Lubang hitam merupakan objek terbesar di angkasa yang masih menjadi misteri hingga saat ini. Selama ini belum pernah ada gambaran yang sebenarnya bentuk dari lubang hitam ini yang bisa diperoleh. Namun, sepertinya tidak akan lama lagi sejarah baru ilmu pengetahuan akan memecahkan rekornya, saat para astronom yang akan menampilkan gambar untuk pertama kalinya dari lubang hitam kepada publik.
Tepatnya pada tanggal 10 April nanti akan diadakan konferensi pers untuk mengumumkan hasil kerja tim yang tergabung dalam Event Horizon Telescope (EHT) Project dan US National Science Foundation (NSF). Selama ini mereka telah bekerja sama menjalankan misi untuk menangkap gambaran dari lubang hitam. Mereka masih belum mengungkapkan secara detail tentang apa yang akan disampaikan, tetapi bisa dipastikan bahwa ini merupakan hasil dari misi mereka untuk menangkap gambar dari lubang hitam, misteri terbesar dalam jagad raya.
Lubang hitam adalah bagian dari ruang waktu yang memiliki daya gravitasi paling kuat, bahkan cahaya saja tidak bisa menghindari kekuatan gravitasinya. Sehingga selama ini dipastikan tidak mungkin untuk bisa mengambil gambar dari lubang hitam karena ketiadaan cahaya yang melingkupinya. Benda langit ini juga menelan segala bentuk dari radiasi elektromagnetik, artinya kita-pun tidak bisa mengamatinya dengan menggunakan gelombang radio, X-Rays, Sinar Gamma, atau berbagai jenis teleskop canggih sekalipun.
Hanya bagian permukaan lubang hitam yang disebut event horizon (cakrawala peristiwa) yang masih bisa diamati, bagian dari lubang hitam yang akan menyerap apapun yang ada di sekitarnya dan tidak akan kembali lagi. Karena itu kemungkinannya, gambar yang akan didapat hanya berupa siluet dari sebuah lubang hitam.
Jauh sebelum munculnya Even Horizon Telescope (EHT), seorang ahli ilmu astrofisik bernama Jean-Pierre Luminet pada tahun 1978 telah menggambarkan apa yang selama ini disebut sebagai lubang hitam. Luminet, dengan latar belakang pendidikan matematika, menggunakan keahliannya untuk menampilkan gambar dalam bentuk simulasi komputer bagaimana bentuk dari lubang hitam itu ketika diamati, menggunakan computer IBM 7040 buatan tahun 1960.
Tidak mudah untuk bisa mengamati lubang hitam ini, diperlukan teleskop berukuran sebesar planet bumi untuk benar-benar bisa mengamati bagian terdekatnya. EHT bekerja dengan menggabungkan 15-20 buah teleskop secara bersamaan yang tersebar dari Kutub Utara, Eropa, Amerika Selatan dan Australia. Secara kolektif maka hasil gambar yang didapat akan sejelas seperti melihat sebuah jarum kecil di kota New York dari kota London.
EHT menggunakan teknik yang dikenal dengan interferometri, dimana astronom dari observatorium di berbagai benua secara simultan mengamati objek yang sama, kemudian mengkombinasikan semua data yang didapat dalam sebuah superkomputer.
Semua teleskop telah diatur untuk diarahkan pada target lubang hitam dan mengukur setiap gelombang radio yang datang dari objek tersebut. Semua harus terkoordinasi dengan baik dan sempurna.
EHT mempunyai dua target utama : Sagitarius A* (dibaca: Sagitarius-A bintang), yang berada di pusat galaksi Bima Sakti, dan lubang hitam supermasif yang berada di pusat galaksi yang dikenal dengan M87, yang sama dengan Bima Sakti berada di gugus galaksi Virgo. M87 berjarak 50-60 juta tahun cahaya, mempunyai massa lebih dari 6 miliar massa matahari (1,000 kali lebih besar dari lubang hitam terdekat), para astronom berharap semua objek dapat terlihat jelas.
Selain akan menampilkan bagaimana bentuk lubang hitam, EHT juga akan mengungkap apakah lubang hitam memilki materi seperti yang diprediksi oleh teori relativitas umum Albert Einstein dan juga akan memberikan gambaran tentang apa saja proses yang terjadi di lingkungan ekstrim sekitar event horizon.
Kemungkinan akan ditampilkan secara detil hasil pengamatan dari pancaran plasma yang dihasilkan oleh lubang hitam, termasuk M 87. Belum jelas selama ini apakah Sagitarius A*, yang secara relatif adalah lubang hitam yang kecil, memiliki pancaran plasma. Pancaran plasma adalah partikel berenergi tinggi yang dihasilkan ketika bintang, awan debu atau gas terhisap oleh gravitasi kuat lubang hitam. Partikel ini bergerak dengan kecepatan tinggi hampir sama dengan kecepatan cahaya. Dan ukurannya bisa ratusan bahkan jutaan kali ukuran lubang hitam itu sendiri, bahkan lebih besar dari galaksi. Pancaran plasma dari lubang hitam ini dipercaya memegang peranan penting dalam kosmologi, berkontribusi dalam membentuk formasi dari jaringan kosmis dimana galaksi merupakan bagian dari gugusan jagad raya.
Belum diketahui, lubang hitam mana yang menjadi target EHT yang telah siap untuk ditampilkan ke publik. Juga belum pasti apakah misi mereka benar-benar telah berhasil. Tapi setelah penantian lama, tentunya gambar yang didapat akan sangat luar biasa. The National Science Foundation, yang membantu mendanai EHT, nantinya akan memimpin konferensi pers. Dan karena proyek ini adalah hasil kolaborasi tim dari berbagai belahan dunia, kemungkinan konferensi pers akan dilakukan secara simultan di Brussel, Santiago, Taipei, dan Tokyo.
Sumber : The Guardian, Universe Today, ISL Science