Sebuah galleon (kapal perang) Spanyol yang sarat dengan emas telah tenggelam ke dasar lautan Karibia di lepas pantai Kolombia lebih dari 300 tahun yang lalu. Di tahun 2015 bangkai kapal tersebut ditemukan dengan bantuan kendaraan otonom bawah air yang dioperasikan oleh Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI), agensi ini mengungkapkan bangkai kapal untuk pertama kalinya.
Rincian terbaru tentang penemuan San Jose telah dirilis pada hari Senin dengan izin dari lembaga yang terlibat dalam pencarian, termasuk pemerintah Kolombia.
“Kami telah menahan kabar ini karena menghormati pemerintah Kolombia,” kata Rob Munier, wakil presiden WHOI untuk fasilitas dan operasi laut kepada AP.
Lokasi yang tepat dari bangkai kapal San Jose, sering disebut sebagai “kuburan suci bangkai kapal,” telah lama dianggap sebagai salah satu misteri sejarah abadi maritim
Kapal perang dengan 62 meriam, tiga tiang kapal, tenggelam pada 8 Juni 1708 membawa serta 600 orang di dalamnya berikut harta emas, perak, dan zamrud selama pertempuran dengan kapal-kapal Inggris dalam Perang Suksesi Spanyol. Diperkirakan harta yang terkubur senilai $ 17 miliar berdasarkan standar modern.
WHOI yang berbasis di Massachusetts diundang untuk bergabung dengan pencarian karena keahliannya yang diakui dalam eksplorasi di laut dalam. Kendaraan bawah laut milik lembaga itu, REMUS 6000, telah membantu menemukan reruntuhan pesawat Air France 447 pada tahun 2011, yang jatuh pada tahun 2009 beberapa ratus mil di lepas pantai Brasil.
Pada bulan November 2015, REMUS 6000 telah mengambil beberapa gambar sisi sonar yang akhirnya menemukan San Jose di lebih dari kedalaman 600 meter.
Pesawat tersebut turun hingga kedalaman 9 meter di atas bangkai kapal untuk mengambil beberapa foto, termasuk beberapa meriam dengan ukiran lumba-lumba yang khas di kapal San Jose, sebuah petunjuk berupa bukti visual.
“Reruntuhan itu sebagian telah tertutup oleh sedimen, tetapi dengan gambar kamera dari misi ketinggian yang lebih rendah, kami dapat melihat detail baru di reruntuhan dan resolusinya cukup bagus untuk menampilkan ukiran dekoratif pada meriam,” kata insinyur WHOI dan pemimpin ekspedisi Mike Purcell kepada AP.
“Itu adalah kepuasan yang tiada tara karena akhirnya dapat menemukannya,” kata Munier, yang tidak di lokasi tetapi turut mempelajari melalui panggilan telepon dari Purcell. “Ini momen yang luar biasa.”
Harta karun telah menjadi subyek pertempuran hukum antara beberapa negara serta perusahaan swasta. Beberapa minggu yang lalu, UNESCO, badan kebudayaan PBB, meminta Kolombia untuk tidak secara komersial mengeksploitasi bangkai kapal, yang lokasi tepatnya tetap menjadi rahasia negara. Adapun harta karun, yang tersisa masih tersembunyi di dasar lautan.