BAGIKAN
Jed Owen/Unsplash

Sebuah percobaan yang diikuti oleh 15 orang sukarelawan selama 40 hari di dalam sebuah gua tanpa terhubung dengan dunia luar telah berakhir, Associated Press melaporkan. Para peserta dari Prancis ini terdiri dari delapan pria dan tujuh wanita yang terisolasi di dalam sebuah gua yang gelap, lembap, dan luas.

Dengan senyum lebar di wajah pucat mereka, para peserta keluar dari gua Lombrives untuk mendapatkan tepuk tangan meriah. Kemudian berjemur di siang hari sambil mengenakan kacamata khusus untuk melindungi mata mereka setelah sekian lama berada dalam kegelapan.

Para peserta berpose setelah 40 hari berada di dalam sebuah gua [Renata Brito/AP Photo]
Selama 40 hari 40 malam, kelompok itu tinggal di dalam gua dan menjelajahinya tanpa mengetahui waktu sama sekali. Tidak ada jam dan tidak ada sinar matahari yang menembus ke dalam gua. Suhunya sekitar 10 derajat Celcius dan kelembapan relatif mencapai 100%. Mereka tidak memiliki kontak dengan dunia luar, tidak ada kabar terbaru tentang pandemi atau komunikasi apa pun dengan teman dan sanak keluarga mereka.

Para ilmuwan dari Human Adaption Institute yang memimpin proyek “Deep Time”  mengatakan eksperimen itu akan membantu mereka lebih memahami bagaimana manusia beradaptasi dengan perubahan drastis dalam kondisi dan lingkungan hidup. Sesuatu yang dapat dikaitkan dengan kondisi sebagian besar dunia yang disebabkan pandemi virus corona.

Bekerja sama dengan laboratorium di Prancis dan Swiss, para ilmuwan memantau pola tidur, interaksi sosial, dan reaksi perilaku kelompok yang beranggotakan 15 orang itu melalui sebuah sensor. Salah satu sensornya adalah sebuah termometer kecil di dalam kapsul yang ditelan para partisipan seperti pil. Kapsul tersebut dapat mengukur suhu tubuh dan mengirimkan data pada sebuah komputer portabel, sampai akhirnya dikeluarkan secara alami.

Anggota tim mengikuti jam biologis mereka untuk mengetahui kapan harus bangun, tidur, dan makan. Mereka menghitung hari-hari mereka bukan dalam jam, tetapi dalam siklus tidur.

Para ilmuwan yang memantau para peserta mengatakan bahwa banyak dari mereka telah salah menghitung seberapa lama mereka berada di dalam gua dan mengira mereka masih punya waktu seminggu hingga 10 hari lagi.

“Sangat menarik untuk mengamati bagaimana kelompok ini menyelaraskan diri mereka sendiri,” kata direktur proyek Christian Clot dalam rekaman yang dilakukan dari dalam gua. Bekerja sama dalam proyek dan mengatur tugas tanpa bisa mengatur waktu untuk bertemu sangat menantang, katanya.

Meskipun para peserta tampak terlihat lelah, dua pertiga dari mereka menyatakan keinginannya untuk tetap berada di bawah tanah sedikit lebih lama untuk menyelesaikan proyek kelompok yang dimulai selama ekspedisi, Benoit Mauvieux, seorang ahli kronobiologi yang terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepada The Associated Press.