BAGIKAN

Sebuah studi yang telah diterbitkan menegaskan bahwa retakan yang diidentifikasi di permukaan Mars tahun lalu oleh para penjelajah Curiosity menunjukkan bukti danau purba yang kemungkinan mengering sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Studi baru memberikan bukti lebih lanjut tentang bagaimana iklim di Planet Merah ini terjadi di masa lalu.

Studi yang dipublikasikan secara online di Geology , membuktikan bahwa retakan di permukaan Mars yang sebelumnya difoto oleh Curiosity memang merupakan pengeringan lumpur yang hanya bisa terbentuk ketika endapan basah terpapar ke udara. Kesimpulan ini didasarkan pada analisis dari satu area batuan yang dikenal sebagai “Old Soaker.”

Peneliti menggunakan rover Curiosity dan data dari banyak alat, khususnya Mars Hand Lens Imager, ChemCam Laser Induced Breakdown Spectrometer (LIBS) dan Alpha-Particle X-Ray Spectrometer (APXS) untuk mempelajari baik tampilan fisik maupun kimia dari batu, yang digambarkan tidak lebih dari sebesar meja kopi.

Analisis mengungkapkan bahwa retakan pada batuan terbentuk oleh paparan udara, bukan panas atau aliran air. Selain itu, bentuk retakan menunjukkan telah terjadinya sebuah peristiwa pengeringan di planet ini, bukan disebabkan karena beberapa siklus planet menjadi basah dan kering. Posisi retakan, lebih dekat ke pusat danau purba daripada sepanjang tepi, juga menunjukkan bahwa tingkat danau sering berubah, naik dan turun secara dramatis dari waktu ke waktu.

“Lumpur sangat menarik karena mereka menambah konteks pemahaman kita tentang sistem lacustrine kuno ini,” kata penulis studi terkemuka Nathaniel Stein, seorang ahli geologi di Institut Teknologi California di Pasadena, dalam sebuah pernyataan , mengacu pada sistem danau kuno di planet ini.

Para ilmuwan telah mengetahui keberadaan air di Mars kuno selama bertahun-tahun. Sebuah studi NASA tahun 2015 yang mengukur ciri khas air di atmosfer Mars memperkirakan bahwa lautan kuno di Mars sangat mungkin memiliki lebih banyak air daripada Samudra Arktik di Bumi. Namun, karena planet ini memiliki lebih sedikit gravitasi dan atmosfer yang lebih tipis daripada Bumi, air ini menguap ke angkasa selama beberapa miliar tahun.

Air masih ada di Mars dalam bentuk es. Pada 2015, para ilmuwan NASA menemukan lempengan es tepat di bawah permukaan Mars yang diperkirakan sebesar gabungan California dan Texas.

Beberapa bahkan menyatakan bahwa mungkin masih ada air yang mengalir di Mars. Pada tahun 2015 NASA mengumumkan bahwa fitur gelap yang tampaknya menuruni lereng di Mars mengalir air. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa lereng yang lebih gelap ini hanyalah pasir.