BAGIKAN
(Credit: Nicolle Fuller/National Science Foundation)

Saat berbagai materi mendekati dan jatuh menuju lubang hitam, maka akan menghasilkan energi di antaranya berupa cahaya yang terang benderang. Intensitas dari cahaya yang dihasilkan sebanding dengan besarnya materi yang terjatuh tersebut. Seperti sosok monster lapar yang siap melahap apapun yang mendekatinya, adakalanya lubang hitam tertidur dan kehilangan nafsu makannya.

Namun, lubang hitam Sagittarius A* yang berukuran sangat besar yang berada di pusat galaksi kita telah teramati sedang melahap berbagai gas dan debu antarbintang yang luar biasa sangat besar, dan para peneliti belum memahami sepenuhnya terkait peristiwa ini.

“Kami belum pernah melihat hal seperti ini dalam 24 tahun selama kami telah mempelajari lubang hitam supermasif,” kata Andrea Ghez, profesor fisika dan astronomi UCLA dan penulis senior penelitian ini. “Biasanya lubang hitam ini cukup tenang dan lemah dalam diet. Kita tidak tahu apa yang menyebabkan pesta besar ini.”

Sebuah makalah tentang penelitian ini, dipimpin oleh UCLA Galactic Center Group, yang dikepalai oleh Ghez, diterbitkan di Astrophysical Journal Letters .

Para peneliti menganalisis lebih dari 13.000 pengamatan terhadap lubang hitam dari 133 malam yang dilakukan sejak tahun 2003. Gambar-gambar tersebut dikumpulkan oleh WM Keck Observatory di Hawaii dan Very Large Telescope European Southern Observatory di Chile. Tim menemukan bahwa pada 13 Mei, area di luar “titik tidak dapat kembali” lubang hitam (disebut demikian karena begitu materi masuk, tidak akan pernah dapat melarikan diri) dua kali lebih terang dari pengamatan tercerah berikutnya.

Mereka juga mengamati perubahan besar pada dua malam lainnya di tahun ini; ketiga perubahan itu “belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Ghez.

Kecerahan yang diamati para ilmuwan disebabkan oleh radiasi dari gas dan debu yang jatuh ke dalam lubang hitam; temuan ini menimbulkan pertanyaan bagi para peneliti, apakah ini adalah satu-satunya peristiwa luar biasa atau hanya sebagai permulaan untuk aktivitas yang dapat meningkat secara signifikan.

“Pertanyaan terbesarnya adalah apakah lubang hitam sedang memasuki fase terbarunya — misalnya jika klepnya telah dibuka dan laju gas yang jatuh ke lubang ‘saluran pembuangan’ telah meningkat untuk jangka waktu yang lama – atau apakah kita baru saja melihat sekumpulan percikan dari beberapa gumpalan yang tidak biasanya dari gas yang jatuh,” kata Mark Morris, profesor fisika dan astronomi UCLA dan rekan penulis senior dari paper.

Tim terus mengamati area dan akan mencoba menyelesaikan pertanyaan itu berdasarkan apa yang mereka amati dari sekumpulan gambar-gambar terbaru.

“Kami ingin tahu bagaimana lubang hitam tumbuh dan mempengaruhi evolusi galaksi dan alam semesta,” kata Ghez, Lauren B. Leichtman dari UCLA. “Kami ingin tahu mengapa lubang supermasif menjadi lebih terang dan bagaimana lubang hitam ini menjadi lebih teranga.”

Temuan terbaru ini didasarkan pada pengamatan terhadap lubang hitam Sagitarius A *, selama empat malam pada bulan April hingga Mei di Observatorium Keck. Kecerahan di sekitar lubang hitam selalu agak bervariasi, tetapi para ilmuwan terpana oleh variasi ekstrim dalam kecerahan selama jangka waktu itu, termasuk pengamatan mereka pada 13 Mei.

“Gambar pertama yang saya lihat pada malam itu, lubang hitamnya sangat terang. Saya awalnya mengira itu adalah bintang S0-2, karena saya belum pernah melihat Sagittarius A * dalam keadaan terang,” kata ilmuwan penelitian UCLA, Tuan Do, penulis utama studi tersebut. “Tapi dengan cepat menjadi jelas bahwa sumbernya dipastikan lubang hitam, yang benar-benar membuat terpana.”

Salah satu hipotesis terkait peningkatan aktivitas dari lubang hitam ini adalah bahwa ketika sebuah bintang bernama S0-2 melakukan pendekatan terdekatnya menuju lubang hitam selama musim panas 2018, ia melepaskan sejumlah besar gas yang mencapai lubang hitam di tahun ini.

Kemungkinan lainnya adalah sejenis objek aneh yang dikenal sebagai G2, yang kemungkinan besar adalah sepasang bintang biner, yang melakukan pendekatan terdekatnya terhadap lubang hitam pada tahun 2014. Ada kemungkinan lubang hitam bisa melucuti lapisan luar dari G2, kata Ghez, yang bisa membantu menjelaskan tentang peningkatan kecerahan di luar lubang hitam.

Morris mengatakan kemungkinan lain adalah bahwa kecerahan itu seiring dengan matinya sebuah asteroid besar yang telah tertarik menuju ke dalam lubang hitam.

Lubang hitam supermasif Sagittarius A* yang berada di pusat galaksi Bima Sakti kita, berjarak sekitar 26.000 tahun cahaya dan tidak membahayakan planet Bumi. Katakanlah radiasinya harus mencapai 10 miliar kali lebih terang dari yang terdeteksi para astronom untuk memengaruhi kehidupan di Bumi.

Astrophysical Journal Letters juga menerbitkan artikel kedua oleh para peneliti, yang menggambarkan holografi spekel, teknik yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan serta menggunakan informasi yang sangat samar dari data-data yang diperoleh selama 24 tahun yang telah mereka rekam dari area di sekitar lubang hitam.