BAGIKAN
pixabay.com

Lantaran memiliki beberapa khasiat, penggunaan ramuan herbal sebagai obat harus mempertimbangkan sifat dan efeknya karena dapat menyebabkan interaksi dengan zat-zat lain dalam tubuh.Sama seperti ketika mengonsumsi obat keras atau OTC (over the counter), harus dipastikan tidak berinteraksi satu sama lain. Beberapa sifat dan  efek herbal yang perlu diketahui:

1) Herbal sedatif

Beberapa jenis tanaman obat berefek seperti penenang (mendorong relaksasi dan kantuk) serta memiliki sifat aditif, yaitu meningkatkan aksi agen lain dalam tubuh bila dikombinasikan dengan obat penenang medis, termasuk alkohol.

Oleh karena itu, sebaiknya jangan menggabungkan obat penenang seperti antihistamin (termasuk dalam antimotion) atau obat insomnia dengan herbal seperti pegagan (Centella asiatica), kava (Piper methysticum), atau valerian (Valeriana officinalis).

Jenis herbal dengan efek jenis ini, antara lain Ashwagandha (Withania somnifera), Calendula (Calendula officinalis), Chamomile (Matricaria recutita), Eleuthero (Eleutherococcus senticosus), Hops (Humulus lupulus), Kava (Piper methysticum), Lemon balm (Melissa officinalis), Passion flower (Passiflora incarnata), Sage (Salvia officinalis, S. lavandulaefolia).

2) Herbal stimulan

Tanaman jenis ini mengandung bahan kimia kafein atau lainnya yang merangsang sistem saraf pusat.

Oleh karena itu, herbal tersebut memiliki efek aditif bila dikombinasikan dengan stimulan lainnya, yaitu Asian ginseng (Panax ginseng), Cocoa (Theobroma cacao), Kopi (Coffea arabica), Guarana (Paullinia cupana), Mate (Ilex paraguariensis), Teh (Camellia sinensis).

3) Herbal dan gula darah

Beberapa herbal bekerja untuk menurunkan kadar glukosa, tetapi dapat mengurangi gula darah terlalu banyak bila dikombinasikan dengan obat diabetes.

Herbal dengan potensi hipoglikemik, meliputi Alfalfa (Medicago sativa), Aloe (Aloe vera), Asian ginseng (Panax ginseng), Bilberry (Vaccinium myrtillus), Cinnamon (Cinnamomum verum, C. aromaticum), Eleuthero (Eleutherococcus senticosus), Eucalyptus (Eucalyptus globulus), Fenugreek (Trigonella foenum-graecum), Flax (Linum usitatissimum), Jahe (Zingiber officinale), Horse chestnut (Aesculus hippocastanum), Konjac (Amorphophallus konjac, A. rivieri), Kudzu (Pueraria lobata), Nettle (Urtica dioica), Onion (Allium cepa), Sage (Salvia officinalis, S. lavandulaefolia), Tinospora (Tinospora cordifolia).

4) Herbal kardioaktif

Tumbuhan jenis ini dapat memberikan efek langsung pada fungsi jantung, diantaranya Asian ginseng (Panax ginseng), Coleus (Coleus forskohlii, Plectranthus barbatus), Danshen (Salvia miltiorrhiza), Devil’s claw (Harpagphytum procumbens), Hawthorn (Crataegus monogyna, C. oxyacantha).

5) Herbal antikoagulan/antiplatelet

Beberapa herbal berpotensi mengakibatkan agregasi platelet, atau pembekuan darah, sehingga harus dihindari jika menggunakan obat yang sama, seperti clopidogrel (Plavix) dan warfarin (Coumadin).

Pemakain obat harus dihentikan setidaknya dua minggu sebelum operasi apapun. Beberapa tanaman yang termasuk kategori ini, antara lain Andrographis (Andrographis paniculata), Asian ginseng (Panax ginseng), Borage (Borago officinalis), Cayenne (Capsicum annuum, C. frutescens), Chamomile (Matricaria recutita), Coleus (Coleus forskohlii, Plectranthus barbatus), Danshen (Salvia miltiorrhiza), Dong quai (Angelica sinensis), Eleuthero (Eleutherococcus senticosus), Evening primrose (Oenothera biennis), Fenugreek (Trigonella foenumgraecum), Feverfew (Tanacetum parthenium), Flax (Linum usitatissimum), bawang putih (Allium sativum), Jahe (Zingiber officinale), Ginkgo (Ginkgo biloba), Horse chestnut (Aesculus hippocastanum),  Kudzu (Pueraria lobata), Licorice (Glycyrrhiza glabra), bawang merah (Allium cepa), nanas (Ananas comosus), Red clover (Trifolium pratense), Reishi (Ganoderma lucidum), Turmeric (Curcuma longa).