Dengan menggunakan penjelajah Curiosity NASA, para peneliti sepertinya dapat memperkirakan seperti apa Mars sebelumnya. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, diperoleh sebuah bukti yang menunjukkan keberadaan sebuah danau garam yang pernah menyentuh tepian Gale Crater sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu.
Penelitian ini dipublikasikan di Nature Geoscience.
Gale Crater merupakan kawah kuno dengan diameter 154 km sebagai jejak benturan keras dari sebuah meteor berukuran besar. Curiosity berhasil mengumpulkan sampel tanah dari batuan dasar kawah dan setelah dianalisa ditemukan berbagai jenis garam yang tidak didapati pada batuan lainnya di Mars.
Garam yang dimaksud bukanlah garam meja yang berasa asin, melainkan garam mineral – kalsium dan magnesium sulfat – yang tercampur dengan sedimen. Ini menunjukkan bahwa garam-garam mineral ini telah mengkristal pada sebuah lingkungan yang basah, kemungkinan berupa danau garam yang dangkal.
Para peneliti dari Caltech menafsirkan bahwa batuan yang diperkaya dengan garam mineral ini telah melewati berbagai episode pasang surut antara kelimpahan air maupun kekeringan. Lapisan tanah dapat menunjukkan keberadaan air yang diciptakan oleh fluktuasi iklim saat lingkungan Mars beralih dari yang lebih berlimpah airnya menuju gurun beku seperti sekarang ini.
Kalsium dan magnesium sulfat yang ditemukan diperkirakan berasal dari basal Mars, menghasilkan tanah yang kaya akan sulfat dan klorida namun sedikit kandungan zat besinya.
Namun demikian, ini adalah pertama kalinya batuan dasar yang diperkaya sulfat telah ditemukan dalam catatan sedimen kawah. Dengan demikian, ini memberi kita beberapa petunjuk yang sangat dibutuhkan tentang bagaimana Mars mungkin telah kehilangan airnya sejak dulu, menurut Careel Casella di Science Alert.
Temuan danau seperti ini bukanlah yang pertama. Sejak pertama kali mendarat di Mars, penemuan Curiosity sangat mendukung hipotesis tentang kebaradaan danau di Mars. Pada tahun 2013, NASA mengumumkan bahwa di Gale Crater pernah terdapat sebuah danau air tawar purba yang mungkin memiliki kehidupan mikroba.
“Memahami kapan dan bagaimana iklim planet mulai berevolusi adalah bagian dari teka-teki lain: Kapan dan seberapa lama Mars mampu mendukung kehidupan mikroba di permukaan?” kata pemimpin penulis William Rapin dari Caltech.
Kehadiran biota dalam sebuah lingkungan dengan kandungan garam yang tinggi adalah memungkinkan seperti yang dapat ditemui di Bumi. Jadi setelah hasil ini, pencarian kehidupan di kawah Gale tidak diragukan lagi akan berlanjut.
Tim penelliti berencana untuk menelusuri lapisan yang lebih cenderung menyimpan kandungan sulfat dalam beberapa tahun mendatang dan menyelidiki berbagai struktur batuan. Jika itu terbentuk dalam kondisi yang lebih kering yang bertahan untuk waktu yang lama, mungkin itu berarti bahwa unit bantalan tanah mewakili tahap di antara pintu gerbang menuju era yang berbeda dalam sejarah berair Gale Crater, seperti yang dilansir dari JPL, NASA.