BAGIKAN
Robert Larsson / Unsplash

Barangkali anda sudah pernah mengalami bagaimana menghadapi anak remaja yang moody dan sulit untuk diatur. Ternyata bukan hanya manusia yang bertingkah menyulitkan ketika berada pada fase remaja, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa anjing juga bertingkah laku sulit diatur, keras kepala dan tidak patuh ketika mencapai usia pubertas pada usia sekitar delapan bulan.

Para peneliti mengamati perilaku 378 ekor anjing dan menemukan bahwa hewan tersebut lebih patuh dan lebih responsif ketika telah melewati usia delapan bulan, tetapi hanya kepada pemiliknya, bukan pada pelatih yang tidak dikenalnya.

Dan anjing tidak hanya terlihat mengalami masa-masa sulit ketika menginjak usia remaja seperti manusia, tetapi mereka juga merasa frustasi seperti yang kita rasakan pada kedua orang tua kita atau orang yang merawat kita ketika mencapai usia remaja. Tentu saja perilaku ini membuat seekor anjing harus tinggal lebih lama di penampungan sebelum akhirnya diadopsi.



“Ini adalah masa yang sangat penting dalam kehidupan seekor anjing,” kata Lucy Asher, seorang peneliti perilaku anjing dari Newcastle University, Inggris. “Ketika anjing yang telah diadopsi kemudian dikembalikan ke penampungan karena mereka bukan lagi anjing kecil yang lucu dan menggemaskan dan pemilik anjing merasa kesulitan untuk mengendalikan dan melatih mereka.”

Para pemilik anjing harusnya menyadari, seperti halnya seorang anak yang memasuki usia remaja, begitu juga pada anjing, mereka harus melewati fase tersebut dan akan berlalu seiring dengan bertambahnya usia.

Dalam sebuah eksperimen yang melibatkan 93 ekor labrador retriever, golden retriever dan jenis peranakan silang, anak-anak anjing yang berusia delapan bulan membutuhkan lebih banyak waktu dan terlihat enggan untuk menuruti perintah “duduk” yang diberikan pengasuhnya dibandingkan ketika mereka berusia lima bulan. Anjing yang berumur delapan bulan juga menunjukkan keengganan yang sama atas perintah yang diberikan oleh orang yang tidak mereka kenal.

Para peneliti menemukan bukti tentang perilaku ini pada data survey dari 285 labrador, golden retriever, German Shepherd dan jenis peranakan silang. Para pemilik dan pelatih anjing menjadi kurang mengenal perilaku anjing ketika diminta untuk mengevaluasi kemampuan hewan tersebut untuk dilatih dengan menjawab pertanyaan tentang kepatuhan dan seberapa cepat mereka merespon perintah.

Ternyata para pengasuh anjing memberikan ranking “kurang patuh” pada anjing-anjing asuhan mereka yang berusia delapan bulan bila dibandingkan dengan yang berusia lima bulan dan 12 bulan. Para pelatih melaporkan bahwa tingkat kepatuhan akan meningkat pada usia antara lima hingga delapan bulan.

“Dan sangat penting bagi para pemilik anjing untuk tidak memberikan hukuman pada anjing peliharaan mereka atas ketidakpatuhan atau menarik diri secara emosional dari anjing anda pada saat-saat tersebut,” kata Asher. “Jika mereka melakukannya, malah akan memperburuk perilaku anjing anda, seperti halnya anak-anak remaja manusia.”



Penemuan lainnya dari penelitian ini adalah perilaku kurang percaya diri pada anjing betina dengan menunjukkan tanda-tanda kebutuhan untuk selalu ‘terikat’ dan merasa gelisah ketika terpisah dari pemiliknya. Anjing betina mencapai masa pubertas lebih awal dari anjing jantan, dan mungkin juga mirip dengan perilaku anak remaja manusia.

Apabila pemilik anjing bisa mengerti bahwa anjing mereka sedang melewati ‘masa-masa remaja’ (berhubungan dengan perubahan pola otak dan hormon), mungkin kasus pemulangan kembali anjing ke penampungan bisa berkurang. Para peneliti juga mengatakan bahwa penelitian pada anjing ini sangat menarik, dan mungkin nantinya bisa membantu penelitian selanjutnya tentang usia pubertas pada manusia, untuk melihat apakah ada kemiripan di antara kedua spesies ini.

“Banyak pemilik anjing dan para profesional yang telah lama mengetahui dan merasakan bahwa perilaku anjing mereka menjadi menyulitkan ketika mencapai masa pubertas,” kata Naomi Harvey, seorang pakar zoologi dari University of Nottingham, Inggris. “Tetapi hingga kini belum pernah ada data empiris tentang perubahan perilaku ini.”

“Hasil penelitian kami menunjukkan adanya perubahan perilaku pada anjing yang paralel dengan hubungan orangtua dan anak, seperti juga konflik antara anjing dan pemiliknya. Dan sama dengan perilaku anak remaja manusia, fase ini akan berlalu.”

Penelitian ini telah dipublikasikan pada Biology Letters.