BAGIKAN
(pxhere)

Banyak penelitian telah dilakukan para ilmuwan untuk menyelidiki pengaruh jangka panjang konsumsi makanan dengan kalori tinggi terhadap tubuh, termasuk peningkatan lemak di tubuh, ketidakseimbangan hormon endokrin dan perubahan otot skeletal dan jaringan lemak kita.

Masih sedikit yang telah diketahui tentang mekanisme tubuh kita dalam mengantisipasi jika makan terlalu berlebih dalam suatu waktu, dan apakah dapat memberikan efek pada kesehatan secara keseluruhan. Penelitian terbaru ini berusaha mencari jawaban atas hal tersebut.

Tubuh manusia ternyata memiliki kapasitas yang sangat besar untuk mengantisipasi kelebihan pasokan kalori dalam jangka waktu yang panjang. Sebagai contoh, anggota suku Masai di Afrika timur, yang berpartisipasi dalam festival Guru Walla, sebuah tradisi menggemukkan badan, dimana para peserta akan berusaha untuk menambah berat badan mereka sebanyak-banyaknya dengan cara makan sebanyak mungkin.

Banyak peserta yang berhasil menambah hingga 11 kilogram lemak di tubuhnya hanya dalam waktu dua bulan dengan makan sekitar 8.700 kalori per hari, tiga kali lebih besar dari porsi kalori perhari yang dianjurkan bagi orang dewasa.

Dan ini adalah salah satu contoh ekstrim yang menunjukkan bahwa tubuh kita mampu dan siap dalam mengantisipasi kelebihan pasokan makanan, walaupun bukanlah hal yang baik. Bahkan apabila terjadi kelebihan makan selama jangka waktu pendek, hingga 24 jam, dapat memberikan konsekuensi negatif bagi kesehatan kita, termasuk meningkatnya kadar gula darah.

Dalam penelitian terbaru, tim peneliti dari University of Bath, Inggris, berusaha memahami lebih jauh, seberapa banyak manusia dapat terus makan hingga melewati melewati titik jenuh rasa kenyang. Mereka juga menyelidiki tentang efek makan berlebihan terhadap tubuh manusia, dengan menganalisa pengaruh makan berlebihan terhadap metabolisme tubuh beberapa jam sesudah makan. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition.

Penelitian ini melibatkan satu kelompok relawan yang terdiri dari 14 orang dewasa yang berusia antara 22 hingga 37 tahun. Dalam sebuah trial, para relawan diminta untuk memakan pizza sebanyak mungkin sampai mereka merasa sangat kenyang. Mereka rata-rata memakan sekitar 1.500 kalori dalam sekali makan.

Dihari yang berbeda, para relawan diminta untuk memakan sebanyak mungkin sampai mereka tidak sanggup untuk makan lagi, sampai melewati batas kenyang. Dan hebatnya, mereka masih sanggup untuk makan dengan jumlah porsi dua kali lebih banyak, sekitar 3000 kalori, dan beberapa relawan sanggup makan dalam jumlah porsi hampit dua setengah pizza ukuran besar (4.800 kalori).

Bisa diartikan bahwa, jika kita merasa kenyang, mungkin ‘kapasitas’ kita baru setengah penuh.

Sampel darah diambil setiap empat jam setiap awal makan untuk melihat bagaimana reaksi tubuh atas pasokan makanan berlebih. Dan yang mengejutkan, walaupun para relawan makan dalam porsi dua kali lebih banyak, hanya terjadi sedikit peningkatan kadar gula dan lemak dalam darah.

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan kadar gula dan lemak darah dalam tingkat normal mengindikasikan bagaimana metabolisme orang sehat bekerja. Juga menunjukkan resiko adanya resiko timbulnya penyakit yang berhubungan dengan metabolisme, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskuler.

Pada orang-orang yang aktif dan sehat, tubuh mereka mampu mengontrol kadar gula dan lemak dalam darah setelah makan besar dengan bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengontrol metabolisme.

Tim peneliti juga meneliti apa yang orang-orang rasakan selama masa setelah makan, dengan mengamati kondisi-kondisi seperti kenyang, mengantuk dan keinginan untuk memakan makanan tertentu.

Kadangkala kita masih menginginkan makanan penutup setelah makan besar, para relawan dalam penelitian ini juga merasakan keinginan untuk memakan makanan tertentu (bahkan makanan manis) setelah mereka makan hingga melewati batas kenyang, bahkan hingga empat jam setelah makan. Juga diketahui bahwa para relawan merasa lebih mengantuk dan kurang energi setelah makan terlalu banyak.

Para peneliti hanya melakukan pengamatan hingga jangka empat jam setelah makan besar untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana para partisipan menghadapi kondisi makan terlalu banyak. Jika para peneliti mengamati dalam waktu yang lebih lama dari empat jam, misalnya sekitar enam atau delapan jam, mungkin akan lebih banyak hal yang teramati, khususnya pada kadar lemak pada darah, karena diperlukan waktu yang lebih lama untuk naik kadarnya dalam darah.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa makan berlebihan sesekali tidak akan mengganggu kesehatan kita, walaupun begitu, makan berlebihan dalam periode 24 jam bisa mempengaruhi kualitas kesehatan kita. Jadi, fokus dari penelitian selanjutnya adalah untuk lebih memahami bagaimana tubuh kita menghadapi pasokan makanan selanjutnya setelah seseorang makan dalam jumlah kalori yang sangat besar.

Untuk memahami bagaimana tubuh mengantisipasi masuknya kalori kedalam tubuh dalam jumlah ekstrim membantu kita untuk lebih memahami apa yang akan terjadi jika kondisi tersebut berlangsung dalam jangka waktu panjang. Kualitas kesehatan tubuh manusia bergantung pada kemampuan tubuh untuk bisa bekerja lebih keras jika dibutuhkan (dengan meningkatkan insulin dalam darah, hormon pencernaan dan detak jantung) untuk mengontrol metabolisme tubuh.

Jika anda makan dengan jumlah kalori berlebihan setiap kali makan, anda beresiko terkena sindrom metabolik (kombinasi penyakit tekanan darah tinggi, diabetes dan obesitas) dan tubuh anda semakin lama akan tidak mampu lagi bereaksi pada situasi seperti ini.

Sebelum memulai penelitian ini, para peneliti berharap tubuh manusia dapat bereaksi terhadap kelebihan kalori yang sangat besar akibat makan terlalu banyak. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas tubuh manusia mampu menghadapi tekanan akibat makan terlalu banyak, dengan mengatur ketat kadar gula darah dan tekanan darah.

Walaupun penelitian kali ini berfokus pada orang-orang yang berusia muda dan sehat, penting juga untuk mengetahui bagaimana tubuh menghadapi pasokan kalori yang sangat besar pada orang-orang dengan berat badan berlebih atau beresiko tinggi terkena penyakit-penyakit seperti diabetes tipe 2.

Walau makan terlalu banyak sesekali adalah normal, dan tidak terlalu berdampak pada kualitas kesehatan kita, tetapi penting juga untuk selalu menekankan bahwa makan dalam jumlah porsi yang berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan. Hal ini disebabkan karena makan dengan jumlah kalori berlebihan, dalam jangka panjang akan menyebabkan naiknya berat badan dan meningkatkan resiko terkena penyakit-penyakit metabolik.


(PhD Candidate, Department for Health, University of Bath), (Senior Lecturer in Nutrition, Metabolism and Statistics, University of Bath), (PhD Candidate, Health, University of Bath)

The Conversation