BAGIKAN
(Credit: João Zilhão)

Bercak warna yang menghiasi stalagmit gua Cueva de Ardales di Spanyol telah menjadi perdebatan di antara para ahli. Apakah komposisi tersebut dihasilkan secara alami, atau buatan manusia. Sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lukisan gua berusia lebih dari 64.000 tahun dihasilkan oleh Neanderthal, sebelum kedatangan manusia modern di benua itu. Sementera artikel ilmiah lainnya mengatakan bahwa kemungkinan pigmen ini adalah hal yang alami.

Peneletian terbaru yang diterbitkan di jurnal Proceeding National Academy of Sciences, mendukung dugaan intervensi manusia alih-alih dihasilkan secara alami.

Pigmen oker berwarna merah bisa dihasilkan secara alami dari osksida besi dalam bentuk hematit. Meskipun endapan yang kaya akan zat besi ada di dalam gua, namun komposisinya berbeda dengan pigmen yang melapisi stalagmitnya. Sebagian besar bahkan tidak mengandung hematit. Menurut para peneliti, formasi batu kapur tidak bisa mendapatkan warnanya dari formasi besi secara alami.

Para peneliti tidak begitu yakin bagaimana lukisan itu dibuat secara pasti. Namun, berdasarkan analisis terbarunya, penempatan dan komposisi pigmen hanya bisa dilakukan dengan sengaja melalui percikan dan tiupan. Karena beberapa di antaranya muncul di lokasi yang tidak dapat diakses. Terlebih lagi, teksturnya tidak sesuai dengan sampel alami yang diambil dari gua, menunjukkan bahwa pigmen didatangkan dari luar gua. Semua itu menunjukkan bahwa corak warna oker dibuat oleh manusia.

Pigmen yang melapisi stalagmit gua Spanyol. (Joao Zilhao/ICREA)

Penanggalan yang lebih rinci menunjukkan bahwa pigmen diterapkan pada urutan waktu yang berbeda, dengan jarak waktu lebih dari sepuluh ribu tahun. Ini “mendukung hipotesis bahwa Neanderthal datang pada beberapa kesempatan, selama beberapa ribu tahun, untuk menandai gua dengan pigmen,” kata d’Errico, dari Universitas Bordeaux kepada AFP.

Sulit untuk membandingkan “seni” Neanderthal dengan lukisan dinding yang dibuat oleh manusia modern prasejarah, seperti yang ditemukan di gua Chauvet-Pont d’Arc di Prancis, yang berusia lebih dari 30.000 tahun.

Tim menulis bahwa pigmen bukanlah “seni” dalam arti kata yang sempit melainkan hasil dari perilaku grafis yang bertujuan untuk mengabadikan makna simbolis dari sebuah ruang. “Sebaliknya, kami percaya bahwa kubah adalah simbolnya, dan lukisan-lukisan ada di sana untuk menandainya, bukan sebaliknya.”

Artefak lainnya termasuk seni gua, patung yang dipahat, peralatan dan perhiasan tulang telah ditemukan di Eropa, berasal dari 40.000 tahun yang lalu. Namun para periset sebelumnya telah menyimpulkan bahwa artefak ini pasti diciptakan oleh manusia modern yang menyebar ke seluruh Eropa setelah mereka tiba dari Afrika.

Ada bukti bahwa Neanderthal di Eropa menggunakan ornamen tubuh sekitar 40.000 sampai 45.000 tahun yang lalu, namun banyak peneliti menduga ini terinspirasi oleh manusia modern yang saat itu baru saja tiba di Eropa.

Dengan hipotesis terbaru ini, menunjukkan bahwa Neanderthal tidak sebrutal dan seprimitif sebagaimana yang telah lama diperkirakan.