Dalam pencariannya terhadap kandidat planet-planet yang mirip dengan Bumi atau planet ekstrasurya (exoplanet), para astronom telah menemukan sebuah planet di sekitar orbit bintang Barnard, yaitu salah satu bintang yang terdekat lokasinya di sekitar Matahari.
Penelitian yang dipimpin oleh para peneliti dari Queen Mary University of London, dan dari Institut d’Estudis Espacials de Catalunya dan Institute of Space Sciences/CSIC di Spanyol, hasilnya telah diterbitkan di jurnal Nature
Planet yang kemungkinan besar berupa batuan, yang dikenal sebagai bintang Barnard b, adalah ‘Bumi-super‘ [adalah planet ekstrasurya yang lebih besar daripada Bumi tetapi lebih kecil daripada raksasa gas] dengan massa setidaknya 3,2 kali dari Bumi, dan mengorbit di sekitar bintang induknya sekali setiap 233 hari.
Hasil dari penelitian telah menunjukkan bahwa planet ini terletak di wilayah yang lokasinya jauh dari bintangnya yang dikenal sebagai ‘garis salju’ sehingga dimungkinkan kebaradaan air atau bahkan kehidupan.
Sayangnya, suhu permukaan planet diperkirakan sekitar -170 derajat Celcius yang menggambarkan sebuah dunia yang membeku dan tidak menarik seperti kehidupan di Bumi.
Namun, jika saja planet ini kaya akan atmosfer, suhunya bisa lebih tinggi dan berpeluang untuk lebih layak huni.
Guillem Anglada Escudé, dari Queen Mary University of London, mengatakan: “Bintang Barnard adalah objek yang terkenal di kalangan para astronom dan para ilmuwan planet ekstrasurya, karena merupakan salah satu bintang pertama di mana keberadaan planet-planet pada awalnya diklaim tetapi kemudian terbukti tidak benar. Semoga kita melakukannya dengan tepat kali ini.”
Berada hampir enam tahun-cahaya jauhnya, bintang Barnard adalah bintang terdekat berikutnya dengan Matahari setelah sistem triple Alpha Centauri.
Termasuk ke dalam jenis bintang redup, bintang dengan massa rendah yang disebut Bintang Katai Merah dianggap sebagai tempat terbaik untuk mencari kandidat planet ekstrasurya, planet di luar tata surya kita.
Bintang b Barnard merupakan planet ekstrasurya yang dikenal terdekat kedua dari Matahari. Yang paling dekat terletak hanya lebih dari empat tahun cahaya dari Bumi dan juga ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh Dr. Anglada Escudé dari Queen Mary pada tahun 2016. Ekstrasurya ini, yang disebut sebagai Proxima b, mengorbit di sekitar bintang katai merah Proxima Centauri.
Para peneliti menggunakan metode kecepatan radial selama pengamatan yang mengarah pada penemuan bintang Barnard b. Teknik ini mendeteksi goyangan pada bintang yang kemungkinan disebabkan oleh tarikan gravitasi sebuah planet yang mengorbit.
Goyangan ini mempengaruhi cahaya yang datang dari bintang. Ketika bintang bergerak ke Bumi spektrumnya tampak sedikit bergeser ke arah biru dan saat bergerak menjauh bergeser ke arah merah.
Ini adalah pertama kalinya bahwa teknik ini telah digunakan untuk mendeteksi planet kecil ini saat begitu jauh dari bintang induknya.
Para peneliti memeriksa kembali data arsip yang diperoleh selama periode 20 tahun, dan menambahkan pengamatan baru dengan instrumen generasi terbaru, yaitu spektrometer CARMENES yang berada di Spanyol, instrumen ESO / HARPS di Chili dan instrumen HARPS-N di Kepulauan Canary.
Kekayaan data ini memberikan keakuratan luar biasa yang diperlukan untuk mengidentifikasi pengaruh planet ini dengan hampir pasti. Goyangan yang diamati dalam gerakan bintang sebanding dengan kecepatan yang hanya lebih dari 1 meter per detik — sekitar kecepatan berjalan.
Dr. Ignasi Ribas, dari Institut d’Estudis Espacials de Catalunya dan CSIC di Spanyol, mengatakan: “Setelah analisis yang sangat hati-hati, lebih dari 99 persen kami yakin bahwa planet ini ada di sana, karena ini adalah model yang paling sesuai dengan pengamatan kami. Namun, kami harus tetap berhati-hati dan mengumpulkan lebih banyak data untuk menangani kasus ini di masa mendatang.”
Pengamatan lebih lanjut untuk meningkatkan kepercayaan dari hasil ini sudah berlangsung di berbagai observatorium, dan sistem ini merupakan kandidat yang sangat baik untuk observasi oleh generasi instrumen berikutnya yang dirancang khusus untuk pencitraan eksoplanet secara langsung, seperti yang direncanakan NASA Wide Field Infra Red Survey Telescope (WFIRST).
Jika planet dapat diamati secara langsung maka akan memberikan informasi penting tentang sifat-sifatnya dan memperluas pemahaman kita tentang jenis planet yang terbentuk di sekitar bintang katai merah.