BAGIKAN

Seorang anak berusia 14 tahun telah merencanakan pemakamannya sendiri.  Hingga ibunya melakukan suatu tindakan drastis dengan menggunakan ramuan 100% alami yang telah diolah selama ribuan tahun.

Meskipun terdapat minimal 60 studi peer-review yang membuktikan bahwa tanaman ganja memiliki potensi penyembuhan yang besar, ramuan ini tetap menjadi obat  terdaftar di Amerika Serikat  dikategorikan sebagai obat – obatan yang terlarang untuk digunakan dalam penyembuhan. Begitupun dengan negara  Inggris dan Australia, penggunaan tanaman cannabis – baik untuk kesenangan maupun untuk tujuan pengobatan – adalah ilegal. Ini seolah ironis, mengingat ganja membunuh 0 manusia setiap tahunnya (tidak seperti alkohol dan penyalahgunaan opioid) dan telah terbukti bermanfaat bagi berbagai penyakit termasuk kanker, Parkinson, epilepsi dan banyak lagi!

Sadar bahwa komponen tanaman, terutama minyak cannabinoid (CBD), sangat terapeutik (sesuai dengan yang diharapkan dalam penyembuhan), beberapa orang telah berusaha keras untuk mendapatkan tanaman ini. Seorang wanita bernama Callie Blackwell adalah orang seperti itu. Setelah dokter memberi tahu anaknya yang berusia 14 tahun bahwa ia hanya memiliki waktu sekitar tiga hari untuk hidup, dia memutuskan untuk melawan hukum dan mencari minyak CBD untuk memberi kesempatan terbaik bagi tubuh untuk melawan sejenis kanker yang langka dan agresif.

Di segmen ITV’s “This Morning”, Blackwell mengaku bahwa dia mempertaruhkan masalah hukum untuk membantu anaknya, Deryn. Disaat masih belia, Deryn didiagnosis menderita leukemia dan sarkoma sel Langerhans. Setelah bertahun-tahun menjalani kemoterapi dan radioterapi, namun tidak ada yang berhasil dan para dokter telah menyerah.

Ibu yang bersangkutan mengatakan kepada host acara bahwa pada usia 14 tahun, Deryn telah mulai merencanakan pemakamannya sendiri. Saat itulah dia memutuskan untuk melakukan tindakan drastis karena sudah dirasa diperlukan. Dalam buku “The Boy in 7 Miliar”, yang ditulis Blackwell tentang pengalaman tersebut, dia menjelaskan bahwa dia menghubungi dokter dan menanyakan apakah mereka dapat meresepkan obat penghilang rasa sakit berbasis ganja. Mereka menolak, karena tidak berlisensi untuk anak-anak.

Merasa kecewa tapi tidak mau menyerah, dia berbicara dengan suaminya, Simon. Bersama-sama, mereka membeli ganja secara tidak sah, kemudian mengikuti petunjuk online yang menjelaskan bagaimana mengubahnya menjadi bentuk cair sehingga mereka bisa memberikannya kepada Deryn. Mereka bertanya pada pra-remaja anaknya itu sebelumnya apakah dia baik-baik saja dengan perawatannya, dan dia mengiyakannya.

“Aku tak tahu apa yang harus dilakukan jika harus kehilangannya,” kata Blackwell. “Dia sedang sekarat.”

Tiga tahun kemudian, Deryn hidup dan “sehat sempurna.” Ibunya mengangsur minyak ganja. Namun, dia tidak menyebut tanaman itu sebagai ‘obat’ dan ingin menegaskan kembali bahwa meski berhasil untuk Deryn, ini mungkin tidak selalu berhasil untuk setiap anak yang menderita kanker.

Mungkin kombinasi kemoterapi dan minyak ganja inilah yang memungkinkan tubuh Deryn sembuh. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyimpulkan apakah ramuan itu benar-benar merupakan tanaman menyembuhkan atau kombinasi ganja dan terapi radiasi yang bisa menjadi pengobatan yang menguntungkan sebagian besar terkena kanker.