BAGIKAN
pixabay.com

Ketika seorang dokter di Kanada, Samuel Bean, kehilangan dua istri pertamanya, Henrietta dan Susanna, dengan perbedaan waktu meninggal 20 bulan satu sama lain, dia memutuskan bahwa cara terbaik untuk menghormatinya adalah dengan menciptakan batu nisan yang didedikasikan untuk hobi mereka yang gemar memecahkan teka-teki. Dokter menyuruh mereka dikuburkan berdampingan di Rushes Cemetery di dekat Crosshill, Wellesley Township, Ontario, dan satu nisan ditempatkan di atas kuburan mereka. Batu nisan itu menghasilkan teka-teki, yang membuat para sejarawan kebingungan. Sampai akhirnya seorang ahli kripto amatir disibukkan hingga delapan puluh tahun berikutnya.

Sebuah replika batu nisan masih bisa dilihat di Pemakaman Rushes. Batu asli sebelumnya telah sangat lapuk dan diganti dengan sebuah replika berbahan granit yang tahan lama pada tahun 1982. Batu ini tingginya hampir mencapai 1 meter, dan terdapat sebuah pahatan jari tangan yang menunjuk ke arah langit dengan kata-kata “Gone Home” di atas kedua nama wanita tersebut. Di bawahnya terdapat sebuah kotak yang terukir oleh kombinasi 225 buah angka dan huruf secara acak.

Tanpa ragu, Dr. Samuel Bean dipastikan telah menerima banyak permintaan untuk mengungkapkan makna pesan samar tersebut, tapi dia tidak mengungkapkannya. Hingga pada tahun 1904, saat berlibur di Kuba, Dr. Bean jatuh dari kapal layar dan tenggelam. Rahasia dari batu nisan yang dikodekan itu pun hilang untuk selamanya.



Pada tahun 1947, sekitar delapan puluh tahun setelah istri Dr. Bean dimakamkan, akhirnya teka-teki itu untuk pertama kalinya dipecahkan oleh penjaga makam John L. Hammond, dimana makam tersebut berada di dekat ia tinggal. Hammond telah menyalin tulisan itu, membawanya pulang dan selama beberapa bulan dapat memahaminya.

Untuk memecahkan teka-teki itu, mulailah dari kolom ketujuh dari kiri dan pada huruf ketujuh dari atas dan baca dengan cara zig-zag. Jika dipecahkan dengan benar, seharusnya membaca:

IN MEMORIAM

HENRIETTA 1ST WIFE OF S BEAN M. D.

WHO DIED 27TH SEP 1865 AGED 23 YEARS 2 MONTHS & 17 DAYS

& SUSANNA HIS 2ND WIFE

WHO DIED 27TH APRIL 1867 AGED 26 YEARS 10 MONTHS & 15 DAYS

2 BETTER WIVES 1 MAN NEVER HAD

THEY WERE GIFTS FROM GOD BUT ARE NOW IN HEAVEN

MAY GOD HELP ME S. B. TO MEET THEM THERE

Namun, teka-teki ini tampaknya memiliki beberapa kesalahan, seperti yang dilihat TheRecord.com:

“Ada satu huruf-perbedaan antara dua batu itu. Pada baris 7, kolom 8, huruf “D” asli menjadi “E” pada replika – sebagaimana mestinya. Namun, tetap ada satu kesalahan yang tampak: di baris 8, kolom 14, masing-masing batu menunjukkan “B” tapi ini tidak memiliki tempat dalam teka-teki. Jika membuat “O” itu melengkapi kata “SO” dalam kalimat terakhir teka-teki itu. Saya suka berpikir bahwa Samuel memiliki surat-surat palsu yang diukirkan ke dalam marmer asli untuk akhirnya ditertawakan oleh tetangga kotanya.”

 

Bean bukanlah orang pertama yang memasukkan teka-teki ke dalam batu nisan.



Di ujung timur gereja gereja St Mary’s Priory Church, di Monmouth, Wales, ada nisan John Renie, pelukis rumah yang meninggal pada tahun 1832. Batu nisan Renie berupa empat persegi yang terdiri dari teka-teki akrostik 285 huruf. Dari huruf H yang lebih besar di kalimat tengah kalimat “Di sini terletak John Renie” dapat dibaca ke segala arah. Dikatakan bahwa kalimat tersebut bisa dibaca sebanyak 46.000 cara yang berbeda. Dipercaya bahwa Renie mengukir batu itu sendiri, mungkin dalam usaha untuk membingungkan Iblis, jadi pastikan Renie selamat jalannya ke surga.

Masih di sekitar gereja San Salvador, di kota Oviedo di Spanyol, ada sebuah makam dengan ungkapan Latin “SILO PRNCEPS FECIT” yang diukir sedemikian rupa sehingga kata-kata dapat dibaca dalam 270 atau 2024 cara yang berbeda, tergantung pada sumber mana yang Anda percaya.

Silo, Pangeran Oviedo, atau Raja Asturias, menggantikan Aurelius pada tahun 774, dan meninggal pada tahun 785. “Tidak diragukan lagi,” kata Barkham Burroughs, dalam Encyclopaedia of theound of Facts and Useful Information, diterbitkan tahun 1889, “prasasti di atas adalah komposisi biarawan Spanyol yang cerdik dan terpelajar.”