BAGIKAN
[Jorge A. González]

Para ilmuwan telah menemukan fosil dinosaurus yang terkubur dalam singkapan selatan Formasi Quebrada del Barro di barat laut Argentina. Fosil parsial yang terdiri dari beberapa tulang leher, tulang bahu, dan beberapa tulang dari kaki dan ekor merupakan sisa-sisa dari Ingentia prima yang hidup di sekitar 237 juta hingga 201 juta tahun yang lalu.

Ingentia prima, yang berarti “yang pertama menjadi besar” dalam bahasa Latin adalah dinosaurus berleher panjang, berkaki empat, yang hidup di 47 juta tahun sebelum raksasa seperti Diplodocus dan Brontosaurus mengguncang Bumi. Fosil telah memberikan wawasan baru yang penting ke dalam evolusi dinosaurus, dan bagaimana sauropoda tumbuh menjadi ukuran yang sangat besar.

[CECILIA APALDETTI via BBC]
Sauropoda — hewan darat terbesar yang pernah muncul di Bumi — berasal dari awal yang sederhana. Leluhur mereka yang jauh adalah dinosaurus kecil berkaki dua yang dikenal sebagai prosauropoda. Seiring waktu, makhluk seukuran rakun ini secara tetap memperoleh karakteristik fisik yang memungkinkannya untuk memunculkan tubuh yang sangat besar, yang terbesar beratnya lebih dari 77 ton. Adaptasi ini termasuk hal-hal seperti tengkorak kecil, leher panjang dan ekor, kaki seperti kolom, pertumbuhan tulang yang cepat, dan pernapasan vertebra, di mana terdapat ruang udara di dalam tulangnya untuk membuat mereka menjadi lebih ringan (sifat yang masih ada pada burung modern).

Sauropoda telah menyebar secara luas selama periode Jurassic (199 juta hingga 145 juta tahun yang lalu), dan penampilan mereka mewakili tahap penting dalam sejarah dinosaurus. Para ahli paleontologi berpendapat bahwa banyak, atau sebagian besar, karakteristik yang diperlukan untuk tubuh yang melebihi 10 ton muncul selama awal Jurassic, tetapi catatan fosil yang tidak lengkap telah menutupi detail dari tahap evolusi kritis ini.

Sekarang, penemuan Ingentia prima —sebagai anggota kelompok dinosaurus Lessemsaurid dan leluhur sauropoda — menunjukkan bahwa beberapa dinosaurus telah memperoleh beberapa karakteristik kunci selama periode Trias Akhir yang membuka jalan menuju gigantisme, dimana hewan-hewan berukuran sangat besar.

Sebagai studi baru, ilmuwan utama Cecilia Apaldetti dan timnya dari Universitas Nasional San Juan Argentina menganalisis fosil, bersama dengan tiga spesimen baru dari dinosaurus yang terkait erat dan sebelumnya telah didokumentasikan yang dikenal sebagai Lessemsaurus sauropoides (yang dilakukan untuk perbandingan).

Analisis menunjukkan bahwa I. prima berbobot antara 7 hingga 10 ton (gajah Afrika terbesar berbobot antara enam hingga tujuh ton), dan itu sudah termasuk ekor dan leher yang memanjang, meski tidak hampir sama seperti yang terlihat kemudian. Makhluk-makhluk ini, tidak seperti sauropoda yang akan datang kemudian, berdiri dengan kaki tertekuk.

[CECILIA APALDETTI via BBC]
I. prima menunjukkan fitur yang memungkinkan sauropoda untuk menjadi sauropoda, seperti tingkat pertumbuhan yang dipercepat (seperti yang terlihat pada struktur tulangnya), dan kaki lurus yang mampu menopang berat badan yang luar biasa. Terlebih lagi,  I. prima memiliki kantung udara serviks mirip burung dan leher dengan karakteristik rasio permukaan terhadap volume yang berfungsi seperti sistem pendingin udara built-in, memungkinkan hewan besar ini tetap dingin.

Terakhir, ia menampilkan struktur di tulang punggung dan kaki belakangnya yang penting untuk mendukung tubuh besar. Para penulis mengatakan banyak dari adaptasi ini tidak spesifik untuk gigantisme, melainkan memungkinkan untuk mobilitas yang lebih besar karena I. prima bergerak melintasi lanskap Trias.

“Ini mengungkapkan bahwa denyut pertama terhadap gigantisme dalam dinosaurus terjadi lebih dari 30 juta tahun sebelum munculnya [sauropoda] pertama,” tulis para peneliti dalam penelitian mereka.

Temuan yang rapi, tetapi kesimpulan yang tidak mengejutkan sama sekali. Butuh evolusi sedikit waktu untuk “menciptakan” semua hal yang diperlukan untuk hewan seberat 70 ton untuk berdiri dengan empat kaki.

Makalah terbaru yang menggambarkan dinosaurus yang sebelumnya tidak diketahui ini diterbitkan di Nature Ecology & Evolution.