BAGIKAN
(Thinkinghumanity)

Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam pernyataannya secara resmi merekomendasikan untuk mengganti istilah “social distancing” dengan istilah “physical distancing” (mengambil jarak secara fisik). Langkah ini diambil untuk menekankan bahwa dengan tinggal di rumah selama wabah virus corona bukanlah berarti memutuskan hubungan sosial dengan teman-teman dan keluarga kita. Tetapi hanya menjaga jarak secara fisik untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus corona.

“Kami menggantinya dengan istilah “physical distancing” dengan maksud agar setiap orang tetap saling berinteraksi sama sama lain walaupun berjauhan secara fisik, kata Dr. maria Kerkhove, ahli epidemiologi WHO dalam sebuah press briefing. “Jadi kita harus selalu mencari cara untuk selalu berinteraksi satu sama lain, bisa melalui internet dan berbagai sosial media yang ada. Karena kesehatan metal anda ketika melalui masa-masa sulit ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik anda.”

Menjaga jarak fisik satu sama lain sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran virus lebih luas lagi. Karena diketahui virus corona dapat menyebar antar manusia melalui droplet yang keluar ketika seseorang bersin atau batuk.



Setiap negara mengeluarkan kebijakan yang berbeda-beda dalam menerapkan “jarak aman” ini. Di Australia, pemerintah setempat merekomendasikan setiap orang untuk mengambil jarak sekitar 1,5 meter satu sama lain; di Inggris, Public Health England merekomendasikan untuk mengambil jarak 2 meter satu sama lain; WHO merekomendasikan setidaknya mengambil jarak 1 meter antara diri kita dan orang lain yang batuk atau bersin; dan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC) cukup menyarankan setiap orang untuk mengambil jarak satu sama lain.

Walaupun terdapat sedikit perbedaan, semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar kita tidak saling berdekatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Dan faktanya, apa yang kita telah ketahui tentang penyakit influenza setidaknya membantu kita untuk memperkirakan jarak yang aman bagi kita dalam mencegah penularan. Karena virus flu juga menyebar melalui droplet, sebuah penelitian yang memetakan seberapa jauh droplet yang mengandung virus flu dapat berpindah bisa membantu untuk menetapkan berapa jarak yang aman untuk menghindari penularan, hingga ada penelitian yang sama tentang virus corona.

Dan WHO menekankan bahwa selalu menjaga jarak fisik dari orang lain sangatlah penting untuk saat ini. “Tetapi tidak berarti kita harus memutuskan interaksi sosial dengan orang-orang terdekat kita, dari keluarga kita,” kata Dr Kerkhove. “Kemajuan teknologi saat ini sangat membantu kita untuk tetap berkomunikasi dengan banyak cara tanpa perlu bertemu secara fisik atau berada di tempat yang sama.”



Rekomendasi WHO untuk menggunakan istilah “physical distancing” dibandingkan “social distancing” saat ini telah mulai dikampanyekan oleh banyak orang.

’Social distancing’ atau istilah yang kurang tepat untuk saat ini,” kata Jamil Zaki, Professor dari Stanford University. “Kita harus mulai berpikir bahwa yang kita lakukan adalah “physical distancing” atau mengambil jarak secara fisik, untuk menegaskan bahwa kita bisa tetap bersosialisasi walaupun dalam kondisi terpisah.”

Social distancing sangat vital dalam mencegah penyebaran COVID-19, tetapi juga berlawanan dengan kebutuhan dasar manusia untuk selalu berinteraksi satu sama lain,” Zaki menambahkan.

Dan ironisnya, teknologi yang sama yang selama ini selalu dipersalahkan dan dianggap merusak tatanan hidup manusia dalam bersosialisasi satu sama lain, kini, menyatukan kita semua.”