Merupakan sesuatu yang langka mendapat kesempatan untuk melihat fosil yang berusia miliaran tahun. Kita benar-benar takjub dengan sisa-sisa fosil ini, yang ditemukan pada bebatuan yang terbentuk dari tikar mikroba yang menetap di perairan dangkal sekitar 1,6 miliar tahun yang lalu.
Kumpulan lubang yang sebagaimana ditampilkan terbentuk oleh gelembung oksigen yang dilepaskan oleh mikroba kecil, yang dapat menentukan dasar kehidupan saat planet kita mulai menjadi semakin ramah untuk ditinggali.
Begitulah menurut sebuah studi terbaru tentang tikar mikroorganisme yang dilakukan oleh para periset di Swedia dan Denmark, yang menggambarkan temuan mereka sebagai sidik jari jejak kehidupan awal di Bumi. Materi yang berusia miliaran tahun dapat mengajarkan kita lebih banyak tentang periode sejarah yang jauh ini, kata para periset.
Lembaran tikar mikroba yang pada akhirnya membentuk fosil ini biasanya diproduksi di persimpangan zat yang berbeda – seperti air laut dan dasar laut – dan terdiri dari mikroorganisme paling sederhana, termasuk bakteri.
Dalam kasus ini, tikar yang ditambang dari India tengah diperkirakan menunjukkan gelembung oksigen yang diciptakan oleh cyanobacteria, jenis bakteri tertentu yang menghasilkan energi melalui fotosintesis.
Selain menghembuskan oksigen, cyanobacteria juga mengeluarkan mineral, dan kombinasi oksigen dan mineral ini pasti sangat penting dalam membiarkan kehidupan lain di Bumi yang sedang berkembang.
Pasokan oksigen tambahan ini akan diambil oleh organisme, tanaman, dan hewan yang lebih maju, menurut para peneliti.
Organisme kecil tersebut telah menghasilkan gelembung kecil yang berukuran sekitar 50-500 mikron, jadi ada yang sekecil lembar rambut manusia.
Tetapi meski ukuran miniaturnya seperti itu, fosil gelembung ini dapat membantu ilmuwan memahami lebih banyak tentang bagaimana cyanobacteria bekerja dan menyebar. Mereka diambil dari lapisan sedimen tebal yang disebut Supergroup Vindhyan, salah satu catatan paling kuno tentang kehidupan awal yang kita miliki.
“Bukti-bukti ini secara bersamaan mengarah pada seting perairan dangkal dimana produksi primer didominasi oleh fotosintesis cyanobacterial dan alga,” tim tersebut menulis dalam penelitian mereka.
Penelitian ini meski dilakukan dalam konteks penelitian lain, namun pada akhirnya dapat mengungkapkan lebih banyak tentang permulaan kehidupan.
Secara khusus, bagaimana cara sebuah planet yang tandus dan berbatu secara bertahap berevolusi menjadi sempurna untuk mendukung kehidupan seperti sekarang.
Oksigen akan memainkan peran besar dalam hal itu, dan terutama Peristiwa Oksigenasi Besar yang diperkirakan para ilmuwan berlangsung sekitar 2,45 miliar tahun yang lalu.
Sementara tingkat oksigen yang meningkat pasti telah membunuh beberapa mikroba yang berevolusi tanpa oksigen, sementara yang lain akan diizinkan untuk terus tumbuh dan berkembang biak, menandai transisi dari lanskap yang jarang dihuni usia pertengahan bumi menuju dunia yang subur yang kita kenal sekarang.
Tim dari University of Southern Denmark, Universitas Stockholm di Swedia, dan Museum Sejarah Alam Swedia mengatakan bahwa cyanobacteria yang memproduksi oksigen ini sangat penting dalam memproduksi batuan mineral yang kaya fosfor yang terbentuk dari sedimen selama jutaan tahun.
“Studi ini menunjukkan bahwa biota fototrofik oksigen mungkin telah memainkan peran lebih besar dalam konstruksi dari perairan dangkal fosforit purba daripada yang sebelumnya diketahui,” para peneliti menyimpulkan.