BAGIKAN
Image by Pexels from Pixabay

Para peneliti telah menunjukkan bagaimana perpaduan antara ban bekas dan puing-puing bangunan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan jalan yang berkelanjutan, sebagai sebuah solusi tanpa limbah untuk meningkatkan daur ulang dan mendukung ekonomi sirkular.

Konstruksi, renovasi dan penghancuran menyumbang sekitar setengah dari limbah yang dihasilkan setiap tahun di seluruh dunia, sementara sekitar 1 miliar ban bekas dihasilkan secara global setiap tahunnya.

Sebuah bahan baru, yang dikembangkan oleh para peneliti di RMIT University, adalah yang pertama untuk menggabungkan puing-puing sisa bangunan dan karet bekas dalam suatu campuran yang dioptimalkan secara tepat untuk memenuhi standar keselamatan teknologi pembuatan jalan.

Dirancang untuk digunakan sebagai lapisan dasar, campuran daur ulang ini lebih fleksibel daripada bahan yang umumnya digunakan yang membuat jalan lebih mudah untuk mengalami keretakan.

Peneliti utama Dr Mohammad Boroujeni mengatakan bahwa  campuran karet dan puing-puing dapat memberikan manfaat terhadap lingkungan dan teknologi.

“Pada dasarnya jalan tradisional terbuat dari bahan-bahan asli yang tidak berkelanjutan – batu galian dan pasir alami,” kata Boroujeni.

“Bahan campuran kami adalah alternatif daur ulang 100% yang menawarkan cara baru untuk menggunakan kembali ban bekas dan limbah bangunan, selain berkinerja baik pada kriteria utama seperti fleksibilitas, kekuatan dan deformasi permanen.

Setiap lapisan dari bahan dasar pembuatan jalan, harus cukup kuat untuk menahan tekanan kendaraan berat, sekaligus cukup fleksibel untuk memungkinkan jumlah gerakan yang tepat sehingga jalan tidak mudah retak.

(Saberian et al., Construction and Building Materials, 2020)

Di Australia, hanya 16% ban bekas yang didaur ulang di dalam negeri. Sekitar 3,15 juta ton puing bangunan yang diproses – dikenal sebagai recycled concrete aggregate (RCA) – ditambahkan ke timbunan setiap tahun daripada digunakan kembali.

RCA, yang merupakan agregat dari limbah konstruksi, berpotensi dapat digunakan untuk lapisan dasar jalan, tetapi menambahkan karet bekas secara signifikan dapat meningkatkan produk jadi.

Dalam penelitian sebelumnya, tim Fakultas Teknik RMIT telah menunjukkan bahwa campuran puing-puing dan karetnya berkinerja baik ketika diuji untuk ketahanan terhadap tegangan, asam dan air, serta kekuatan, deformasi, dan sifat dinamis. Penyusutan yang rendah dan fleksibilitas yang baik mengurangi risiko dari keretakan.

Studi ini yang diterbitkan di jurnal Construction and Building Materials. menelaah bagaimana campuran tersebut mampu menahan tekanan yang ditimbulkan oleh berbagai kendaraan yang tak terhitung jumlahnya selama masa pakainya.

Para peneliti menggunakan mesin khusus untuk menilai kinerja bahan campuran di bawah pengaruh gaya gesek, atau tegangan geser, dan membandingkan berbagai jenis remah karet (halus dan kasar) dicampur ke dalam RCA dengan perbandingan yang berbeda-beda.

Tim mengidentifikasi campuran optimal – 0,5% karet halus dan 99,5% RCA – yang dihasilkan dengan kekuatan geser dengan tetap menjaga kohesi yang baik antara kedua bahan.

“Solusi untuk berbagai permasalahan limbah kita, akan datang tidak hanya dari mengurangi seberapa banyak membuangnya TPA dan meningkatkan seberapa banyak kta mendaur ulang, Mengembangkan penggunaan baru dan inovatif untuk bahan daur ulang kta, itu sangat penting.” kata insinyur sipil Jie Li , dari Universitas RMIT.