BAGIKAN
He Jiankui berbicara di pertemuan puncak tentang penyuntingan genom manusia di Hong Kong pada 28 November 2018 [Anthony Wallace / AFP - Getty Images]

Kelanjutan cerita tentang Dr. He Jiankui dan bayi pertama di dunia dengan gen yang telah diedit yang kian menjadi rumit.

Menelusuri berita tentang kelahiran bayi dengan gen yang diedit dari Dr.He Jiankui semakin rumit. Hanya satu minggu setelah kontroversi ini dimulai, ada rumor yang menyebutkan bahwa Dr. He Jiankui tidak terlihat sejak dia mempublikasikan hasil penelitianya di Hongkong minggu lalu (25/11) dan keberadaannya tidak diketahui. Juga terdapat berita yang belum bisa dikonfirmasikan bahwa Dr.He telah ditempatkan di suatu tahanan rumah di Universitas tempat dia dulu bekerja.

Pada tanggal 25 November 2018 lalu, He Jiankui mengumumkan melalui Channel You tube bahwa dia telah berhasil ‘membuat’ bayi dengan gen yang telah diedit dengan menggunakan teknologi CRISPR-cas9 untuk me-nonaktifkan sebuah gen yang menjadi pintu masuk bagi virus HIV ketika akan menginfeksi sel di tubuh manusia. Walaupun dia tidak memback-up klaimnya ini dengan bukti nyata ataupun data, tetapi berita ini cukup membuat para ilmuwan di seluruh dunia mengutuk tindakan tanpa etika ini sebagai suatu yang “sangat mengkhawatirkan”, “mengejutkan” dan “tidak pantas”,- tentu saja jika hal ini memang benar benar terjadi.

Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China ikut mengutuk keras penelitian ini dan menyebutnya sebagai sesuatu yang sangat mengerikan bagi alam, demikian Xin Hua State News Agency memberitakan.

Universitas Southern Science Dan Technology (SUSTech), tempat yang selama ini menaungi penelitian DR. He juga menyangkal telah mengetahui adanya riset semacam ini dan menyatakan bahwa klaim Dr. He tersebut sangat tidak terpuji.

Menurut sebuah media di Hongkong, Apple Daily, telah ada klaim sebelumnya bahwa DR.He telah diperintahkan untuk kembali ke SUSTech dimana dia telah ditahan disana sebagai tahanan rumah. Tetapi pihak Universitas menyangkalnya.

“Untuk saat ini tidak ada informasi yang benar- benar akurat kecuali datangnya dari saluran resmi kami,” demikian juru bicara SUSTech kepada South China Morning Post. “Kami tidak dapat menjawab pertanyaan apapun tentang hal ini sekarang, dan apabila ada informasi terbaru akan kami update di situs resmi kami.” SUSTech segera merilis pernyataan sehari setelah He mempublikasikan hasil penelitiannya tersebut dan menolak telah mengetahui bahwa eksperimen Dr. He dilakukan di Universitas tersebut. Disebutkan juga bahwa dia telah mengambil cuti semenjak Februari 2018. Hingga akhir minggu kemarin, pihak Universitas tetap tutup mulut dan enggan mengomentari masalah ini, Dan tidak ada seorangpun yang bisa mengkonfirmasi keberadaan Dr. He.

Sementara itu, kontroversi tentang penelitian tersebut tidaklah mereda. Diberitakan, PBB melalui World Health Organisation (WHO) telah menggelar panel dikalangan para ahli tentang bagaimana implikasi dari pengeditan gen pada manusia dan akan mengeluarkan suatu garis pedoman bagi para ilmuwan dan peneliti demi menjaga nilai etik dan juga safety dalam suatu penelitian.

Darren Griffin, Profesor Genetik dari Universitas of Kent- yang tidak ambil bagian dalam penelitian, ikut beraksi negatif atas berita bayi yang telah lahir dengan gen yang telah diedit minggu lalu. Dia berkata, “Di dunia para peneliti pada umumnya, kita harus selalu memperhatikan etika dan isu sosial yang nantinya akan terpengaruh oleh apa yang sedang kita kerjakan, dan sungguh berita ini adalah kemunduran bagi dunia kami.”