Komunitas mikroba yang tinggal di sedimen perairan dalam ternyata mampu beradaptasi untuk bertahan hidup dengan memakan materi organik yang telah terdegradasi, menurut hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam sebuah artikel ilmiah di Applied and Enviromental Microbiology dan ditulis bersama oleh beberapa professor yan berasal dari University of Tennessee, Knoxville, AS.
“Telah ditemukan mikroba yang hidup di sedimen perairan dalam yang hidup dengan memakan karbon organik, seperti protein, karbohidrat, yang telah berusia ratusan tahun,” kata Andrew Steen, penulis utama dari artikel ilmiah tersebut yang juga seorang assistant professor of environmental geology di UT. “Tetapi kami belum banyak tahu mekanisme mikroba-mikroba tersebut dalam memakan makanan dengan kualitas sangat buruk.”
Dengan memahami bagaimana mikroorganisme ini bisa berfungsi dengan memakan makanan berkualitas rendah dengan sangat lambat, diharapkan nantinya bisa diaplikasikan dalam bidang biomedikal seperti dalam pengembangan teknologi yang bisa memperlambat metabolisme dalam organ manusia sehingga mereka bisa bertahan hidup lebih lama selama proses transplantasi.
“Penelitian ini juga bisa membantu melestarikan mikroba bawah laut yang mempunyai peranan penting dalam proses sekuestrasi karbon (penangkapan dan penyimpanan karbon dari atmosfer dalam waktu lama), sebuah proses kunci dalam upaya melawan perubahan iklim,” kata Steen.
Untuk lebih memahami bagaimana mikroorganisme ini bisa mengakses makanan tersebut, para peneliti mengujicoba beberapa tipe peptidase, enzim pencernaan yang memecah protein menjadi molekul yang lebih sederhana, pada inti sedimen dari muara sungai White Oak di North Carolina.
“Mikroba-mikroba ini hidup dengan sangat lambat, dengan sel-sel yang membelah diri setiap 10 tahun dan 1000 tahun, dan kami belum bisa tahu bagaimana prosesnya,” kata Steen. “Dari hasil penelitian kami, terlihat mikroba-mikroba tersebut hidup dengan cara yang sama seperti mikroba lainnya, hanya mereka hidup lebih lambat dan mempunyai kemampuan untuk memakan makanan dengan kualitas rendah di lingkungan mereka.”
Data yang dikumpulkan oleh para peneliti didapat dari sampel endapan sedimen yang telah berusia sekitar 275 tahun dari muara sungai White Oak. Melakukan analisa DNA dari mikroba- mikroba yang menghuni sedimen tersebut, dan dengan mengukur kandungan peptidase di dalamnya, para peneliti kemudian bisa mengetahui bagaimana mikroorganisme tersebut bermetabolisme dalam lingkungan dengan akses materi organik segar yang terbatas.
Karbon organik yang tekubur di dalam sedimen perairan dalam adalah karbon dioksida di atmosfer yang terkubur di dalamnya dalam waktu yang sangat lama, dan ada sekitar 40 persen dari karbon organik yang terkubur, ditemukan di delta-delta muara sungai. Penelitian Steen membuka wawasan tentang bagaimana komunitas mikroba yang hidup di bawah permukaan sedimen memulai proses degradasi karbon organik di lingkungan tersebut.
“Penelitian kami menunjukkan mikroba-mikroba di bawah permukaan sedimen terlihat menikmati keberadaan mereka, atau setidaknya mereka bisa beradaptasi dengan baik dalam sebuah lingkungan yang sangat buruk,” kata Steen.