BAGIKAN
Pesawat angkasa Chandrayaan 2 (ilustrasi) melakukan pencarian wahan pendaratan bulan Vikran dari orbit. Chandrayaan 2 akan melanjutkan pengamatan di atas bulan selama satu tahun. Credit: ISRO

Pada percobaan pertama badan antariksa India untuk melakukan pendaratan di bulan, telah diperhitungkan terjadi pada saat matahari telah terbit di langit bulan. Dan tidak lama setelah malam mulai turun di bagian kutub selatan bulan pada tanggal 20 September, harapan para ilmuwan agar wahana pendaratan bulan Vikram yang bertenaga matahari akan mengirimkan kontak ke bumi sebelum satu hari bulan berakhir telah sirna.

Para pejabat yang berwenang pada badan antariksa India ISRO melaporkan bahwa mereka yakin wahana penjelajah Vikram telah mati ketika melakukan pendaratan di permukaan bulan pada tanggal 6 September lalu. Wahana ini hilang kontak tidak lama sebelum mendarat di dekat kutub selatan bulan, seperti yang dilansir oleh Times of India.

Tetapi, masih ada harapan bahwa Vikram atau kendaraan rover di dalamnya akan kembali hidup dan melakukan kontak ke bumi. Dalam dua minggu ini, yang setara dengan satu hari di bulan, ISRO telah berupaya untuk lakukan komunikasi dengan Vikram. Wahana pendaratan dan rover di dalamnya, Pragyan, dirancang untuk bisa bertahan selama satu hari bulan sebelum kondisi temperatur yang dingin dan tidak adanya cahaya matahari menyebabkan mereka kehilangan daya.

ISRO menyatakan bahwa Chadrayaan 2 berhasil mengorbit dan mengambil beberapa gambar pada tanggal 10 September yang memperlihatkan wahana pendaratan mereka berada pada posisi terbalik atau miring ke satu sisi. Gambar-gambar tersebut hingga kini belum dipublikasikan.

Wahana Luna Reconnaissance Orbiter milik NASA juga terbang di atas lokasi pendaratan pada tanggal 17 September. Tetapi pada saat itu telah memasuki senja di bulan, bayangan besar menutupi hampir seluruh area,” begitu NASA menuliskan dalam sebuah eemail. “Titik pendaratan yang pasti masih belum diketahui, jadi mungkin saja wahana pendarat berada di lokasi yang tidak terdeteksi oleh kamera.” NASA mengatakan bahwa mereka akan melakukan pencarian kembali pada tanggal 14 Oktober, ketika matahari mencapai titik tertinggi di atas langit bulan.

Setelah matahari benar-benar tenggelam pada lokasi pendaratan Vikram, temperatur di lokasi tersebut akan turun hingga mencapai -180o Celcius selama dua minggu mendatang. Wahana pendarat yang bertenaga matahari kemungkinan tidak akan bertahan pada suhu tersebut.

Hingga kini ISRO belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai hal ini. Tetapi Times of India sudah melaporkannya pada tanggal 20 September bahwa tim yang bertugas menganalisa kegagalan misi ini yakin bahwa kegagalan ini disebabkan oleh sebuah kerusakan pada program pendaratan otomatis dari pesawat angkasa. Media ini juga menuliskan pernyataan seorang ilmuwan yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa wahana pendarat kemungkinan turun dengan posisi terbalik ketika mendekati permukaan bulan, sepertinya mesin pendorong yang seharusnya mengurangi kecepatan ketika mendekati permukaan bulan, malah menambah tenaga sehingga wahan pendaratan jatuh kepermukaan bulan pada kecepatan 200 km perjam, atau malah lebih cepat dari itu.