BAGIKAN
Sejak jaman dahulu bangsa Indonesia telah mampu membangun candi yang megah dan indah.  Bangunan candi merupakan salah satu bukti pencapaian tekologi perkuatan bangunan batu. Pada masa lampau bangsa Indonesia telah mampu membangun bangunan batu yang tinggi. Bahkan salah satu candi yang dibangun berlantai dua yaitu Plaosan. Pada masa sekarang mungkin masyarakat bertanya-tanya tentang bagaimana orang pada masa lalu dapat mendirikan bangunan candi. Beberapa menjawab bahwa candi dibangun memakai semacam perekat semacam semen. Beberapa pihak lainnya mengira bahwa candi dibangun dengan perekat yang dibuat dari putih telur. Setelah dilakukan kajian mendalam ternyata kedua pendapat ini patah. Candi dibangun tidak menggunakan semen atau sejenisnya. Candi juga tidak dibangun menggunakan putih telur. Candi dapat berdiri kokoh dan megah ternyata menggunakan metode-metode perkuatan yang efektif. Berikut adalah metode yang digunakan insinyur pada masa lalu dalam mendirikan bangunan candi.

sistem kaitan batu untuk gaya vertika dan horisontal

Batu-batu disusun dan dihubungkan secara horizontal maupun vertikal dengan berbagai sistem pen kait. Pada titik-titik tertentu, dipasang batu pengunci, agar kaitan tidak tergoyahkan.

bentuk bangunan yang semakin meruncing keatas

Pada bagian atap candi, batu-batu disusun dengan teknik lengkung yang semakin keatas semakin meruncing. Pada bagian puncaknya kemudian dikunci dengan batu penutup sungkup supaya ikatan batu menjadi kokoh. Batu penutup sungkup inilah yang menjadi titik kekuatan atap candi.

Pemakaian bahan batu bertumpuk yang berat turut mendukung kestabilan bangunan

Bangunan candi di Jawa Tengah dibangun menggunakan batu andesit atau batu yang berasal dari gunung api. Material ini disusun membentuk bangunan. Batu-batu ini dibentuk kotak sehingga menjadi blok blok batu dengan ukuran rata-rata 20 cm x 30 cm x 40 cm. Jumlah blok batu keseluruhan setiap candi kurang lebih 2000 blok. Masing -masing blok ini berbobot berat sehingga membantu kestabilan bangunan.