BAGIKAN

Sebuah danau di Pegunungan Himalaya India bernama Danau Roopkund mendapatkan julukannya sebagai Danau Tengkorak atau Danau Misteri. Hal tersebut dikarenakan keberadaan ratusan sisa-sisa tengkorak manusia yang tersebar di dalam danau dan sekitarnya, yang pada akhirnya menimbulkan berbagai pertanyaan. Apa yang telah membawa mereka ke danau ini dan apa yang telah menyebabkan kematiannya secara massal pada satu lokasi yang sama.

Dipercaya kehadiran sisa-sisa jasad manusia itu sebagai akibat dari sebuah bencana besar yang telah menewaskan ratusan orang dari tempat yang sama di India. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama satu dekade menunjukkan bahwa kerangka-kerangka tersebut berasal dari berbagai kelompok berbeda dengan keterpautan peristiwa sejauh 1.000 tahun dari setidaknya dua episode peristiwa yang berbeda.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Nature Communications .

“Melalui penggunaan analisis biomolekul, seperti DNA purba, rekonstruksi isotop stabil dari pola makan, dan penanggalan radiokarbon, kami menemukan bahwa sejarah Danau Roopkund lebih kompleks daripada yang pernah kami perkirakan,” kata ahli genetika David Reich dari Harvard Medical School.

Sejak penelitian satu dekade yang lalu tersebut, ahli genetika Kumarasamy Thangaraj dari Pusat CSIR India untuk Biologi Seluler dan Molekuler dan koleganya, Lalji Singh, yang mengurutkan DNA mitokondria dari 72 kerangka, mulai mengungkap bahwa memang beberapa kerangka memiliki DNA yang berasal dari India. Tetapi tidak semuanya. Karena beberapa kerangka lainnya tampaknya berasal di sekitar Eurasia Barat.


(Himadri Sinha Roy)

Pengurutan genom secara keseluruhan dari 38 jasad mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga kelompok berbeda di antara kerangka-kerangka Roopkund. Kelompok pertama terdiri dari 23 jasad dengan leluhur yang terkait dengan masyarakat dari India saat ini, yang tampaknya tidak berhubungan secara genetik, berasal dari berbagai kelompok berbeda. Kelompok terbesar kedua terdiri dari 14 jasad dengan keturunan yang paling dekat hubungannya dengan orang-orang yang tinggal di Mediterania timur, terutama Kreta dan Yunani masa kini. Dan yang terakhir, satu jasad ketiga sebagai sisanya, memiliki DNA yang menunjukkan keberasalan dari Asia Tenggara.

“Kami sangat terkejut dengan genetika kerangka Roopkund,” kata ahli biologi evolusi, Eadaoin Harney, dari Universitas Harvard.

“Keberadaan jasad-jasad dari leluhur yang secara tipikal terkait dengan Mediterania timur menunjukkan bahwa Danau Roopkund bukan hanya tempat yang menarik bagi orang lokal, tetapi juga menarik bagi berbagai pengunjung dari seluruh dunia.”

Hal ini diperkuat oleh analsis isotop terhadap bahan makanan yang biasa dikonsumsi melalui ekstraksi tulang, yang menunjukan keberadaan berbagai kelompok dari lokasi berbeda. Isotop stabil tertentu di dalam tanah dapat terserap oleh tanaman, yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. Isotop yang menggantikan sebagian kalsium dalam gigi dan tulang, pada akhirnya dapat dicocokkan dengan lokasi geografis.


(Pramod Joglekar)

“Jasad yang berasal dari kelompok India memiliki pola makan yang sangat bervariasi, menunjukkan ketergantungan pada sumber makanan yang berasal dari C3 dan C4. Temuan ini konsisten dengan bukti genetik bahwa mereka milik dari berbagai kelompok sosial ekonomi di Asia Selatan,” kata rekan penulis senior Ayushi Nayak dari Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia. “Sebaliknya, jasad dari keturunan yang terkait dengan Mediterania timur tampaknya telah mengkonsumsi makanan dengan sangat sedikit milet.”

Temuan ini juga mengungkapkan kejutan kedua tentang kerangka Danau Roopkund. Penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa kerangka tidak tersimpan pada waktu yang sama, seperti yang diasumsikan sebelumnya.

Penelitian ini menemukan bahwa dua kelompok genetik utama sebenarnya terpisah sekitar 1.000 tahun. Pertama, selama abad 7-10 M, jasad-jasad terkait keturunan India meninggal di Roopkund, mungkin selama beberapa peristiwa yang berbeda. Pada abad ke 17-20 bahwa dua kelompok lainnya, kemungkinan terdiri dari para pelancong dari Mediterania timur dan Asia Tenggara tiba di Danau Roopkund. “Temuan ini menunjukkan kekuatan penanggalan radiokarbon, karena sebelumnya telah diasumsikan bahwa kerangka Danau Roopkund adalah sebagai akibat dari satu peristiwa bencana,” kata rekan penulis senior Douglas J.

“Masih belum jelas apa yang membawa orang-orang ini ke Danau Roopkund atau bagaimana mereka mati,” kata Rai. “Kami berharap bahwa penelitian ini merupakan yang pertama dari berbagai analisis terhadap situs misterius ini.”