BAGIKAN
Credit: Ohlmann/Schneider/Röpke

Pengamatan yang dilakukan terhadap sebuah bintang masif yang dikenal dengan Tau Scorpii memberikan petunjuk baru tentang bagaimana sebuah bintang memiliki medan magnet yang teramat begitu besar yang dikenal dengan magnetar.

Melalui pemograman simulasi komputer yang besar dan kompleks, para peneliti menunjukkan bahwa tabrakan dua buah bintang dapat menghasilkan bintang berukuran sangat besar. Ketika akhirnya mati dan menjadi supernova, bintang yang baru terbentuk ini bisa berakhir sebagai bintang neutron yang sangat kuat medan magnetnya.

Para imuwan mempublikasikan hasil temuannya di jurnal Nature.

Lebih dari satu dekade lalu, telah muncul hipotesa terkait keberadaan magnetar ini. Namun, karena keterbatasan alat komputasi yang diperlukan menyulitkannya dalam pengujian, menurut Sebastian Ohlmann, dari Max Planck Society.

Gagasan bahwa beberapa bintang masif dapat memiliki medan magnet berskala besar di dekat permukaannya telah muncul sejak tahun 1947, meskipun asal usulnya tetap menjadi misteri sejak itu. Medan magnet di sekitar bintang yang lebih kecil, seperti Matahari, lebih mudah dijelaskan oleh para ilmuwan.

Sekarang, para peneliti menggunakan apa yang dikenal dengan kode AREPO, semacam kode simulasi yang sangat dinamis yang berjalan pada komputasi besar untuk menjelaskan sifat-sifat dari Tau Scorpii (τ Sco), sebuah bintang magnetik berukuran 15 kali matahari yang terletak 500 tahun cahaya dari Bumi.

Pda tahun 2016, Fabian Schneider dan Philipp Podsiadlowski dari University of Oxford menyadari bahwa τ Sco adalah sosok yang dikenal sebagai blue straggler, merupakan produk dari penggabungan bintang-bintang.

“Kami berasumsi bahwa Tau Scorpii memperoleh medan magnet yang kuat selama proses penggabungannya,” jelas Philipp Podsiadlowski. Melalui simulasi komputernya dari τ Sco, tim peneliti Jerman-Inggris sekarang telah menunjukkan bahwa turbulensi yang kuat selama penggabungan dua buah bintang dapat menciptakan medan semacam itu.

Penggabungan di antara bintang relatif sering terjadi: Para ilmuwan berasumsi bahwa sekitar sepuluh persen dari semua bintang masif di Bima Sakti adalah produk dari proses tersebut. Ini sesuai dengan tingkat kemunculan bintang masif bermedan magnet besar, menurut Schneider. Para astronom berpikir bahwa bintang-bintang ini dapat membentuk magnet ketika meledak sebagai supernova.

Ini juga dapat terjadi pada τ Sco ketika meledak pada akhir hidupnya. Simulasi komputer menunjukkan bahwa medan magnet yang dihasilkan akan cukup untuk menjelaskan medan magnet yang sangat kuat pada magnetar. “Magnetar dianggap memiliki medan magnet terkuat di Semesta – hingga seratus juta kali lebih kuat dari medan magnet terkuat yang pernah diproduksi oleh manusia,” kata Friedrich Röpke dari Heidelberg Institute for Theoretical Studies.