BAGIKAN
Image by Free-Photos from Pixabay

Sebuah tim peneliti dari Université Paris Diderot telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa manusia dapat mendeteksi pasangan mana yang secara genetik lebih disukai melalui penciuman.

Dalam makalah yang telah mereka terbitkan di Proceeding of the Royal Society B, kelompok ini menggambarkan studi mereka tentang kompleks histokompatibilitas utama (major histocompatibility complex atau MHC) pada manusia, dan kemampuan untuk mendeteksinya melalui indera penciuman.

Kompleks histokompatibilitas utama (MHC) adalah sekelompok gen yang memainkan peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh yang ditemukan pada semua jenis vertebrata.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa hewan, termasuk manusia, lebih berhasil dari perspektif genetik ketika mereka kawin dengan pasangan yang secara genetik berbeda dalam berbagai kunci. Salah satu perbedaan itu adalah susunan MHC mereka.

Ketika dua orang dari kelompok yang berbeda melakukan perkawinan, keturunan mereka mendapatkan manfaat dari kedua orang tuanya. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti medis telah mencurigai bahwa orang dapat “merasakan” susunan MHC yang potensial menjadi pasangan, dan bahwa orang cenderung menemukan orang-orang dengan berbagai ketidaksamaan menjadi lebih menarik.

Jika diasumsikan bahwa ini permasalahnya, maka sistem penciuman sepertinya yang telah menjadi penyebabanya. Para peneliti dengan upaya terbarunya ini mencatat bahwa beberapa penelitian telah dilakukan yang dirancang untuk menentukan apakah teori tersebut benar, tetapi hasilnya sangat bervariasi. Untuk mengetahui secara permanen, mereka melakukan studi yang lebih besar dan lebih menyeluruh.

Pekerjaan yang terlibat diantaranya dengan menganalisis data-dari dari Database Genotypes and Phenotypes yang dikelola oleh National Intitute of Health. Para peneliti melaporkan bahwa mereka dapat menggunakan data genom utuh lebih dari 800 pasangan yang tinggal di Eropa dan Timur Tengah (Israel) – lebih khusus lagi, para peneliti dapat mengetahui seberapa mirip MHC di antara mereka.

Para peneliti melaporkan bahwa rata-rata, MHC antara pasangan di Eropa adalah berbeda – lebih dari yang bisa dijelaskan secara acak. Mereka juga mencatat bahwa perbedaan seperti itu adalah yang paling menonjol pada pasangan yang tinggal di Belanda. Tetapi mereka juga melaporkan bahwa mereka tidak menemukan tingkat ketidaksamaan untuk pasangan yang tinggal di Israel.

Para peneliti memperkirakan temuan mereka memberikan bukti kuat tentang kemampuan manusia untuk mencium MHC pada manusia lainnya dan untuk memilih pasangan yang memiliki perbedaan. Mereka berpendapat bahwa preferensi semacam itu dapat dikesampingkan oleh praktik budaya, namun, seperti yang ditemukan di Israel, di mana pemilihan pasangan dibatasi oleh status sosial atau praktik keluarga.