BAGIKAN

Bangunan ini dirancang sebagai tempat pembekuan yang kokoh untuk melindungi berbagai jenis benih paling berharga di dunia dari bencana global dan memastikan ketersediaan makanan bagi umat manusia hingga pada kondisi tersulit sekalipun disaat ketersedian bahan pangan di belahan bumi pada umumnya telah musnah.

Kubah tersebut berada di pulau Spitsbergen Norwegia dan berisi hampir satu juta paket benih, masing-masing merupakan varietas tanaman pangan penting. Saat dibuka pada tahun 2008, permafrost yang berada di kedalaman dimana kubah tenggelam, diharapkan dapat memberikan perlindungan “cadangan” terhadap “tantangan bencana alam atau sebab perbuatan manusia”.

Suhu -18ºC diperlukan untuk penyimpanan benih yang optimal, yang disimpan dan disegel dalam paket foil tiga lapis yang dibuat secara khusus. Paket-paket itu disegel di dalam kotak dan disimpan di rak-rak di dalam lemari besi. Suhu rendah dan tingkat kelembaban di dalam Vault memastikan aktivitas metabolik yang rendah pula, sehingga menjaga benih tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama.

The Vault seed memiliki kapasitas untuk menyimpan 4,5 juta varietas tanaman. Masing-masing varietas mengandung rata-rata 500 biji, sehingga maksimal 2,5 miliar bibit dapat disimpan di Vault.

dibangun untuk melindungi jutaan tanaman pangan dari perubahan iklim, perang dan bencana alam

Saat ini, Vault tersebut menampung lebih dari 930.000 sampel, yang berasal dari hampir setiap negara di dunia. Mulai dari varietas unik makanan pokok Afrika dan Asia seperti jagung, beras, gandum, kacang, dan sorgum untuk varietas terong, selada, jelai, dan kentang panggang Eropa dan Amerika Selatan. Sebenarnya, Vault sudah memegang koleksi bibit tanaman pangan paling beragam di dunia.

Namun, suhu yang melonjak tinggi di Arktik pada akhir tahun sebagai suhu terpanas di dunia yang pernah tercatat menyebabkan es mencair dan hujan lebat, saat salju ringan yang seharusnya jatuh. “Bukan menjadi bagian dalam rencana kami untuk berpikir bahwa permafrost akan musnah  karena mengalami cuaca ekstrem seperti itu,” kata Hege Njaa Aschim, dari pemerintah Norwegia, yang memiliki brankas tersebut.

“Banyak air yang masuk melalui bagian depan terowongan dan kemudian membeku menjadi es, jadi seperti gletser saat Anda masuk,” katanya kepada Guardian. Untungnya, air lelehan itu tidak sampai ke lemari besi itu sendiri, setelah air yang masuk membeku,  es-nya dirobohkan, dan biji berharga tetap aman hingga saat ini pada suhu penyimpanan yang dibutuhkan -18ºC .

Kotak plastik berisi bibit tanaman di dalam Svalbard Global Seed Vault internasional di Spitsbergen, Norwegia. Foto: Jens Buttner

Namun penerobosan air tersebut telah mempertanyakan kemampuan kubah untuk bertahan sebagai jalur kehidupan bagi kemanusiaan jika terjadi malapetaka. “Itu seharusnya [beroperasi] tanpa bantuan manusia, tapi sekarang kita menjaganya selama 24 jam sehari,” kata Aschim. “Kita harus melihat apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan semua risiko dan memastikan bank benih bisa mengurus dirinya sendiri.”

Arktik dan terutama Svalbard menghangat lebih cepat dari bagian dunia lainnya. Iklim berubah secara dramatis dan kami semua takjub melihat seberapa cepat hal itu terjadi,” kata Isaksen kepada surat kabar Norwegia Dagbladet .

Para manajer kubah sekarang telah mengambil tindakan pencegahan, termasuk pekerjaan utama untuk menahan air sepanjang 100 m terowongan sampai ke gunung dan menggali parit hingga ke lereng gunung untuk menyalurkan air lelehan dan hujan. Mereka juga telah memindahkan peralatan listrik dari terowongan beberapa pompa yang menghasilkan panas dan memasangnya di dalam kubah itu sendiri  untuk berjaga – jaga jika terjadi banjir suatu saat nanti.

Aschim mengatakan tidak ada pilihan selain menemukan solusi untuk menjamin keamanan brankas yang berkelanjutan: “Kita harus menemukan solusi. Ini adalah tanggung jawab besar dan kami menganggapnya sangat serius. Kami melakukan semua ini untuk dunia. “