BAGIKAN
Seekor simpanse sedang memakan bangkai burung semak, yang mungkin ia curi dari seekor elang. Gambar milik Sam Baker.

Para peneliti di Tanzania baru-baru ini menyaksikan perilaku pemangsaan yang sangat langka pada simpanse. Seekor simpanse alfa, Imba, tampak merebut bangkai kijang muda dari seekor elang, sebelum memakan dagingnya bersama simpanse lainnya, menguliti tubuh kijang itu hingga hanya menyisakan tulang belulang.

Pengamatan tersebut dilakukan di Lembah Issa, Tanzania, habitat yang kaya akan spesies hewan. Lembah ini merupakan rumah bagi simpanse, elang, dan predator lainnya.

Para peneliti percaya Imba menghadapi elang dan mencuri bangkai kijang. Mereka menduga bahwa Imba mungkin telah melihat elang itu membunuh kijang dan kemudian memutuskan untuk merebutnya.

Simpanse lain bergabung dengan Imba dan memakan dagingnya. Mereka menguliti bangkai hingga tinggal tengkorak.

Ini adalah contoh pertama “pemangsaan yang agresif” di Issa. Perilaku ini jarang diamati pada simpanse, yang merupakan hewan herbivora.

Peristiwa ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana dan kapan manusia purba awalnya mulai mengonsumsi daging, yang mungkin merupakan titik balik penting dalam evolusi mereka.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, pemangsaan yang agresif dapat memberikan batu loncatan penting bagi hominin untuk berburu. Transisi ini akan mendorong manusia dari “pemangsa marjinal” yang mengandalkan “sisa-sisa” predator, menjadi pemburu-pemangsa yang sukses dalam mengamankan bangkai yang telah dikuliti dari predator besar.

Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Nature menemukan bahwa hominin purba telah berburu hewan besar sejak setidaknya 2,6 juta tahun yang lalu. Studi ini didasarkan pada analisis fosil tulang hewan yang ditemukan di Kenya.

Studi lain yang diterbitkan tahun 2019 dalam jurnal Science menemukan bahwa hominin purba mungkin telah berburu hewan besar sejak 3,4 juta tahun yang lalu. Studi ini didasarkan pada analisis fosil tulang hewan dan alat batu yang ditemukan di Ethiopia.

Perilaku pemangsaan yang agresif oleh simpanse ini mendukung hipotesis bahwa pemangsaan memainkan peran penting dalam evolusi manusia. Perilaku ini menunjukkan bahwa simpanse, yang merupakan kerabat dekat manusia, mampu berburu hewan besar.

Perilaku ini juga menunjukkan bahwa simpanse mungkin telah berburu hewan besar selama ribuan tahun. Jika demikian, maka perilaku ini mungkin telah tersedia bagi hominin purba untuk dipelajari dan diadopsi.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih lanjut tentang perilaku pemangsaan pada simpanse dan bagaimana perilaku ini dapat dikaitkan dengan evolusi manusia.

Studi ini dipublikasikan di jurnalĀ Primates.