BAGIKAN

Teknologi rumah murah selama ini sudah marak diperkenalkan di luar negeri. Namun di Indonesia, teknologi serupa baru ditemukan.

Presiden Direktur PT Conwood Indonesia Derek Williamson menyebut, teknologi Rumah Conwood memungkinkan masyarakat untuk dapat memiliki rumah dengan harga terjangkau. Meski demikian, rumah tersebut tetap memiliki standar kekuatan memadai.

“Sebelas bulan lalu, saya tanya kepada para insinyur muda yang ada di kantor saya, berapa lama rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah. Mereka menjawab paling tidak butuh waktu tiga sampai empat bulan,” kata Derek di kantornya, Kamis (15/6/2017).

Ada dua tipe yang ditawarkan yaitu, tipe 25 dan tipe 36. Masing-masing tipe memiliki kekuatan dan spesifikasi yang sama, yaitu terbuat dari campuran semen (70 persen) dan serat fiber (30 persen). Dengan demikian, Rumah Conwood tidak menggunakan material kayu sama sekali.

Pada dasarnya, Rumah Conwood menerapkan teknologi bongkar pasang. Dibutuhkan waktu hanya tujuh hari untuk merangkai rumah tersebut.

Baca juga : Tentang Rumah Prefab

“Dengan asumsi rumah tersebut dibangun oleh tujuh orang tukang bangunan ya,” kata Commercial Director PT Conwood Indonesia Rizki Kresno.

Per meter persegi, rumah tersebut dibanderol seharga Rp 2,4 juta. Artinya, rumah tipe 36 seharga Rp 86 juta dan Rp 60 juta untuk tipe 25.

Harga tersebut sudah termasuk instalasi listrik dan segala material yang diperlukan untuk mengaplikasikan rumah itu.

Rizki mengklaim, rumah tersebut dibuat dari material yang aman dan kuat. Selain tahan gempa hingga kekuatan 4 skala Richter, rumah ini juga tahan api.

Setidaknya, hal tersebut terlihat dari demonstrasi yang terlihat dari rekaman video yang ditampilkan.

Rumah Conwood Bisa Dibangun 7 Hari

Beberapa bahan bangunan konvensional mulai digantikan dengan produk substitusi karena terbatasnya suplai dan harganya semakin mahal. Kayu untuk kuda-kuda rangka atap sudah digantikan rangka baja ringan atau papan semen. Salah satu papan semen itu diproduksi Conwood yang punya kelebihan anti rayap dan keropos. Selain itu Conwood juga mengembangkan Rumah Conwood yang bisa diaplikasikan dalam 7 hari dengan 7 orang tenaga tukang. Rumah dengan 0 persen kandungan kayu ini diklaim tahan gempa, tidak mudah hancur, dan kalau ambruk materialnya ringan sehingga tidak membahayakan.

“Untuk membangun 1 rumah sederhana dibutuhkan setidaknya 5 buah pohon, makanya kami berinovasi dengan membuat Rumah Conwood sekaligus untuk mendukung program rumah murah. Jadi saat ini kami sudah punya 3 lini produk baru: solusi rumah, solusi furnitur, dan solusi inovasi,” ujar Derek Williamson, Presiden Direktur PT Conwood Indonesia di ajang Megabuild 2017 di Jakarta, akhir pekan lalu.

Rumah Conwood bisa lebih tahan gempa karena konstruksinya tidak rigid seperti beton yang akan mudah roboh bila terjadi guncangan akibat gempa. Panel Rumah Conwood dirancang dari semen dan serat sehingga lebih lentur yang membuat bangunan lebih fleksibel menerima beban goncangan.

Pada both pameran Megabuild 2017, Conwood juga menyediakan ruangan berukuran 3×3 yang bagian bawahnya diberikan alat simulator gempa hingga kekuatan skala magnitude 3. Dalam simulasi Rumah Conwood terlihat bergoyang namun tidak rusak apalagi sampai roboh. Karena itu rumah ini sangat cocok untuk wilayah Indonesia yang rawan gempa terlebih membangunnya juga cepat.

“Harga rumah ini mulai Rp42 juta untuk tipe 25 m2 dan Rp57 juta tipe Rp36 m2 per unit di luar tanah. Conwood merupakan produk pengganti kayu yang sangat berkualitas karena terbuat dari campuran semen dan serat selulosa ramah lingkungan dan 100 persen bebeas asbes. Saat ini kami juga sudah memiliki 20 distributor di Jawa, Bali, Sumatera, dan sebagian Kalimantan dan Sulewesi untuk mendistribusikan produk dari pabrik di Cikarang seluas 8 ha,” pungkas Derek.