BAGIKAN
(Kate Trifo/Unsplash)
(Kate Trifo/Unsplash)

Memakai masker saja mungkin tidak cukup untuk mencegah penyebaran COVID-19, tanpa dibarengi dengan pembatasan sosial. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan.

Dalam jurnal Physics of Fluids, para peneliti menguji bagaimana lima jenis bahan masker memengaruhi penyebaran tetesan yang membawa virus corona saat kita batuk atau bersin.

Setiap bahan yang diuji secara dramatis mengurangi jumlah tetesan yang menyebar. Tetapi pada jarak kurang dari 1,8 meter, tetesan yang cukup berpotensi menyebabkan penyakit masih berhasil lolos melewati penjagaan beberapa bahan masker tersebut.

“Masker pasti membantu, tetapi jika orang-orang sangat dekat satu sama lain, masih ada kemungkinan menyebarkan atau tertular virus,” kata Krishna Kota, seorang profesor di New Mexico State University dan salah satu penulis artikel. “Bukan hanya masker yang akan membantu. Tetapi juga masker dan jarak.”

Di universitas tersebut, para peneliti membuat suatu mesin yang menggunakan generator udara untuk meniru batuk dan bersin manusia. Generator itu digunakan untuk meniupkan partikel kecil cairan – droplet, seperti tetesan bersin dan batuk di udara. Diamati menggunakan laser dalam sebuah tabung yang kedap udara.

Kelima jenis masker – ternasuk masker bedah dan N95 – dapat memblokir tetesan di dalam tabung. Masing-masing masker menangkap sebagian besar tetesan, mulai dari masker kain biasa, yang memungkinkan sekitar 3,6% tetesan masuk, hingga masker N-95, yang secara statistik menghentikan 100% tetesan.

Tetapi pada jarak kurang dari 1,8 meter, bahkan persentase tetesan kecil itu sudah cukup untuk membuat seseorang sakit, terutama jika seseorang dengan COVID-19 bersin atau batuk beberapa kali.

Satu kali bersin dapat membawa hingga 200 juta partikel kecil virus, tergantung pada seberapa sakit si pembawa penyakit tersebut. Sekalipun masker menghalangi sebagian besar partikel itu, cukup banyak yang bisa lolos untuk membuat seseorang sakit jika orang itu jaraknya dekat dengan si pembawa.

“Tanpa masker, hampir pasti banyak tetesan asing yang akan berpindah ke orang yang rentan,” kata Kota. “Memakai masker akan menawarkan perlindungan yang substansial, tetapi tidak lengkap, bagi orang yang rentan dengan mengurangi jumlah bersin dan tetesan batuk dari udara asing yang masuk ke orang tersebut tanpa masker. Pertimbangan harus diberikan untuk meminimalkan atau menghindari interaksi tatap muka atau interaksi manusia secara frontal, jika memungkinkan.”

Studi ini juga tidak memperhitungkan kebocoran dari masker, apakah dipakai dengan benar atau tidak tepat, yang dapat menambah jumlah tetesan yang masuk ke udara.