Karet dari ban bekas yang dicampurkan dengan aspals, dapat memperkokoh konstruksi jalan lebih awet hingga dua kalinya. Terutama dengan mencegahnya dari sengatan sinar matahari. Para peneliti dari RMIT University bekerja sama dengan Tire Stewardship Australia (TSA) untuk menemukan perpaduan sempurna yang tahan UV dan menahan beban lalu lintas, dengan potensi menghemat anggaran pemerintah untuk pemeliharaan jalan setiap tahunnya.
Ban bekas memang bisa didaur ulang menjadi berbagai produk baru yang lebih bermanfaat, tapi sisanya menjadi limbah yang semakin menumpuk. Limbah dari ban bekas dapat melepaskan berbagai bahan kimia ke udara, tanah, dan air yang mengubah ekosistem. Di bawah sinar matahari, ban bekas dapat melepaskan gas metana ke udara. Gas rumah kaca ini meningkatkan jejak karbon kita dan dapat berkontribusi pada perubahan iklim.
Di sisi lain, jalan tidak dirancang dengan pelindung sinar matahari, membuatnya rentan mengalami keretakan dan berpotensi tidak aman bagi kendaraan, karena kerusakan yang terus terakumulasi. Menambahkam karet daur ulang tidak hanya menawarkan perlindungan dari sinar matahari tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan yang menjanjikan untuk krisis ban bekas.
Sementara upaya berbagai penelitian telah difokuskan pada peningkatan daya tahan jalan dalam hal beban lalu lintas, penuaan termal dan dampak terkait cuaca, terutama kerusakan akibat sinar matahari hanya mendapat sedikit perhatian saja.
Para peneliti menemukan bahwa sampel dengan konsentrasi karet tertinggi menunjukkan setengah kerusakan akibat UV (panas matahari) dibandingkan aspal biasa. Namun, jika terlalu banyak malah dapat mengurangi ketahanan jalan terhadap kerusakan mekanis.
“Kami menemukan menambahkan antara 18 persen dan 22 persen remaah-remah karet menghasilkan keseimbangan ideal dalam hal meningkatkan ketahanan dan kelelahan terhadap beban lalu lintas, sambil menahan penuaan UV,” kata Filippo Giustozzi, penulis utama studi tersebut.
Para peneliti menggunakan sebuah peralatan di laboratorium untuk mensimulasikan efek jangka panjang dari degradasi matahari pada aspal dengan konsentrasi remah-remah karet yang berbeda: dari konsentrasi rendah 7,5% hingga sedang 15% dan tinggi 22,5%.
Setelah satu setengah bulan terpapar panas secara terus menerus dalam mesin UV, mereka mengukur perubahan sifat kimia dan mekanik aspal. Giustozzi mengatakan aspal yang dicampur dengan remah-remah karet konsentrasi tinggi dari ban bekas menunjukkan kerusakan UV 50% lebih sedikit dibandingkan aspal biasa.
Sementara menggunakan lebih banyak karet lebih baik dalam hal ketahanan UV, Giustozzi mengatakan penting juga untuk menyeimbangkan ini dengan kinerja mekanis.
“Ini bertindak sangat efektif sebagai tabir surya untuk jalan yang benar-benar membuat permukaan bertahan dua kali lebih lama dari aspal biasa. Kami tahu bahwa UV akan menjadi faktor dalam degradasi jalan, tetapi tidak sejauh mana atau bagaimana melindunginya, karena tidak ada yang benar-benar memperhatikan aspek ini.”
Penelitian ini telah diterbitkan di Journal of Cleaner Production.