BAGIKAN
Virion Adenovirus. (CDC/Dr. G. William Gary, Jr.)

Salah satu virus yang biasa menyerang manusia, mungkin sudah ada jauh sebelum Homo Sapiens berjalan di Bumi. Demikian sebuah penelitian menyimpulkan tentang keberadaan adenovirus manusia spesies C (HAdV-C), yang teridentifikasi dari sepasang gigi susu berusia 31.000 tahun.

Adenovirus adalah keluarga virus yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia, mulai dari flu biasa hingga infeksi saluran cerna hingga mata merah. Dan baru-baru ini, para ilmuwan telah menggunakan virus ini sebagai dasar untuk beberapa vaksin COVID-19, termasuk yang diproduksi oleh Johnson & Johnson dan AstraZeneca .

Para peneliti dapat mengenali virus ini, karena sisa-sisa DNA yang masih terawetkan masih mampu untuk merekontruksi sejarah panjang evolusinya. Diperkirakan, virus yang biasa menyebabkan pilek pada anak-anak ini, mungkin berasal lebih dari 700.000 tahun yang lalu. Hasil penelitiannya telah diunggah di bioRxiv, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.

“Para penulis menemukan tanggal yang relatif kuno sebelum munculnya spesies kita sendiri,” kata Sébastien Calvignac-Spencer, ahli biologi evolusi di Institut Robert Koch di Jerman. “Saya pikir itu masuk akal tapi … saya akan mempertimbangkan analisis mereka sebagai pendahuluan,” Calvignac-Spencer, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada Live Science melalui email.

Para penulis penelitian mengekstraksi dua genom adenovirus yang nyaris utuh dari sepasang gigi susu, menghadirkan sampel virus yang unik meskipun berukuran sangat kecil, yang menjadi dasar dari analisis mereka, kata Calvignac-Spencer.

Menganalisis adenovirus yang usianya jauh lebih muda berumur beberapa ribu tahun, dapat membantu tim memvalidasi perkiraan mereka tentang kapan HAdV-Cs pertama kali muncul, katanya.

Gigi susu yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sebuah situs arkeologi di Siberia timur laut yang dikenal Situs Cula Badak Yana. Di mana sebelumnya pernah ditemukan berbagai peralatan kuno, termasuk ujung panah yang terbuat dari cula badak.

Satu-satunya sisa manusia yang ditemukan di situs Yana tersebut adalah tiga buah gigi susu yang telah terfragmentasi. Berasal dari dua anak berbeda, yang masing-masing berusia antara 10 dan 12 tahun, menurut sebuah laporan yang diterbitkan di jurnal Nature, pada 2019.

Virus dapat memasuki gigi melalui aliran darah dan tetap terawetkan dalam jaringan keras selama ribuan tahun, kata penulis pertama Sofie Nielsen, yang merupakan mahasiswa doktoral di Universitas Kopenhagen pada saat penelitian.

Dan tidak seperti tulang di dalam tubuh, gigi tidak pernah beregenerasi – sel-sel yang sama dipertahankan dari waktu ke waktu, jadi dapat memberikan catatan kumulatif dari semua patogen yang mengancam seseorang, katanya kepada Live Science.

Dalam kasus ini, gigi susu purba memberikan catatan infeksi pada anak usia dini. Karena lingkungan Arktik yang dingin, kemungkinan telah membantu mengawetkan gigi dan DNA virus di dalamnya, kata Nielsen. Untuk mengekstrak DNA virus, tim peneliti harus benar-benar memusnahkan jaringan giginya.

Untuk menyatukan kembali genom yang rusak, tim menganalisis setiap potongan kecil dari DNA dan membandingkan urutan genetiknya dengan genom virus modern. Mereka mengidentifikasi dua genom purba sebagai HAdV-Cs, salah satu dari tujuh spesies adenovirus yang diketahui, A hingga G.

Tim menemukan bahwa genom purba memiliki banyak kesamaan dengan adenovirus modern yang beredar antara tahun 1950-an hingga 2010-an.

Misalnya, semua virus HAdV-C modern memiliki ‘tulang punggung’ genetik yang sama tetapi menunjukkan keragaman dalam beberapa gen kunci. Termasuk gen yang membantu virus untuk terhindar oleh sistem kekebalan tubuh inangnya. Perbedaan kecil ini menempatkan virus ke dalam enam subtipe yang berbeda; misalnya, HAdV-C1 dan HAdV-C2 adalah subtipe yang berbeda di bawah payung HAdV-C.

Tim menemukan bahwa adenovirus purba memilki kesamaan sebagian besar tulang punggung genetik mereka dengan virus modern. Dua genom purbanya, cocok dengan subtipe “C1” dan “C2” yang sudah mapan.

Temuan ini mengisyaratkan bahwa berbagai subtipe adenovirus mulai menyimpang satu sama lain ribuan tahun yang lalu, jauh sebelum mereka bercokol pada gigi susu dua anak di Siberia kuno, menurut Nielson dan rekan-rekannya.

Dengan kembali membandingkan genom modern dengan genom kuno, tim menghasilkan perkiraan kasar kapan HAdV-Cs berpisah dari semua adenovirus lainnya. “Tanggal-tanggal ini sangat tidak pasti, karena kami hanya memiliki sedikit sampel,” kata Nielsen. “Tapi sepertinya mereka terpisah setidaknya 700.000 tahun yang lalu.”

Dalam laporan mereka, penulis penelitian menyarankan bahwa pola migrasi dan interaksi lintas spesies dari nenek moyang hominin kita mungkin telah membantu membentuk evolusi adenovirus ini, tetapi kapan itu terjadi dan bagaimana caranya masih sangat tidak pasti.

“Kami telah menunjukkan kepada diri kami sendiri bahwa HAdV lain – HAdV-Bs dan Es – mungkin ditransmisikan ke garis keturunan manusia oleh gorila dan simpanse,” kata Calvignac-Spencer kepada Live Science.

“Kami menemukan bahwa beberapa peristiwa penularan ini mungkin mendahului spesies kita, tetapi yang lain tidak.”

Penemuan sampel adenovirus yang lebih kuno akan membantu para peneliti menentukan kapan HAdV-Cs pertama kali mulai menginfeksi nenek moyang manusia, dan spesies mana yang dilalui patogen dalam perjalanannya menuju garis keturunan manusia, katanya.