BAGIKAN
[Pixabay]

Salah satu cara untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan dari batu bara adalah dengan mengubahnya menjadi alkohol sintesis melalui syngas. Syngas (syntetis gas) adalah campuran yang terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen dan berbagai produk gas lainnya yang dihasilkan oleh gasifikasi batu bara.

Agar syngas dapat berjalan seperti yang diharapkan, biasanya diperlukan sebuah katalis berupa logam mulia seperti perak atau emas di mana harganya sangat mahal.

Namun sebuah tim peneliti dari Cina mungkin telah menjawab tantangan ini, di mana mereka menawarkan konsep yang lebih efisien. Tim peneliti telah mengubah tembaga menjadi bahan baru yang hampir identik dengan emas, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Para peneliti membombardir atom tembaga dengan plasma berenergi tinggi sehingga struktur elektronnya berubah. Atom-atom tembaga ini terlepas dari senyawanya dan saat mendingin akan terkondensasi pada permukaan sebuah alat pengumpul dan menghasilkan lapisan pasir tipis di mana butirannya memiliki ukuran diameter hanya beberapa nanometer (10-7cm).

Tembaga yang telah terbentuk ini memiliki sifat kimia yang baru dari sebelumnya, menjadi kurang reaktif dan berperilaku seperti logam mulia layaknya emas atau perak, namun kepadatannya tetap sama dengan tembaga biasa sehingga tidak dapat digunakan untuk membuat uang emas palsu misalnya.

“Partikel nano tembaga mencapai kinerja katalitik yang sangat mirip dengan emas atau perak,” menurut tim peneliti dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web akademi dan melaporkan di South China Morning Post. “Hasilnya … membuktikan bahwa setelah diproses, logam tembaga dapat berubah dari ‘ayam’ menjadi ‘phoenix.’ ”

Penemuan ini secara signifikan akan mengurangi penggunaan logam langka dan mahal di pabrik, kata penulis.

[South China Morning Post]
“Pemanfaatan sumber daya batubara yang bersih untuk mensintesis bahan kimia bernilai tambah tinggi sangat diinginkan dengan meningkatnya masalah energi dan lingkungan,” jelas makalah ini.

“[Metil glikolat] … adalah zat antara penting dengan harga komersial yang lebih tinggi daripada [zat lain] untuk sintesis produk farmasi, bahan kimia, dan parfum. Namun, [metil glikolat] sulit diperoleh melalui katalis tembaga … [jadi] pengembangan katalis yang efisien untuk mengendalikan dan mengatur produk target masih merupakan tantangan besar bagi akademisi dan industri.”

Tetapi proses tersebut dapat membuktikan menguntungkan dan memberikan dorongan signifikan bagi industri Cina, menurut para peneliti.

Proses ini membuat tembaga tahan oksidasi bahkan pada suhu tinggi, “mirip dengan seorang prajurit dengan baju besi yang kuat menolak serangan di medan perang”, kata mereka.