BAGIKAN
@vladsargu

Superager adalah kelompok orang yang berusia di atas 70 tahun, namun kemampuan kognitifnya sebanding dengan kebanyakan orang berusia paruh baya atau yang jauh lebih muda darinya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hal itu dikarenakan otak mereka entah bagaimana menolak perjalanan waktu.

Seiring bertambahnya usia, lambat laun otak kita biasanya akan mengalami proses penyusutan atau yang dikenal sebagai atrofi. Ini  yang menyebabkan berkurangnya daya ingat, kepikunan, dan berbagai fungsi kognitif lainnya seperti perhatian, perencanaan, penalaran serta strategi. Karena komunikasi yang melemah di antara berbagai wilayah otak.

Setidaknya ketika seseorang bertambah tua, ia mengalami kesulitan untuk memperoleh informasi yang sudah tersimpan di dalam otaknya. Namun, hal itu sepertinya tidak berlaku bagi orang-orang yang dikelompokkan ke dalam superage. Bahkan, kinerja otak superage tidak dapat dibedakan dari mereka yang berusia rata-rata di pertengahan 20-an. Percobaan yang telah dilakukan menunjukkan dengan magnetic resonance imaging (MRI) saat memindai aktivitas otak superage setelah menerima tugas memori yang menantang.

“Dengan menggunakan MRI, kami menemukan bahwa struktur otak superage dan konektivitas jaringan saraf mereka lebih mirip dengan otak orang-orang dewasa yang masih muda; superage telah menghindari atrofi otak yang biasanya terlihat pada orang dewasa yang lebih tua,” kata  ahli saraf Alexandra Touroutoglou dari Massachusetts General Hospital yang menerbitkan hasil temuannya di jurnal Cerebral Cortex.

“Ini adalah pertama kalinya kami memiliki gambar fungsi otak superage saat mereka secara aktif belajar dan mengingat informasi baru.”

Beberapa pemindaian otak baru-baru ini menemukan bahwa para superage tidak kehilangan volume otak seperti orang tua lainnya, yang menunjukkan bahwa jaringan saraf mereka secara aneh tahan terhadap penuaan. Namun, bagaimana superager menjaga ingatan mereka tetap utuh begitu lama masih menjadi misteri.

Penelitian dilakukan terhadap 40 orang dengan usia rata-rata 67 tahun, dan 41 orang dengan usia rata-rata 25 tahun. Kelompok yang lebih tua terdiri dari 17 orang superage, yang merupakan proporsi yang jauh lebih tinggi daripada yang terlihat pada populasi umum (biasanya hingga 5 persen), tetapi ukuran sampelnya masih relatif kecil.

“Orang-orang superage telah mempertahankan tingkat diferensiasi saraf yang sama, atau selektivitas, sebagaiman orang dewasa yang masih muda,” kata  psikolog Yuta Katsumi, juga dari MGH.

“Otak mereka memungkinkan mereka untuk membuat representasi yang berbeda dari berbagai kategori informasi visual sehingga mereka dapat secara akurat mengingat pasangan gambar-kata.”

Dengan ukuran sampel yang begitu kecil, sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sini. Para penulis mengakui temuan mereka cukup moderat dan mungkin tidak dianggap cukup signifikan oleh beberapa orang.

Beberapa penelitian awal telah menemukan bahwa superager mungkin memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu, yang dapat berperan dalam pemeliharaan pikiran mereka yang menakjubkan. Studi lain menunjukkan bahwa hal itu lebih dari sekadar keberuntungan dari lotere genetik. Terutama karena banyak superage yang tidak selalu bergaya hidup sehat.

Saat ini para peneliti sedang melakukan uji klinis untuk mengevaluasi apakah stimulasi elektromagnetik noninvasif, yang memberikan arus listrik ke area otak yang ditargetkan, dapat meningkatkan memori pada orang dewasa yang lebih tua.

Para peneliti juga berencana untuk mempelajari daerah otak yang berbeda untuk lebih memahami bagaimana superager belajar dan mengingat, dan mereka akan memeriksa gaya hidup dan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada memori luar biasa para superager.