BAGIKAN
Image by Aynur Zakirov from Pixabay

Perdebatan tentang keberadaan gas metana di planet Mars akhirnya dapat dipecahkan ketika para ilmuwan dari tim internasional mengkonfirmasi keberadaan gas tersebut yang bisa menjadi petunjuk sebuah kehidupan serta asal-usulnya.

Pada tahun 2013 terdapat dua buah ekspedisi yang melaporkan pendeteksiannya terhadap metana di planet merah ini, yaitu penjelajah Mars, Curiosity NASA dan Mars Express dari ESA. Keduanya telah mengendus bau gas metana pada wilayah yang sama di sekitar Kawah Gale.

Ini adalah pertama kalinya dua bagian yang terpisah dari peralatan telah mendeteksi metana di wilayah yang sama pada waktu yang terpisah hanya dalam satu hari saja.

Tetapi temuan ini menimbulkan perdebatan karena kemungkinan adanya kesalahan dalam pendeteksian yang dilakukan melalui peralatan sensor pesawat. Mulai dari kesalahan dalam pembacaan data, atau resolusi spektral yang buruk, atau bahkan keberadaan metana yang sudah ada di dalam Curiosity sejak awal.

“Meskipun berbagai deteksi dilaporkan oleh kelompok terpisah dan percobaan berbeda, dan meskipun mekanisme yang masuk akal telah diusulkan untuk menjelaskan kelimpahan yang diamati, variabilitas, dan masa pakai metana di atmosfer Mars saat ini, debat metana masih memecah komunitas Mars,” ilmuwan planet Marco Giuranna dari Italia Istituto Nazionale di Astrofisica kepada ScienceAlert.

“Sebelum penelitian kami, pendeteksian metana di Mars tidak dikonfirmasi oleh pengamatan independen. Temuan terbaru ini merupakan konfirmasi independen pertama dari pendeteksian terhadap metana.”

Ada proses geologis yang dapat menghasilkan metana secara abiotik. Di Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus, kebanyakan metana dihasilkan melalui sebuah proses kimia. Pluto memiliki es metana. Bulan Saturnus, Titan, memiliki danau metana cair.

Jadi, metana bukanlah barang yang langka di Tata Surya kita.

Begitupun di Mars. Meskipun konsentrasinya secara global sangat sedikit dibandingkan dengan Bumi. Tapi dengan mengetahui dari mana metana di Mars berasal, dan bagaimana caranya, akan memberikan wawasan baru dan menarik tentang Planet Merah sendiri. Terlebih lagi jika sumber keberasalannya bukanlah dari mikroba.

Mars Express milik Badan Antariksa Eropa (ESA), sebenarnya telah mendeteksi metana satu kali sebelumnya, pada tahun 2004, menggunakan seperangkat instrumen Planetary Fourier Spectrometer (PFS). Instrumen inilah yang juga melakukan pendeteksiannya terhadap metana di tahun 2013, tetapi dengan teknik observasi dan analisis terbaru yang dapat meningkatkan kualitas dari hasil pengamatannya.

Giuranna mengatakan bahwa tim peneliti telah mengembangkan pendekatan baru untuk memilih dan menyeleksi data-data dari PFS, menganalisanya dengan metode yang meningkatkan akurasi dan mengurangi ketidakpastian secara statistik.

Ini membutuhkan banyak usaha dan kerja keras, itulah sebabnya hasilnya baru dirilis saat ini, hampir enam tahun setelah pendeteksian yang telah dilakukan. Tetapi pekerjaan yang melelahkan itu telah membuahkan hasil, karena itu mempersempit wilayah di Mars, di mana metana paling memungkinkan untuk dapat ditemukan.

Menurut para peneliti, peristiwa sementara di daerah patahan yang berada di sekitar Kawah Gale adalah tempat pelepasan metana yang paling mungkin. Itu juga bisa menjelaskan mengapa kemunculannya timbul tenggelam dengan sangat khas.

“Karena permafrost adalah salah satu segel terbaik untuk metana, ada kemungkinan bahwa es dalam jumlah banyak di Formasi Medusae Fossae (MFF) dapat menjebak dan menyegel metana di bawah permukaan.” kata Giuranna kepada ScienceAlert.

“Metana itu dapat dilepaskan secara berkala di sepanjang patahan yang menembus lapisan es karena pencairan sebagian es, penumpukan tekanan gas yang disebabkan oleh akumulasi gas selama migrasi, atau tekanan akibat penyesuaian planet atau dampak meteorit lokal.”

Sementara itu, pencarian metana sedang berlangsung. Instrumen PFS terus memantau atmosfer Mars, dan seluruh simpanan datanya akan dianalisis kembali menggunakan teknik terbaru dari tim.

Giuranna mengatakan bahwa sementara metana adalah tanda kehidupan di Bumi, keberadaannya di Mars tidak selalu merupakan bukti yang serupa di Planet Merah.

“Metana penting karena bisa menjadi indikator kehidupan mikroba,” katanya kepada AFP. “Tetapi kehidupan tidak diperlukan untuk menjelaskan pendeteksian ini karena metana dapat diproduksi oleh proses abiotik [non mikroba].”

“Meskipun bukan biosignature langsung kehidupan, metana dapat menambah kelayakan pengaturan Mars, karena beberapa jenis mikroba dapat menggunakan metana sebagai sumber karbon dan energi,” tambahnya.

Jika ditemukan luas, metana yang dikandungnya “dapat mendukung keberadaan manusia yang berkelanjutan” di Mars sebagai sumber bahan bakar yang mungkin untuk proses industri dan sebuah pendorong untuk mengembalikan misi berawak ke Bumi, katanya.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Geoscience .