BAGIKAN
(World Data Centre for Geophysics & Marine Geology/NGDC, NOAA)

Seperti yang banyak diketahui pada umumnya, ada tujuh benua: Afrika, Asia, Antartika, Australia, Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Namun tiga tahun yang lalu para peneliti telah menemukan benua yang ke-8 yang saat itu belum bisa ditelusuri lebih jauh.

Sekarang para peneliti dari GNS Science di Selandia Baru mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memetakan bentuk dan ukuran dari sebuah benua secara lebih detail, yang dianggap sebagai sebuah benua yang telah hilang. Peta benua baru ini diunggah dalam sebuah situs web interaktif, sehingga para pengguna dapat mengeksplorasi benua ini secara virtual.

“Kami telah membuat peta-peta ini untuk memberikan gambaran geologi Selandia Baru dan Pasifik Barat Daya yang akurat, lengkap, dan terkini – lebih baik daripada yang kami miliki sebelumnya.” kata ahli geologi Nick Mortimer pemimpin p

Sebelumnya, para ilmuwan telah mengkonfirmasi keberadaan suatu daratan di bawah permukaan laut yang bernama Zealandia. Tetapi saat itu mereka belum dapat memetakan keseluruhan benua tersebut

Mortimer dan rekan-rekannya membuat peta batimetri di sekitar Zealandia, meliputi bentuk dan kedalaman dari dasar laut, dan juga profil tektonik, serta menunjukkan lokasi Zealandia yang berada di lintasan lempeng tektonik.

Pada peta tersebut tersedia informasi tentang bagaimana Zealandia terbentuk sebelum akhirnya tenggelam di bawah laut jutaan tahun yang lalu.

Zealandia adalah wilayah dengan luas hampir 2 juta mil persegi (5 juta kilometer persegi), hampir setengah luas benua Australia.

Tetapi hanya 6 persen dari benua tersebut yang berada di atas permukaan air). Wilayah tersebut adalah bagian utara dan selatan Selandia Baru serta pulau Kaledonia Baru dan sisanya berada di bawah permukaan laut.

Untuk lebih memahami tentang benua di bawah laut ini, Mortimer dan timnya memetakan keseluruhan wilayah Zealandia dari dasar samudra yang mengelilinginya. Peta batimetri yang mereka buat (gambar bawah) menunjukkan bagaimana puncak gunung yang tinggi, dan juga punggung perbukitan muncul dari permukaan air laut.

Peta batrimetri Zealandia. (GNS Science)

Peta-peta tersebut juga menyajikan garis-garis pantai, batas-batas teritorial, dan nama-nama gunung dari bukit yang ada di bawah laut. Peta ini bagian dari global initiative yang akan memetakan keseluruhan dasar laut di planet Bumi pada tahun 2030.

Peta kedua yang dibuat oleh ilmuwan GNS (gambar bawah) menggambarkan jenis kerak bumi yang membentuk benua bawah laut tersebut dan berapa umur dari kerak bumi tersebut. Benua tersebut terbentuk dari kerak bumi yang berusia tua dengan struktur yang lebih tebal, ditunjukkan dengan warna merah,oranye, kuning dan coklat. Kerak samudera, yang biasanya berusia lebih muda, berwarna biru. Simbol segitiga merah menunjukkan lokasi dimana gunung berapi berada.

Peta tektonik Zealandia. (GNS Science)

Peta ini juga memberikan informasi lokasi Zealandia yang berada di lintasan lempeng-lempeng tektonik, dimana lempeng-lempeng tersebut saling mendorong dalam sebuah proses yang dikenal dengan subduksi, dan seberapa cepat pergerakan itu terjadi.

Mempelajari pergerakan tektonik yang ada di bawah Zealandia saat ini dapat mengungkap bagaimana benua ini awalnya terbentuk.

(GNS Science)

Konsep dari Zealandia digagas oleh Bruce Luyendyk, seorang geofisikawan pada tahun 1995. Hingga tahun 2017 Zealandia diklasifikasikan sebagai “mikro benua”, seperti kepulauan Madagaskar. Tetapi menurut Mortimer, Zealandia memenuhi semua persyaratan untuk status benua: memiliki batas yang jelas, meliputi wilayah lebih luas dari 386.000 mil persegi (1 juta kilometer persegi), yang terangkat oleh kerak samudera di sekelilingnya, dengan struktur kerak benua yang lebih tebal dari kerak samudera.

Peta-peta pada situs web ini juga menyajikan bukti-bukti yang menguatkan massa daratan di bawah laut ini adalah benua ke-8 yang hilang.

“Jika kita bisa mengangkat samudera-samudera di dunia, kita akan bisa melihat benua Zealandia dengan jelas,” kata Mortimer pada tahun 2017. “Jika tidak karena kenaikan tinggi air samudera jutaan tahun, kita bisa mengenal Zealandia sebagai sebuah benua.”