Galaksi-galaksi yang berukuran besar seperti galaksi Bima Sakti biasanya terdiri dari ratusan milyar bintang dan menjadi tempat tinggal dari lubang hitam supermasif dengan besaran massa dari hanya beberapa juta hingga mencapai 100 juta kali massa matahari pada pusatnya.
Hampir setiap galaksi di semesta yang pernah ditemukan mempunyai satu lubang hitam supermasif di pusatnya. Atau bisa kita katakan, setidaknya ada satu, karena baru-baru ini, untuk pertama kalinya tim peneliti internasional menemukan sebuah galaksi yang mempunyai tiga buah lubang hitam.
Galaksi NGC 6249 mempunyai bentuk yang tidak beraturan karena merupakan hasil penggabungan dari beberapa galaksi. Diperkirakan ada dua buah galaksi yang saling bertabrakan jutaan tahun yang lalu dan terlihat dari keberadaan dua buah lubang hitam supermasif di dalamnya. Tetapi, seperti yang dilaporkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics, hasil pengamatan terbaru telah menemukan tiga buah lubang hitam pada galaksi tersebut, bukan dua.
Gambaran unik dengan presisi tinggi dari galaksi NGC 6240 ini dihasilkan oleh 3D spectrograph yang dipasang pada teleskop 8m VLT di Chili, sebuah teleskop yang dioperasikan oleh European Southern Observatory (ESO). Spectrograph menggunakan resolusi tinggi spasial dilengkapi empat buah laser bintang buatan dan sebuah sistem optic adaptif. Dengan teknologi ini, gambar yang dihasilkan akan setara dengan teleskop angkasa Hubble, dengan tambahan adanya hasil spektrum dari setiap piksel gambar. Hasil gambar dengan spektrum sangat penting untuk menentukan pergerakan dan massa dari lubang hitam supermasif di NGC 6240.
“Melalui pengamatan dengan menggunakan resolusi spasial yang sangat tinggi kami berhasil mengamati adanya interaksi di sistem galaksi NGC 6240 memiliki tidak hanya dua -seperti yang diasumsikan sebelumnya- tetapi tiga buah lubang hitam supermasif pada pusatnya,” kata penulis utama Prof Wolfram Kollat Schny dari University of Gottingen.
Area yang diperbesar memperlihatkan tiga buah lubang hitam supermasif berada diantara gas yang terionisasi. P. Weilbacher (AIP), NASA, ESA, the Hubble Heritage (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration, and A. Evans (University of Virginia, Charlottesville/NRAO/Stony Brook University).
Setiap dari tiga lubang hitam supermasif tersebut memiliki massa lebih dari 90 juta kali massa matahari. Sebagai perbandingan, Sagitarius A*, lubang hitam supermasif yang ada di pusat galaksi Bima Sakti mempunyai massa ‘hanya’ 4 juta kali massa matahari. Ketiga lubang hitam tersebut berjarak kurang dari 3.000 tahun cahaya.
“Ini adalah lubang hitam dengan konsentrasi terbesar yang pernah ditemukan di semesta,” kata Dr. Peter Weilbacher dari Leibniz Institute for Astrophysics Potsdam (AIP). “Penemuan ini memberikan bukti terjadinya proses penggabungan dari tiga buah galaksi secara simultan dengan tiga buah lubang hitam di pusatnya.
Peristiwa penggabungan galaksi sangat jarang terjadi, tetapi sangat krusial dalam proses evolusi galaksi. Proses ini adalah mekanisme dalam pembentukan formasi dari hampir semua galaksi-galaksi besar di kosmos. Para astronom masih belum mengetahui secara pasti bagaimana peristiwa ini bisa terjadi dalam waktu kosmis yang singkat. Keberadaan galaksi hasil penggabungan lebih dari dua buah galaksi seperti NGC 6240 diharapkan bisa menjelaskannya.
“Jika terjadi proses penggabungan dari beberapa galaksi terjadi secara simultan, galaksi yang berukuran terbesar dengan lubang hitam supermasif di pusatnya akan mampu berkembang lebih cepat.” Kata Weilbacher. “Hasil pengamatan kami memberikan indikasi pertama dari skenario ini.”
Sekarang ini, masing-masing lubang hitam di galaksi tersebut masih terpisah satu sama lain, dan nantinya akan terus bergerak sampai akhirnya bergabung menjadi satu dalam jutaan tahun mendatang, menghasilkan gelombang gravitasi yang luar biasa kuatnya.