan hingga hasilnya negatif, disarankan untuk tetap berada di rumah jika merasakan sakit atau pernah terpapar dengan seseorang yang terkonfirmasi positif COVID-19.